Tuesday, July 25, 2017

√ Lima Dimensi Teori Caring Keperawatan Swanson

Nasrani M. Swanson, R.N., Ph.D., F.A. A. N., lahir pada tanggal 13 Januari 1953 di Provinsi Rhode Island. Ia memperoleh gelar sarjananya (magna cum laude) dari University of Rhode Island College of Nursing tahun 1975. Setelah lulus, ia memulai karirnya sebagai Registered Nurse pada University of Massachusetts Medical Center di Worcester. Setelah mendapatkan gelar Magister Keperawatan pada tahun 1978.

Swanson bekerja selama setahun sebagai pelatih klinik keperawatan medikal bedah di University of Pennsylvania School of Nursing dan terdaftar pada kegiatan Ph.D keperawatan di University of Colorado in Denver, Colorado. Ia mempelajari psikososial keperawatan yang menekankan pada konsep kehilangan, stress, coping, kekerabatan interpersonal, individu dan kepribadian, lingkungan dan kepedulian (caring).

Asal mula teori caring Swanson muncul ketika ia sedang mewawancarai perempuan yang mengalami keguguran, orangtua yang mempunyai anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk mendapatkan banyak sekali macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).

Melalui wawancara ini, Swanson bisa memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada dikala yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diharapkan seorang perawat untuk merawat pasien.


Menurut Swanson ada lima dimensi yang mendasari Konsep caring Yaitu :

1. Maintaining Belief

Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap insiden hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil pesan yang tersirat dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun. Tujuannya yakni untuk memungkinkan orang lain terbantu dalam batas-batas kehidupannya sehingga bisa menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan, memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang yakni dasar dari caring dalam praktek keperawatan.

Subdimensi:
  • Believing in, Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi dan masuk akal terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi.
  • Offering a hope-filled attitude, Menunjukkan sikap bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap duduk perkara yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat.
  • Maintaining realistic optimisme, Menjaga dan mengambarkan optimisme perawat dan impian terhadap apa yang menimpa klien secara realistis dan berusaha menghipnotis biar klien mempunyai optimisme dan impian yang sama.
  • Helping to find meaning, Membantu klien menemukan makna akan duduk perkara yang terjadi sehingga klien perlahan - lahan mendapatkan bahwa setiap orang sanggup mengalami apa yang dialami klien.
  • Going the distance (menjaga jarak), Semakin jauh menjalin/menyelami kekerabatan dengan tetap menjaga kekerabatan sebagai perawat-klien yang tujuan selesai dalam tahap ini yakni keyakinan klien sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total oleh perawat kepada klien.

2. Knowing

Knowing yakni berjuang untuk memahami insiden yang mempunyai makna dalam kehidupan klien. Mempertahankan keyakinan yakni dasar dari caring keperawatan, knowing yakni memahami pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan perkiraan perawat mengetahui kebutuhan klien, menggali/menyelami gosip klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk mulut dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan persepsi antara perawat dan klien. Knowing yakni penghubung dari keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan.

Subdimensi:
  • Avoiding assumptions, Menghindari asumsi-asumsi
  • Assessing thoroughly, Melakukan pengkajian menyeluruh mencakup bio psiko sosial spitual dan kultural
  • Seeking clues, Perawat menggali gosip - gosip secara mendalam
  • Centering on the one cared for, Perawat berfokus pada klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan
  • Engaging the self of both, Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang efektif

3. Being With

Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi, menyebarkan perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama – sama klien dengan maksud memperlihatkan kepada klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan.

Subdimensi:
  • Non-burdening, Perawat berhubungan dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam melaksanakan tindakan keperawatan
  • Convering availability, Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being.
  • Enduring with, Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam meningkatkan kesehatan klien
  • Sharing feelings, Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan perjuangan peningkatan kesehatan klien.
Dengan “Being with” perawat sanggup memperlihatkan dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan serta mempunyai sikap faktual dan bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk sesuatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.



4. Doing For

Doing for berarti bersama – sama melaksanakan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.

Subdimensi:
  • Comforting ( mengatakan kenyamanan), Dalam melaksanakan tindakan keperawatan dilakukan dengan mengatakan kenyamanan pada klien dan menjaga privasi klien.
  • Performing competently ( memperlihatkan ketrampilan), Tidak hanya berkomunikasi dan mengatakan kenyaman dalam tindakannya, perawat juga memperlihatkan kompetensi atau skill sebagai perawat professional
  • Preserving dignity (menjaga martabat klien), Menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.
  • Anticipating ( mengatisipasi ), Perawat dalam melaksanakan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan keluarga
  • Protecting (melindungi), Melindungi hak-hak pasien dalam mengatakan asuhan keperawatan dan tindakan medis

5. Enablings

Enabling yakni memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap insiden dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung dengan focus duduk perkara yang relevan, berfikir melalui duduk perkara dan menghasilkan alternative pemecahan duduk perkara sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau klien bisa melaksanakan tindakan yang tidak biasa ia lakukan dengan cara mengatakan dukungan, memvalidasi perasaan dan mengatakan umpan balik / feedback.

Subdimensi:
  • Validating (memvalidasi), Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
  • Informing( mengatakan informasi), Memberikan gosip yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
  • Supporting (mendukung), Memberikan proteksi kepada klien dalam mencapai kesejahteraan / well being sesuai kapasitas sebagai perawat
  • Feedback (memberikan umpan balik), Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus dan menciptakan alternative)

Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam kegiatan peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan medis. (Potter & Perry, 2009)

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com