Monday, September 11, 2017

√ Interaksi Sosial

PENGERTIAN INTERAKSI SOCIAL

Menurut H. Bonner dalam bukunya yang berjudul Sosial Psychology, mengemukakan bahwa : Interaksi social ialah suatu korelasi antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Dengan demikian antara individu yang berinteraksi senantiasa merupakan korelasi timbal balik dan saling menghipnotis secara timbal balik pula.

 Bonner dalam bukunya yang berjudul Sosial Psychology √ Interaksi sosial
Interaksi sosial


FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI BERLANGSUNGNYA INTERAKSI SOCIAL

Interaksi dari :
  • Faktor imitasi 
  • Faktor sugesti 
  • Faktor identifikasi 
  • Faktor simpati

Kelangsungan interaksi social ini, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana, ternyata merupakan proses yang kompleks, ternyata ada beberapa factor yang mendasari kelangsungan interaksi social.

Adapun faktor-faktor yang mendasarinya berlangsungnya interaksi sosial ialah sebagai berikut :


1.Faktor Imitasi :

Pada mulanya seluruh kehidupan social berawal dari proses imitasi. Misalnya saja kita amati bagaimana seorang anak berguru berbicara, mula-mula ia seolah-olah mengimitasi dirinya sendiri, ia mengulang-ulang suara kata-kata menyerupai : ba-ba-ba atau la-la-la yang bertujuan untuk melatih fungsi pengecap dan mulutnya untuk berbicara. Kemudian ia mengimitasi orang lain, biasanya dari orang yang terdekat lebih dahulu yaitu ibunya, untuk mulai mengucapkan kata-kata dan kalimat yang ia dengar dan ia mulai mengartikan kata-kata dan mengimitasinya dari orang lain.

Sebelum seseorang mengimitasi suatu hal terlebih dahulu haruslah terpenuhi beberapa syarat, yaitu : 
  1. Minat perhatian yang cukup besar akan hal tersebut. 
  2. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi. 
  3. Dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan atau tingkah laris alasannya ialah hal itu mempunyai penghargaan social yang tinggi. 
Kaprikornus seseorang mungkin mengimitasi sesuatu alasannya ialah ingin memperoleh penghargaan social didalam lingkungannya. Kaprikornus gotong royong imitasi merupakan suatu segi dari proses interaksi social yang menunjukan mengapa dan bagaimana sanggup terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.


2.Faktor sugesti

Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi social hampir sama, bedanya ialah bahwa dalam imitasi seseorang mengikuti sesuatu diluar dirinya, sedangkan pada sugesti ialah dimana seseorang memperlihatkan pandangan atau sikap dari dirinya kemudian diterima pleh orang lain. Rumusan sugesti dalam ilmu jiwa social ialah : proses dimana seorang individu mendapatkan suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laris dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.


Persyaratan yang memudahkan sugesti terjadi pada seseorang yaitu :


a. Sugesti alasannya ialah kendala berfikir.

Hal ini sering terjadi pada orang yang telah berfikir atau pada seseorang yang sedang mengalami rangsangan-rangsangan emosional, sehingga proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara pribadi mendapatkan tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala efek atau pandangan-pandangan dari orang lain.

b.Sugesti alasannya ialah pikiran terpecah-pecah {disosiasi}.

Sugesti gampang terjadi juga pada orang-orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah. Hal ini sanggup terjadi, contohnya pada seseorang yang mengalami kebingungan alasannya ialah dihadapkan pada kesulitan-kesulitan hidup yang terlalu komplek, sehingga ia lebih gampang terkena oleh sugesti orang lain yang mengetahui jalan keluarnya dari kesulitan-kesulitan yang ia hadapi tersebut.


c.Sugesti alasannya ialah otoritas atau prestise.

Proses sugesti cendrung terjadi pada orang-orang yang sikapnya mendapatkan pandangan-pandangan tertentu dari seseorang yang mempunyai keahlian tertentu, sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise social yang tinggi.

d.Sugeti alasannya ialah mayoritas.

Dalam hal ini orang banyak kerap kali cendrung akan mendapatkan suatu pandangan atau ucapan itu disokong oleh lebih banyak didominasi oleh sebagian besar dari golongannya, kelompoknya atau masyarakatnya. Mereka cenderung untuk mendapatkan pandangan itu tanpa pertimbangan lebih lanjut, alasannya ialah bila kelompok atau golongan sudah beropini demikian, ia pun rela ikut beropini demikian pula.

e.Sugesti alasannya ialah “well to believe”

Yang terjadi dalam sugesti ini ialah diterima suatu sikap, pandangan alasannya ialah sikap atas pandangan itu gotong royong sudah terdapat padanya, tetapi dalam keadaan terpendam. Dalam hal ini isi dari sugesti akan diterima tanpa pertimbangan lebih lanjut alasannya ialah pada orang yang bersangkutan sudah terdapat suatu kesediaan.Untuk lebih sadar dan yakin akan hal-hal yang gotong royong sudah terdapat padanya.


3.Faktor Identifikasi :

Identifikasi ialah sebuah istilah dari psikologi Sigmund Freud, diman menjelaskan bahwa cara-cara seseorang anak berguru norma-norma social dari orang tuanya. Hal tersebut mulai pada umur kurang lebih 5 tahun anak mulai menyadari bahwa dalam kehidupan itu ada norma-norma dan peraturan-peraturan yang harus dipenuhi, dan yang harus ia pelajari.

Pertama-tama ia mempelajarinya alasannya ialah menerima didikan dan isyarat dari orangtuanya, biasanya anak lelaki terhadap ayahnya dan anak wanita kepada ibunya. Identifikasi itu berarti kecenderungan atau keinginan dalam diri anak untuk menjadi sama menyerupai kedua orang tuanya.


Proses terjadinya identifikasi :
  • Berlangsung secara tak sadar {dengan sendirinya}.
  • Secara irasional menurut perasaan-perasaan. 
  • Berkembang bahwa identifikasi berkhasiat untuk melengkapi system norma dan cita-cita. 
Setelah masa pubertas, paling banyak melaksanakan identifikasi dengan orang lain dari pada orang tuanya, mulai melepaskan identifikasinya dengan orang renta dan mencapai norma kehidupan sendiri. Tetapi pada insan remaja kerap kali akan mengidentifikasinya dirinya dengan bawah umur {orang yang lebih muda} sehingga terjadi suatu kondisi yang timbal balik, yang merupakan cirri khas dalam interaksi social. Disini terang bahwa interaksi korelasi social yang berlangsung pada identifikasi itu lebih mendalam daripada korelasi yang berlangsung melalui proses-proses sugesti maupun imitasi.


4.Faktor simpati.

Simpati sanggup dirumuskan sebagai perasaan tertariknya seseorang terhadap orang lain yang timbul atas dasar evaluasi perasaan. Pada simpati dorongan utama ialah ingin mengerti dan ingin kolaborasi dengan orang lain, sedangkan pada identifikasi dorongan utamanya ialah ingin mengikuti, menggandakan jejak orang lain yang dianggap ideal bagi dirinya.

Jenis-jenis situasi sosial.

Situasi social ialah suatu situasi dimana terdapat saling korelasi antara insan yang satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain tiap-tiap situasi social dimana terjadi interaksi social disebut situasi social.

Menurut spesialis berjulukan M. Sherif situasi social itu sanggup dibagi kedalam 2 golongan utama, yaitu :
  1. Situasi kebersamaan. 
  2. Situasi kelompok social.

Faktor yang memilih berlangsungnya interaksi social.

Salah satu cara seseorang melaksanakan interaksi social yaitu dengan memakai komunikasi antar individu atau komunikasi secara interpersonal.

Adapun factor-faktor untuk menumbuhkan korelasi interpersonal yang baik ialah sebagai berikut :

1.Adanya rasa percaya

Faktor percaya merupakan hal yang penting pengaruhnya terhadap komunikasi interpersonal. Secara ilmiah percaya didefinisikan sebagai : mengandalkan sikap orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak niscaya dan dalam situasi yang penuh resiko.{Eiffin, 1967:224-234}.

Definisi diatas menyebutkan tiga unsure percaya :
  1. Ada situasi yang menjadikan resiko. 
  2. Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada sikap orang lain. 
  3. Orang yang yakin bahwa sikap orang lain akan berakibat baik baginya. 
 Ada tiga factor yang sanggup menumbuhkan rasa percaya :
  1. Menerima ialah kemampuan bekerjasama dengan orang lain tanpa menilai dan berusaha mengendalikan. 
  2. Empati ialah factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya diri orang lain. 
  3. Kejujuran ialah factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya.

2.Sikap suportif.

Adalah sikap yang mengurangi sikap melindungi diri dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi social. Seorang andal yang berjulukan Jack R. Gibb mengemukakan 6 sikap yang menjadikan sikap suportif. Hasil penelitiannya bahwa sering orang memakai sikap defensif, makin besar kemungkinan komunikasi menjadi defensif.

Iklim Defensif antara lain ialah :
  1. Evaluasi. 
  2. Kontrol. 
  3. Strategi. 
  4. Netralitas. 
  5. Superioritas. 
  6. Kepastian. 

 Iklim Suportif antara lain ialah :
  1. Deskripsi. 
  2. Orintasi masalah. 
  3. Spontanitas. 
  4. Empati.
  5. Persamaan. 
  6. Profesinalisme. 

3.Sikap terbuka. 

Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. 

Perbedaan karakteristik orang yang terbuka dengan orang yang tertutup : 

Sikap terbuka : 
  1. Menilai pesan secara objektif dengan memakai data dari keajegan logika. 
  2. Membedakan dengan gampang melihat nuansa. 
  3. Berorintasi pada isi. 
  4. Mencari isu dari banyak sekali sumber. 
  5. Lebih bersifat professional dan bersedia mengubah kepercayaannya. 
Sikap tertutup : 
  1. Menilai pesan menurut motif-motif pribadi. 
  2. Berfikir simplitis { berfikir hitam putih tanpa nuansa } 
  3. Bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi pesan. 
  4. Mencari isu ihwal kepercayaan orang dari sumbernya sendiri. 
  5. Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh system kepercayaannya 
  6. Menolak, mengabaikan, menolak pesan yang tidak konsisten dengan system kepercayaannya.

Demikianlah artikel ihwal "Interaksi sosial", supaya bermanfaat.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com