Sunday, May 20, 2018

√ Pola Esai Wacana Internet

Secara umum, esai merupakan goresan pena yang berisi pendapat penulis  perihal suatu permasalahan. Beberapa waktu yang lalu, kita telah mengetahui jenis-jenis esaistruktur esai yang baik, cara menciptakan esai yang benar, contoh esai singkat, dan contoh esai sastra. Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas perihal pola esai perihal internet.


1. Contoh 1


Berikut ialah pola esai perihal internet yang dikutip dari laman kartunet.com dengan judul Berkat Internet, Gelap Kaprikornus Terang, karya Ignatius Herjanjam, 1 Februari 2018.


Berkat Internet, Gelap Kaprikornus Terang

Oleh : Ignatius Herjanjam


Kehadiran internet bagi penyandang disabilitas mempunyai perab yang sungguh penting. Internet bisa memengaruhi kualitas hidup penyandang disabilitas, baik dari aspek sosial, ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya. Selama itu, salah satu hambatan bagi para penyandang disabilitas ialah soal mobilitas. Ketika seseorang menjadi penyandang disabilitas, indera penglihatan, pendengaran, atau organ-organ badan lainnya tidak berfungsi dengan semestinya atau mengalami penurunan. Seketika itu pula, mobilitasnya bisa terhambat. Mobilitas berkaitan erat dengan produktivitas baik di bidang pekerjaan, pendidikan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan sebagainya.


Cerita mengenai disabilitas yang terhambat mobilitasnya sekarang tinggal kenangan. Mengapa demikian? Ya, sejak internet booming di Indonesia, kemudian teknologi, aplikasi screen reader di smartphone menjadi kanal bagi disabilitas maka kemandirian disabilitas pun tumbuh. Internet tak ubahnya menyerupai listrik masuk desa. Sebelum listrik masuk desa, tidak banyak acara yang bisa dikerjakan oleh orang-orang desa. Sepulang meladang, orang-orang desa hanya bisa berdiam diri di rumah. Mereka kurang produktif. Informasi sulit diakses lantaran radio dan televisi tak bisa merambah sampai pelosok desa. Anak –anak pun terbatas dalam belajar. Alhasil, semakin malam suasana desa semakin sunyi senyap. Gelap, senyap, tak ada suara, taka da interaksi, taka da geliat, taka da produktivitas.


Kalau internet membuka mata tunanetra menjadi terang, bagi tunarungu internet mengubah kesenyapan jadi berbicara. Bagi tunadaksa internet terang memampukan mobilitas mereka dalam banyak hal. Beragam manfaat yang sanggup dihasilkan dari teknologi ini diantaranya, internet bisa mengakses sosial media sebagai alat pemasaran online, mencar ilmu dan berkarya dengan smartphone untuk interaksi sosial, pendidikan dan pekerjaan, mengoptimalkan fungsi blog untuk menyebarkan dan menghasilkan uang, manfaat aplikasi mobile untuk beraktivitas secara mandiri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.


Saya berpikir, internet bukan hanya menumbuhkan kemandirian bagi penyandang disabilitas. Lebih dari itu kemampuan penyandang disabilitas dalam memanfaatkan teknologi internet memampukannya untuk membantu orang lain termasuk non disabilitas. Sederhana saja, pernah seorang tunanetra membantu temannya yang non disabilitas untuk memesan kendaraan online. Dalam beberapa kasus, juga bisa ditemukan hal yang lebih besar, bagaimana melalui internet penyandang disabilitas sanggup membuka lapangan kerja dan memberi kesempatan bekerja bagi orang lain, termasuk orang-orang non disabilitas. Itu artinya, internet membuka celah bagi kekerabatan yang setara antara disabilitas dan non disabilitas, memberi pemenuhan martabat kemanusiaan yang sesuai bagi setiap orang apapun kondisi fisiknya.


Terakhir saya ingin mengutip pernyataan dari psikolog ternama Sartono Mukadis yang pernah saya temui di rumahnya lima belas tahun lalu. Saat itu Pak Sartono, demikian sapaan akrabnya mengatakan, “Suatu ketika akan datang masanya dimana para penyandang disabilitas akan terbantu kemandiriannya berkat teknologi yang terus berkembang. Akan datang masanya di Indonesia aplikasi –aplikasi yang memudahkan mobilitas penyandang disabilitas sehingga keterbatasannya bisa menembus batas. Teknologi itulah yang berjulukan internet”.


Kala itu lantaran penyakit diabetes yang di deritanya menyebabkan Sartono harus memakai dingklik roda. Sartono optimis internet bisa mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi penyandang disabilitas. Tahun 2009 Sartono wafat. Ucapan Sartono Mukadis itupun sekarang terbukti. Teknologi internet sekarang terus berkembang. Smartphone yang memudahkan tunanetra untuk berinteraksi sudah menjamur. Keunggulan internet ini pun sejatinya harus bisa dioptimalkan oleh penyandang disabilitas.



2. Contoh 2


Berikut ialah pola esai perihal internet yang berjudul Internet Membuat Difabel Netra Mampu Memandang dan Dipandang Dunia, dikutip dari laman kartunet.com, tanggal 2 Februari 2019.


Internet Membuat Difabel Netra Mampu Memandang dan Dipandang Dunia

Oleh : Syarif Sulaeman


Internet menjadi sebuah kemajuan teknologi yang dikala ini telah sangat begitu bersahabat dengan kehidupan manusia. Teknologi yang awal perkembangannya hanya ditujukan untuk keperluan militer oleh US Department of Defense (Departemen Pertahanan Amerika Serikat) pada tahun 1969 ini sekarang seolah telah menjadi sebuah kebutuhan primer bagi semua orang.


Proyek yang pada mulanya berjulukan ARPANET (Advanced Researh Project Agency Network) yang dikala itu hanya menghubungkan empat situs yakni Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah, seiring dengan perkembangan zaman telah bisa menghubungkan jutaan insan di muka bumi.


Tak lagi sebatas pada sektor militer, pengembangan internet telah menjalar ke banyak sekali sektor kehidupan. Bidang pendidikan, kesehatan, hiburan, sampai dunia usahapun mulai memasuki abad digitalisasi. Kemajuan ini tentunya berdampak pada keseharian insan yang semakin mudah sehingga menciptakan dunia seolah berada dalam genggaman tangan yang sanggup dijelajahi dengan sentuhan ujung jari.


Sebagai bab dari masyarakat modern, penyandang difabel netra tentu ikut mencicipi kemajuan teknologi dunia virtual ini. Dengan dukungan perangkat yang telah terpasang acara pembaca layar, para difabel netra telah bisa memaksimalkan potensi internet dami kemandirian beraktifitas sehari-hari.


Berbagai layanan yang ditawarkan internet menyerupai mesin pencari, media sosial, multimedia, gaya hidup sampai jual beli online turut dirasakan dan dimanfaatkan oleh para difabel netra dalam keseharian mereka. Para pengembang layanan internet dan perangkat baik hardware maupun software juga turut bersaing menghadirkan fasilitas-fasilitas yang sanggup dimanfaatkan oleh para difabel untuk berselancar di dunia maya.


Memanfaatkan media umum menyerupai Facebook atau pesan instan menyerupai Whatsapp, Line, BBM dan lain-lain menciptakan para difabel netra sanggup dengan gampang berinterkasi dan saling banyak sekali warta bagi dalam bentuk teks, file atau audio. Tak hanya sekedar saling bertegur sapa, dengan media umum para difabel netra juga bisa mengoptimalkan media umum tersebut untuk menjalin jaringan baik antara sesame difabel netra maupun dengan non-difabel netra.


Mencari warta perihal banyak sekali hal dengan mesin pencari menyerupai Google, sekarang telah menjadi sesuatu yang gampang dilakukan. Berbagai fitur-fitur suplemen menyerupai Google Assistance pada Android, Siri pada perangkat IOS da Cortana pada perangkat yang memakai OS besutan Microsoft semakin mempermudah difabel netra mengeksplorasi banyak sekali hal di internet.


Difabel netra yang masih menjalani masa studi sangat terbantu ketika harus mencari rujukan mengenai materi-materi pembelajaran, mencari buku-buku elektronik dengan banyak sekali jenis juga begitu gampang dilakukan, sampai mempublikasikan sebuah karya tulis melalui media blog serta forum-forum online menciptakan difabel netra sanggup memperlihatkan bantuan pemikirannya terhadap dunia.


Menyuarakan hak-hak yan semestinya dipenuhi melalui situs-situs publik menyerupai change.org, menyebarkan semangat hidup dengan sesame melalui situs-situs di media sosial, membangun jaringan bisnis online dengan produk-produk yang menarik, sampai memperlihatkan kreasi melalui media publikasi menyerupai Youtube, Blogspot, dan sebagainya memperlihatkan bahwa difabel netra pun mempunyai kualitas yang patut dipertimbangkan.


Pengembangan aplikasi-aplikasi penunjang aktifitas menyerupai Go-Jek, Grab, Uber, dan sebagainya juga turut berperan menciptakan difabel netra sanggup beraktifitas dari sebuah lokasi ke lokasi tujuan dengan kondusif dan nyaman. Adanya Google Maps, Lazarillo, serta aplikasi lain yang sejenis juga sangat membantu difabel netra menelusuri rute-rute perjalanan yang hendak dituju secara mandiri.


Mendeteksi objek-objek di lingkungan sekitar memakai banyak sekali aplikasi-aplikasi berbasis online menyerupai Eye-D, Tap Tap See serta By My Eyes menciptakan keterbatasan pada indera penglihatan semakin tak terasa membatasi. Lahirnya perangkat serta software scanner menyerupai Open Book, Mas Jawa dan sebagainya menciptakan kegiatan membaca goresan pena yang dulunya membutuhkan derma dari orang lain, sekarang telah sanggup dilakukan sendiri oleh para difabel netra.


Memesan produk-produk dari banyak sekali toko online menyerupai Lazada, Tokopedia, Bukalapak dan sejenisnya untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup sehari-hari, menjadi tugas konkret internet melatih kemnadirian diri para difabel netra. Selanjutnya bukti tugas konkret internet meningkatkan kemandirian difabel netra nampak pada kemampuan melaksanakan pembayaran melalui fitur internet banking yang memperlihatkan kemudahan bagi para difabel netra dalam bertransaksi baik transfer maupun pembayaran tagihan lainnya.


Berkat kemajuan dan pengembangan internet, difabel netra tak perlu lagi risau akan batasan-batasan yang berusaha dibentuk oleh pihak-pihak yang masih berpikiran tradisional, lantaran dengan adanya internet difabel netra bisa menjelajahi dan mengeksplorasi banyak sekali hal di dunia ini. Anggapan-anggapan sinis terhadap difabel netra harus bisa dipatahkan dengan memanfaatkan internet sebagai wadah pembuktian kompetensi, sehingga kemunculan portal-portal yang menyuarakan serta menampilkan potensi difabel netra menyerupai kartunet harus didukung secara konsisten.


Jika Stevland Hardway Morris aau lebih dikenal dengan Stevie Wonder talenta dan karya musiknya masih dikenang sampai dikala ini, difabel netra painpun bisa melaksanakan hal yang sama. Didukung oleh kemajuan teknologi khususnya internet, difabel netra sanggup mempublikasikan potensi dan karya yang ia miliki di banyak sekali situs-situs online menyerupai Youtube, Blogspot, Facebook, dan lain sebagainya.


Internet hanyalah sebuah media, efektif tidaknya media tersebut tergantung pada kemapuan pengguna memaksimalkan media tersebut. Ibarat pisau yang dipakai untuk memotong, ibatar senjata yang dipakai untuk menembak sasaran, semuanya tergantung pada sebaik apa orang yang memakai alat tersebut untuk mencapai tujuan.


Para pengembang teknologi telah berusaha menghadirkan internet sebagai dunia yang inklusif yang sanggup diterima bagi seluruh kalangan termasuk difabel netra. Pilihannya sekarang sepenuhnya berada di tangan difabel netra itu sendiri, mau membuka diri dan berpacu dengan kemajuan teknologi zaman now atau berdiam diri menikmati stigma-stigma yang meninabobokan dalam baying-bayang ketertinggalan.


Bersama internet, difabel netra bisa memandang kembali cakrawala dunia tanpa ada batas dan diskriminasi. Menjadi diri sendiri serta mengasah potensi untuk punya kualitas pada sebuah bidang kompetensi yang memperlihatkan bahwa difabel netra pun sanggup dan pantas berada di barisan insan-insan terbaik.


Mewujudkan angan serta mimpi menuju hidup yang lebih baik, yang mengantarkan menuju sebuah titik pencapaian daerah memandang dan dipandang oleh dunia. Dengan internet, difabel netra juga bisa mandiri.



Demikianlah ulasan singkat perihal pola esai perihal internet. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya adalah jenis-jenis karangan semi ilmiah, jenis-jenis prosa non fiksi, jenis-jenis prosa baru, contoh tajuk planning singkatcontoh resensi buku pelajarancontoh resensi buku cerpencontoh cerpen singkat beserta strukturnyacontoh novel terjemahancontoh sinopsis film, dan contoh sinopsis buku kumpulan puisi. Semoga bermanfaat. Terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com