Thursday, August 17, 2017

√ Laporan Pendahuluan / Lp Asma Bronchiale Lengkap, Download Pdf Dan Ms.Word

Untuk mend0wnl0ad Laporan Pendahuluan Asma Bronchiale Dalam bentuk Ms. Word dan PDF silahkan Klik dibawah ini :
Untuk sahabat sejawat sekalian yang sedang mencari Laporan Pendahuluan Asma Bronchiale atau Asma Bronkial Pada Anak. pada kesempatan kali ini kami bagikan Laporan Pendahuluan / LP Asma Bronkial Pada Anak Lengkap silahkan Download pada Link Diatas atau bisa dibaca dibawah.


Laporan Pendahuluan Asma Bronchiale Pada Anak

Pengertian

Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan anutan udara terhambat lantaran konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).

Asma ialah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan lantaran hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang mengakibatkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma sanggup terjadi pada siapa saja dan sanggup timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada belum dewasa usia di bawah 5 tahun dan orang remaja pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011).

Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), ialah suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme, inflamasi dan peningkatan sekresi jalan napas terhadap banyak sekali stimulan.


Etiologi

a. Faktor Predisposisi

Genetik merupakan faktor predisposisi dari asma bronkhial.

b. Faktor Presipitasi

ada 7 faktor Presipitasi yang sanggup mengakibatkan asma pada anak yaitu.

1. Alergen.

allergi dianggap memiliki peranan pad sebgian besar anak dengan asma. Disamping itu hiper reaktivitas saluran nafas juga merupakan faktor yang penting. Bila tingkat hiper reaktivitas bronchus tinggi, diharapkan jumlah allergen yang sedikit dansebaliknya jikalau hiper reaktivitas rendah diharapkan jumlah antigen yang lebih tinggi untuk menjadikan serangan asma.

Sensitisasi tergantung pada usang dan intnsitas hubungan dengan materi alergen berafiliasi dengan umur. Bayidan anak kecil sering berafiliasi dengan sisi dari debu rumah, contohnya tungau, serpih atau bulu binatang, spora jamur yang terdapat di rumah. Dengan bertambahnya umur makin banyak jenis allergen pencetusnya. Asma lantaran masakan sering terjadi pada bayi dan anak kecil.

2. Infeksi.

Biasanya infeksi virus, terutama pada bayi dan anak. Virus yang mengakibatkan ialah respiratory syncytial virus (RSV) dan virus para influenza. Kadang-kadang lantaran kuman misalnya; pertusis dan streptokokus, jamur, contohnya Aspergillus dan benalu menyerupai Askaris.

3. Iritan.

Hair spray, minyak wangi, semprot nyamuk, asap rokok, bacin tajam dari cat, SO2 dan polutan udara lainya sanggup memacu serangan asma. Iritasi hidung dan batuksendiri sanggup menjadikan refleks bronkokonstriksi.

4. Cuaca.

Perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara berafiliasi dengan percepatan dan terjadinya serangan asma

5. Kegiatan jasmani

Kegiatan jasmani berat, contohnya berlari atau naik sepeda sanggup memicu serangan asma. Bahkan tertawa dan menangis yang berlebihan sanggup merupakan pencetus. Pasien dengan faal paru di bawah optimal amat rentan terhadap kegiatan jasmani.

6. Infeksi saluran nafas.

Infeksi virus pada sinus, baik sinusitis akut maupun kronis sanggup memudahkan terjadinya sma pada anak. Rinitis alergika sanggup memberatkan asma melalui mekanisme iritasi atau refleks.

7. Faktor psikis.

Faktor psikis merupakan penggerak yang dihentikan diabaikan dan sangat kompleks. Tidak adanya perhatian dan / atau tidak mau mengakui persolan yang berafiliasi dengan asma oleh anak sendiri / keluarganya akan menggagalkan perjuangan pencegahan. Sebaliknya terlalu takut terhadap adanya serangan atau hari depan anak juga sanggup memperberat serangan asma.

Serangan asma sanggup timbul disebabkan banyak sekali penggerak bersamaan contohnya pada anak dengan penggerak alergen sering disertai penggerak non allergen yang sanggup mempercepat dan memperburuk serangan. Faktor penggerak ialah alergen dan infeksi; diduga infeksi virus memperkuat reaksi penggerak alergenik maupun non alergenik. Serangan sanggup terjadi pada seorang anak sehabis menerima infrksi virus pada saluran nafas atas kemudian berlari-lari pada udara dingin.


Tanda dan Gejala / Manifestasi Klinik

Gejala awal :
  1. Batuk 
  2. Dispnea 
  3. Mengi (whezzing) 
  4. Gangguan kesadaran, hyperinflasi dada 
  5. Tachicardi 
  6. Pernafasan cepat dangkal 
Gejala lain :
  1. Takipnea 
  2. Gelisah 
  3. Diaphorosis 
  4. Nyeri di abdomen lantaran terlihat otot abdomen dalam pernafasan 
  5. Fatigue ( kelelahan) 
  6. Tidak toleran terhadap aktivitas: makan, berjalan, bahkan berbicara. 
  7. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai pernafasan lambat. 
  8. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi 
  9. Sianosis sekunder 
  10. Gerak-gerak retensi karbondioksida menyerupai : berkeringat, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi.

Patofisiologi asma pada anak

Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap materi iritasi dan stimulus lain. Dengan adanya materi iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan akhir ikatan IgE dan antigen mengakibatkan pengeluaran histamin dan zat perantara lainnya. Mediator tersebut akan menawarkan tanda-tanda asthma.  Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang ditandai dengan bronkokontriksi (1-2 jam); tahap delayed dimana brokokontriksi sanggup berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih usang ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan nafas beberapa ahad atau bulan.

Asma juga sanggup terjadi faktor pencetusnya lantaran latihan, kecemasan, dan udara dingin. Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan peningkatan sekresi mukus. Hal ini mengakibatkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan sanggup menjadikan distres pernafasan. Anak yang mengalami astma gampang untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi lantaran edema pada jalan nafas.Dan ini mengakibatkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02, sehingga terjadi penurunan P02 (hipoxia).Selama serangan astmatikus, CO2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan mengakibatkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menjadikan hiperventilasi dan sanggup menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).
Pathway Asma
Download Pathway Asma Bronchiale DISINI

Klasifikasi / Pembagian asma pada anak.

1. Asma episode yang jarang.

Biasanya terdapat pada anak umur 3 – 8 tahun. Serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi virus saluran nafas serpihan atas. Banyaknya serangan 3 – 4 kali dalam 1 tahun. Lamanya serangan sanggup beberapa hari, jarang merupakan serangan yang berat.

Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari. Mengi sanggup berlangsung kurang dari 3-4 hari, sedang batuk-batuknya sanggup berlangsung 10 – 14 hari. Manifestasi alergi lainya misalnya, eksim jarang terdapat pada golongan ini. Tumbuh kembang anak biasanya baik, diluar serang tidak ditemukan kelainan. Waktu remisi berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Golongan ini merupakan 70 – 75 % dari populasi asma anak.

2. Asma episode yang sering.

Pada 2/3 golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3 tahun. Pada permulaan, serangan berafiliasi dengan infeksi saluran nafas akut. Pada umur 5 – 6 tahun sanggup terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas. Biasanya orang renta menghubungkan dengan perubahan udara, adanya alergen, kegiatan fisik dan stress. Banyak yang tidak terperinci pencetusya. Frekwensi serangan 3 – 4 kali dalam 1 tahun, tiap serangan beberapa hari hingga beberapa minggu. Frekwensi serangan paling tinggi pada umur 8 – 13 tahun. Pad golongan lanjut kadang kala sukar dibedakan dengan golongan asma kronik ataui persisten. Umumnya tanda-tanda paling buruk terjadi pada malam hari dengan batuk dan mengi yang akan mengganggu tidurnya. Pemeriksaan fisik di luar serangan tergantung frekwensi serangan. Jika waktu serangan lebih dari 1 – 2 minggu, biasanya tidak ditemukan kelainan fisik. Hay Fever sanggup ditemukan pada golongan asma kronik atau persisten. Gangguan pertumbuhan jarang terjadi . Golongan ini merupakan 2-0 % dari populasi asma pada anak.

3. Asma kronik atau persisten.

Pada 25 % anak golongan ini serangan pertama terjadi sebelum umur 6 bulan; 75 % sebelum umur 3 tahun. Pada lebih adari 50 % anak terdpat mengi yang usang pada dua tahun pertama, dan 50 % sisanya serangannya episodik. Pada umur 5 – 6 tahun akan lebih terperinci terjadinya obstruksi saluran nafas yang persisten dan hampir selalu terdapat mengi setiap hari; malam hari terganggu oleh batuk dan mengi. Aktivitas fisik sering mengakibatkan mengi. Dari waktui ke waktu terjadiserangan yang berat dan sering memerlukan perawatan di rumah sakit.

Terdapat juga gologan yang jarang mengalami serangan berat, hanya sesak sedikit dan mengi sepanjang waktu. Biasanya sehabis mendapatkan penangan anak dan orang renta gres menyadari mengenai asma pada anak dan masalahnya. Obstruksi jalan nafas mencapai puncakya pada umur 8 – 14 tahun, gres kemudian terjadi perubahan, biasanya perbaikan. Pada umur remaja muda 50 % golongan ini tetap menderita asma persisten atau sering. Jarang yang betul-betul bebas mengi pada umur remaja muda. Pada investigasi fisik jarang yang normal; sanggup terjadi perubahan bentuk thoraks menyerupai dada burung (Pigeon Chest), Barrel Chest dan terdapat sulkus Harison. Pada golongan ini sanggup terjadi gangguan pertumbuhan yakni, bertubuh kecil. Kemampuan kegiatan fisik kurangsekali, sering tidak sanggup melaksanakan olah raga dan kegiatan lainya. Juga sering tidak masuk sekolah hingga prestasi mencar ilmu terganggu. Sebagian kecil ada mengalami gangguan psiko sosial.


Komplikasi
  • Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas 
  • Chronik persistent bronchitis 
  • Bronchiolitis 
  • Pneumonia 
  • Emphysema.


Pemeriksaan Diagnostik

  • Riwayat penyakit dan investigasi fisik 
  • Foto rontgen 
  • Pemeriksaan fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya meningkat dalam darah dan sputum 
  • Pemeriksaan alergi 
  • Pulse oximetri 
  • Analisa gas darah.

Penatalaksanaan Serangan Asma Akut 
  • Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral. 
  • Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu sanggup diulang setiap 20 menit hingga 3 kali. 
  • Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini (per oral) : 
a. Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
  1. Efedrin : 0,5 – 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam 
  2. Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam 
  3. Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam Efeknya tachycardia, palpitasi, pusing, kepala, mual, disritmia, tremor, hipertensi dan insomnia.
b. Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi bronkospasme dan meningkatkan bersihan jalan nafas.
  1. Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam 
  2. Teofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam Pemberian melalui intravena jangan lebih dari 25 mg per menit.Efek samping tachycardia, dysrhytmia, palpitasi, iritasi gastrointistinal,rangsangan sistem saraf pusat;gejala toxic;sering muntah,haus, demam ringan, palpitasi, tinnitis, dan kejang. 
c. Golongan steroid, untuk mengurangi pembengkakan mukosa bronkus. Prednison : 0,5 – 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (pada serangan hebat).


Konsep Asuhan Keperawatan Asma Bronchiale Pada Anak


I. Pengkajian Identitas

Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun.Biasanya oleh infeksi virus saluran pernapasan serpihan atas. Pada asma episodik yang sering terjadi, biasanya pada umur sebelum 3 tahun, dan berafiliasi dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun sanggup terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.Biasanya orang renta menghubungkan dengan perubahan cuaca, adanya alergen, kegiatan fisik dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi serangan paling sering pada umur 8-13 tahun. Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada umur sebeluim 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih terperinci terjadi obstruksi saluran pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamin tidak ada perbedaan yang terperinci antara anak wanita dan laki-laki.

Keluhan Utama

Batuk-batuk dan sesak napas.

Riwayat Penyakit Sekarang

Batuk, bersin, pilek, bunyi mengi dan sesak napas.

Riwayat Penyakit Terdahulu

Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu, disamping faktor yang lain.

Riwayat Kesehatan Lingkungan

Bayi dan anak kecil sering berafiliasi dengan isi dari debu rumah, contohnya tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang terdapat di rumah, materi iritan: minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap rokok dari orang dewasa.Perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara sanggup dihubungkan dengan percepatan terjadinya serangan asma.

Riwayat Tumbuh Kembang

Tahap pertumbuhan Pada anak umur lima tahun, asumsi berat tubuh dalam kilogram mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata pertambahan berat tubuh 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk asumsi tinggi tubuh dalam senti meter memakai patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 – 7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi. 

Tahap perkembangan.
  • Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman gres dan jikalau anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk melaksanakan sesuatu percobaan yang menantang ketrampilan motorik dan bahasanya. 
  • Perkembangan psikosecsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik ( 3-5 tahun ).Biasanya bahagia bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( pria lebih akrab dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( wanita lebih akrab ke ayahnya ). 
  • Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional yaitu fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep alasannya ialah akhir dan konsep waktu belum benar dan magical thinking. 
  • Perkembangan adab berada pada prekonvensional yaitu mulai melaksanakan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi, memberi sesuatu, mencari sahabat dan mulai bisa menjelaskan peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga. 
  • Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari ortu atau guru dan mencar ilmu yang benar – salah untuk menghindari hukuman. 
  • Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendek-tinggi,baik-nakal, bermain sesuai tugas jenis kelamin, membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya. 
  • Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation – Separation “. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang renta walaupun dengan sedikit atau tidak protes. 
  • Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada final umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar menyerupai binatang, serpihan tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat mendapatkan atau menawarkan perintah sederhana. 
  • Tingkah laris personal sosial yaitu sanggup memverbalisasikan permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai mendapatkan bahwa orang lain memiliki pemikiran juga, dan mulai menyadari bahwa ia memiliki lingkungan luar. 
  • Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang memiliki permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga. 
Riwayat Imunisasi

Anak usia pre sekolah sudah harus menerima imunisasi lengkap antara lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.


Riwayat Nutrisi


Kaji Riwayat nutrisi anak dengan klasifikasi
  • Gizi Buruk
  • Gizi Kurang
  • Gizi Baik
  • Obesitas

Dampak Hospitalisasi

Sumber stressor :
  • Perpisahan 
a. Protes : pergi, menendang, menangis
b. Putus asa : tidak aktif, menarik diri, depresi, regresi
c. Menerima : tertarik dengan lingkungan, interaksi
  • Kehilangan kontrol : ketergantungan fisik, perubahan rutinitas, ketergantungan, ini akan mengakibatkan anak malu, bersalah dan takut. 
  • Perlukaan tubuh : konkrit perihal penyebab sakit. 4. Lingkungan baru, memulai sosialisasi lingkungan.

Pemeriksaan Fisik / Pemeriksaan Persistem
  • Sistem Pernapasan / Respirasi 
Sesak, batuk kering (tidak produktif), tachypnea, orthopnea, barrel chest, penggunaan otot perhiasan pernapasan, Peningkatan PCO2 dan penurunan O2,sianosis, perkusi hipersonor, pada auskultasi terdengar wheezing, ronchi berair sedang, ronchi kering musikal.
  • Sistem Cardiovaskuler 
Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan.
  • Sistem Persyarafan / neurologi 
Pada serangan yang berat sanggup terjadi gangguan kesadaran : gelisah, rewel, cengeng → apatis → sopor → coma.
  • Sistem perkemihan 
Produksi urin sanggup menurun jikalau intake minum yang kurang akhir sesak nafas.
  • Sistem Pencernaan / Gastrointestinal 
Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak toleransi terhadap makan dan minum, mukosa verbal kering.
  • Sistem integumen 
Berkeringat akhir perjuangan pernapasan klien terhadap sesak nafas.


Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Kriteria Hasil dan Intervensi

Diagnosa. 1

Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas berafiliasi dengan bronkospasme, udem mukosal dan meningkatnya sekret.

Tujuan : Anak memperlihatkan pertukaran gas yang normal, bersihan jalan nafas yang efektif dan pola nafas dalam batas normal.

Kriteria hasil : PO2 dan CO2 dalam batas nilai normal, tidak sesak nafas, batuk produktif, cianosis tdak ada, tidak ada tachypnea,ronki dan wheesing tidak ada

Intervensi :
  1. Pertahankan kepatenan jalan nafas; pertahankan support ventilasi bila diharapkan ( oksigen 2 ml dengan kanule ). 
  2. Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas, kaji kulit setiap 15 menit hingga 4 jam. 
  3. Berikan oksigen sesuai agenda dan pantau pulse oximetry. 
  4. Kaji kenyamanan posisi tidur anak. 
  5. Monitor imbas samping pengobatan; monitor serum darah;theophyline dan catat kemudian laporkan dokter. Normalnya 10-20 ug/ml pada semua usia. 
  6. Berikan cairan yang adekuat per oral atau peranteral 
  7. Pemberian terapi pernafasan; nebulizer, fisioterapi dada, ajarkan batuk dan nafas dalam efektif sehabis pengobatan dan pengisapan sekret ( suction ). 
  8. Jelaskan semua mekanisme yang akan dilakukan pada anak untuk menurunkan kecemasan. 
  9. Berikan terapi bermai sesuai usia.

Diagnosa 2.

Fatique berafiliasi dengan hipoksia dan meningkatnya perjuangan nafas.

Tujuan : Anak tidak tampak fatigue.

Kriteria : Tidak iritabel, sanggup mengikuti keadaan dan kegiatan sesuai dengan kondisi.

Intervensi :
  1. Kaji tanda dan tanda-tanda hypoxia; kegelisahann fatigue, iritabel, tachycardia, tachypnea. 
  2. Hindari seringnya melaksanakan intervensi yang tidak penting yang sanggup menciptakan anak lelah, berikan istirahat yang cukup. 
  3. Intrusikan pada orang renta untuk tetap berada didekat anak. 
  4. Berikan kenyamanan fisik; support dengan bantal dan pengaturan posisi. 
  5. Berikan oksigen humidifikasi sesuai program. 
  6. Berikan nebulizer; kemudian pantau bunyi nafas, dan perjuangan nafas sehabis terapi. 
  7. Setelah krisis, ajarkan untuk kegiatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan untuk meningkatkan ventilasi,dan memperluas perkembangan psikososial.

Diagnosa. 3

Kecemasan berafiliasi dengan hospitalisasi dan distres pernafasan.

Tujuan : Kecemasan menurun

Kriteria : Anak hening dan sanggup mengekspresikan perasaannya, orang renta merasa hening dan berpartisipasi dalam perawatan anak.

Intervensi :
  1. Ajarkan teknik relaksasi; latihan nafas, melibatkan penggunaan bibir dan perut, dan ajarkan untuk berimajinasi. 
  2. Pertahankan lingkungan yang hening ; temani anak, dan berikan support. 
  3. Ajarkan untuk ekspresi perasaan secara verbal 
  4. Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi. 
  5. Informasikan perihal perawatan, pengobatan dan kondisi anak. 
  6. Jelaskan semua mekanisme yang akan dilakukan.

Diagnosa. 4

Resiko kurangnya volume cairan berafiliasi dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan.

Tujuan : Status hidrasi adekuat

Kriteria : Turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, intake cairan sesuai dengan usia dan BB, output urine > 2 ml/ kg per jam.

Intervensi :
  1. Monitor intake dan output, mukosa membran, turgor kulit, pengeluaran urin, ukur grapitasi urin atau berat jenis urin ( nilai 1.003-1030 ). 
  2. Monitor elektrolit 
  3. Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah 
  4. Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan monitor kelebihan caiaran (overload) 
  5. Berikan intake cairan per oral bila toleran, hati-hati minuman yang sanggup meningkatkan bronkospasme ( air cuek ). 
  6. Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang renta untuk minum 3-8 gelas (750-2000 ml), tergantung usia dan berat badan.

Diagnosa. 5

Perubahan proses keluarga berafiliasi dengan kondisi kronik.

Tujuan : Orang renta mendemonstrasikan koping yang tepat

Kriteria : Mengekspresikan perasaan dan perhatian serta menawarkan kegiatan yang sesuai usia atau kondisi dan perkembangan psikososial pada anak.

Intervensi :
  1. Berikan kesempatan pada orang renta untuk ekspresi perasaan. 
  2. Kaji mekanisme koping sebelumnya pada waktu stress 
  3. Jelaskan mekanisme dan pengobatan yang diberikan 
  4. Informasikan kepada orang renta perihal kondisi anak 
  5. Identifikasi sumber-sumber psikososial keluarga dan finansial.

Diagnosa. 6

Kurangnya pengetahuan berafiliasi dengan proses penyakit dan pengobatan.

Tujuan : Orang renta secara verbal memahami proses penyakit dan pengobatan dan mengikuti regimen terapi yang diberikan.

Kriteria : Berpartispasi dalam menawarkan perawatan pada anak sesuai dengan agenda medik atau perawatan.

Intervensi :
  1. Kaji pengetahuan anak dan orang renta perihal penyakit, pengobatan dan intervensi. 
  2. Bantu untuk mengidentifikasi faktor pencetus. 
  3. Jelaskan perihal emosi dan stres yang sanggup menjadi faktor pencetus. 
  4. Jelaskan perihal pentingnya pengobatan; dosis, imbas samping, waktu dukungan dan investigasi darah. 
  5. Informasikan tanda dan tanda-tanda yang harus dilaporkan dan kontrol ulang. 
  6. Informasikan pentingnya agenda kegiatan dan latihan nafas.
  7. Jelaskan perihal pentingnya terapi bermain sesuai usia.


Rencana Pemulangan 


  1. Jelaskan proses penyakit dengan memakai gambar-gambar atau phantom. 
  2. Fokuskan pada perawatan berdikari di rumah. 
  3. Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu hewan dan lainnya.
  4. Jelaskan tanda-tanda ancaman akan muncul. 
  5. Ajarkan penggunaan nebulizer. 
  6. Keluarga perlu memahami perihal pengobatan; nama obat, dosis, imbas samping, waktu pemberian. 
  7. Ajarkan taktik kontrol kecemasan, takut dan stress. 
  8. Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas. 
  9. Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.

Daftar Pustaka

  • Panitia Media Farmasi dan Terapi. (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya 
  • Soetjiningsih. (1998). Tumbuh kembang anak . Cetakan kedua. EGC. Jakarta 
  • Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Percetakan Infomedika Jakarta. 
  • Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1 Penerbit CV Sagung Seto Jakarta.
Demikian Laporan Pendahuluan / LP Asma Bronchiale Pada Anak. silahkan diambil bagi yang membutuhkan. bahagia rasanya bisa membantu sahabat sejawat sekalian. terima kasih.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com