Laporan Pendahuluan lagi, Kali ini kami bagikan laporan pendahuluan aritmia jantung.
laporan pendahuluan yang kami buat ini telah kami usahakan selengkap mungkin, semoga supaya sanggup membantu teman - teman perawat sekalian dalam mengerjakan kiprah menyerupai askep, laporan kasus, makalah dan terlebih lagi kalau menciptakan kiprah laporan pendahuluan tinggal donwload saja, dan saya rasa tidak perlu diperbaiki lagi juga tidak masalah.
laporan pendahuluan aritmia ini kami bagikan dalam dua bentuk file, yaitu pdf dan doc. jadi bisa diubahsuaikan dengan kebutuhan kiprah teman - teman sekalian.
untuk mend0wnl0ad file silahkan klik link dibawah ini :
laporan pendahuluan yang kami buat ini telah kami usahakan selengkap mungkin, semoga supaya sanggup membantu teman - teman perawat sekalian dalam mengerjakan kiprah menyerupai askep, laporan kasus, makalah dan terlebih lagi kalau menciptakan kiprah laporan pendahuluan tinggal donwload saja, dan saya rasa tidak perlu diperbaiki lagi juga tidak masalah.
laporan pendahuluan aritmia ini kami bagikan dalam dua bentuk file, yaitu pdf dan doc. jadi bisa diubahsuaikan dengan kebutuhan kiprah teman - teman sekalian.
untuk mend0wnl0ad file silahkan klik link dibawah ini :
- Klik Disini Laporan Pendahuluan Aritmia Jantung, pdf
- Klik Disini laporan Pendahuluan Aritmia Jantung, doc
untuk melihat isi dari file yang kami bagikan silahkan lihat dibawah ini :
Laporan Pendahuluan Aritmia Jantung
Definisi
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia yakni perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit absurd atau otomatis (Doenges, 1999).
Aritmia timbul akhir perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial agresi yaitu rekaman grafik acara listrik sel (Price, 1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
Etiologi
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya sanggup disebabkan oleh :
- Peradangan jantung, contohnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis lantaran infeksi)
- Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), contohnya iskemia miokard, infark miokard.
- Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
- Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
- Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung
- Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
- Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
- Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
- Gangguan irama jantung lantaran kardiomiopati atau tumor jantung
- Gangguan irama jantung lantaran penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
Macam – macam aritmia
1.Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG yakni : laju gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak disandapan I,II dan aVF.
2.Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG yakni laju kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan aVF.
3.Komplek atrium prematur
Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus mengakibatkan kompleks atrium prematur, timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran ECG pertanda irama tidak teratur, terlihat gelombang P yang berbeda bentuknya dengan gelombang P berikutnya.
4.Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV.
5.Fluter atrium.
Kelainan ini lantaran reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF menyerupai gambaran gigi gergaji
6.Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau kawasan reentri multipel. Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit
7.Komplek jungsional prematur
8.Irama jungsional
9.Takikardi ventrikuler
Manifestasi klinis
- Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
- Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
- Nyeri dada ringan hingga berat, sanggup hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
- Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas komplemen (krekels, ronki, mengi) mungkin ada mengatakan komplikasi pernafasan menyerupai pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
- demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
Patofisiologi
Seperti yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya disebabkan oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi terjadinya infark turut mempengaruhi proses terjadinya aritmia. Sebagai contoh, kalau terjadi infark di anterior, maka stenosis biasanya barada di right coronary artery yang juga berperan dalam memperdarahi SA node sehingga impuls alami jantung mengalami gangguan. Akibat dari ajal sel otot jantung ini, sanggup menjadikan gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi jantung, sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannya banyak sekali enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , maka jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini sanggup mengakibatkan kendala depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas myokard akhir ajal sel juga sanggup menstimulus pangaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsang system saraf simpatis, balasannya akan terjadi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kebutuhan oksigen dan vasokonstriksi. Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi penyebab munculnya aritmia ventrikel, baik VES< VT maupun VF.
Fathway Aritmia.
Fathway Aritmia.
![]() |
Fathway Aritmia |
Pemeriksaan Penunjang
- EKG: mengatakan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan imbas ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
- Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin dibutuhkan untuk memilih dimana disritmia disebabkan oleh tanda-tanda khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga sanggup dipakai untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
- Foto dada: Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
- Skan pencitraan miokardia: sanggup mengatakan aea iskemik/kerusakan miokard yang sanggup mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
- Tes stres latihan: sanggup dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang mengakibatkan disritmia.
- Elektrolit: Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium sanggup mnenyebabkan disritmia.
- Pemeriksaan obat: Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat rujukan digitalis, quinidin.
- Pemeriksaan tiroid: peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum sanggup menyebabkan.meningkatkan disritmia.
- Laju sedimentasi: Penignggian sanggup menunukkan proses inflamasi akut rujukan endokarditis sebagai faktor pelopor disritmia.
- GDA/nadi oksimetri: Hipoksemia sanggup menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
Penatalaksanaan Medis
1.Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a.Anti aritmia Kelas 1: sodium channel blocker
Kelas 1 A
- Quinidine yakni obat yang dipakai dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
- Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi
- Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B
- Lignocain untuk aritmia ventrikel akhir iskemia miokard, ventrikel takikardia.
- Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
Kelas 1 C
- Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b.Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
c.Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d.Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
2.Terapi mekanis
- Kardioversi: meliputi pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang mempunyai kompleks GRS, biasanya merupakan mekanisme elektif.
- Defibrilasi: kardioversi asinkronis yang dipakai pada keadaan gawat darurat.
- Defibrilator kardioverter implantabel: suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
- Terapi pacemaker: alat listrik yang bisa menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian primer :
1.Airway
- Apakah ada peningkatan sekret ?
- Adakah bunyi nafas : krekels ?
2.Breathing
- Adakah distress pernafasan ?
- Adakah hipoksemia berat ?
- Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?
- Apakah ada bunyi whezing ?
3.Circulation
- Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?
- Apakah ada takikardi ?
- Apakah ada takipnoe ?
- Apakah haluaran urin menurun ?
- Apakah terjadi penurunan TD ?
- Bagaimana kapilery refill ?
- Apakah ada sianosis ?
Pengkajian sekunder
1.Riwayat penyakit
- Faktor resiko keluarga rujukan penyakit jantung, stroke, hipertensi
- Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi
- Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
- Kondisi psikososial
2.Pengkajian fisik
- Aktivitas: kelelahan umum
- Sirkulasi: perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.
- Integritas ego: perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
- Makanan/cairan: hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
- Neurosensori: pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
- Nyeri/ketidaknyamanan: nyeri dada ringan hingga berat, sanggup hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
- Pernafasan: penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas komplemen (krekels, ronki, mengi) mungkin ada mengatakan komplikasi pernafasan menyerupai pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
- Keamanan: demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
Diagnosa keperawatan
- Resiko tinggi penurunan curah jantung bekerjasama dengan gangguan konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
- Kurang pengetahuan wacana penyebab atau kondisi pengobatan bekerjasama dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.
Intervensi keperawatan
Diagnosa I
Resiko tinggi penurunan curah jantung bekerjasama dengan gangguan konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
Kriteria hasil:
- Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa
- Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
- Berpartisipasi dalam acara yang menurunkan kerja miokardia.
Intervensi :
- Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan simetris.
- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra, penurunan nadi.
- Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
- Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial; disritmia ventrikel; blok jantung
- Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi acara selama fase akut.
- Demonstrasikan/dorong penggunaan sikap pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi
- Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal rujukan wajah mengkerut, menangis, perubahan TD
- Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
Kolaborasi :
- Pantau investigasi laboratorium, rujukan elektrolit
- Berikan oksigen komplemen sesuai indikasi
- Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi
- Siapkan untuk bantu kardioversi elektif
- Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
- Masukkan/pertahankan masukan IV
- Siapkan untuk mekanisme diagnostik invasif
- Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator
Diagnosa II
Kurang pengetahuan wacana penyebab atau kondisi pengobatan bekerjasama dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.
Kriteria hasil:
- menyatakan pemahaman wacana kondisi, acara pengobatan
- Menyatakan tindakan yang dibutuhkan dan kemungkinan imbas samping obat
Intervensi :
- Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal
- Jelakan/tekankan persoalan aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada pasien/keluarga
- Identifikasi imbas merugikan/komplikasiaritmia khusus rujukan kelemahan, perubahan mental, vertigo.
- Anjurkan/catat pendidikan wacana obat. Termasuk mengapa obat diperlukan; bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila takaran terlupakan.
- Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan
- Kaji ulang kebutuhan diet rujukan kalium dan kafein
- Memberikan info dalam bentuk goresan pena bagi pasien untuk dibawa pulang
- Anjurkan psien melaksanakan pengukuran nadi dengan tepat
- Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan tanda-tanda yang memerlukan intervensi medis
- Kaji ulang mekanisme untuk menghilangkan PAT rujukan pijatan karotis/sinus, manuver Valsava bila perlu
Daftar pustaka
- Hudak, C.M, Gallo B.M. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.1997
- Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.
- Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996
- Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
- Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
- Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2001
Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com