Suatu hari disebuah desa, kepala desa ingin mencari pengganti untuk meneruskan pengelolaan desa tersebut. Karena kondisi badannya yang sudah tidak begitu sehat dan juga usianya sudah separuh baya dan matanya sebelah buta, kemudian ia meminta beberapa orang dari desanya yang memiliki potensi.
Tersebutlah ada 3 orang anak muda yang bersedia dan mempunyai potensi untuk menggantikan kepala desa tua. Untuk menentukan salah satu dari ketiga calon tersebut, kepala desa mengadakan tes kepada ketigannya. Setiap calon kepala desa tersebut masuk secara bergantian untuk mengikuti tes dan wawancara dengan sang kepala desa.
Masuklah seorang perjaka calon kepala desa pertama.
Kepala Desa berkata : “Tolong buatkan citra perihal diriku?”
Lalu calon pertama tersebut mulai menggambarkan pada kertas yang disediakan oleh kepala desa. Ketika selesai calon pertama menggambarkan “kepala desa” tersebut kemudian kepala desa memandang hasil citra perihal dirinya. Dengan citra tersebut sang kepala desa menilai ia sebagai seorang yang jujur menggambarkan diri kepala desa apa adanya dengan wajah selayaknya dan mata yang buta sebelah. Namun kepala desa bukan mencari orang yang jujur ibarat itu. Kepala desa tersebut berkata, “engkau memang orang yang baik dan jujur, namun tidak semua orang yang terlalu suka akan kepolosan atau sikap yang tranparan”.
Selanjutnya, masuk dan menggambarlah calon kedua. Calon ini sangat elok sekali menggambarkan kepala desa dengan gagahnya. Sebuah gambar seorang yang memakai kacamata hitam dengan gagahnya sosok kepala desa. Dengan hasil tersebut kepala desa tersenyum dan berkata : “engkau orang sangat pandai menggambar, saya bahagia sebab engkau penuh dengan citra ibarat ini. Namun saya kurang suka sebab engkau lebih suka menutupi kekurangan ku dengan hal yang lain yang tidak semestinya.”
Setelah keluar calon kepala desa ke-2, masuklah yang terakhir. Ia mulai berpikir dan menggambarkan bagaimana sosok kepala desa. Setelah beberapa waktu berlalu, kepala desa tertawa sembari tersenyum kepada perjaka tersebut. Kemudian ia berkata: “engkau memang perjaka yang lebih sempurna untuk menggantikanku dan kurasa engkau orang memang pantas menjadi kepala desa berikutnya.” Dan sang perjaka pun beranjak keluar sesudah ia mengucapkan terimakasih.
Lalu apa dan bagaimana hasil yang digambarkan oleh perjaka tersebut akan sosok kepala desa? Sebenarnya perjaka itu menciptakan sebuah sosok kepala desa yang sedang memegang senjata, dengan mata yang dipejamkan salah satunya untuk mengintai dilobang teropong. Sehingga ia tidak menutupi kekurangan sang kepala desa, namun pula ia tidak menampakkan kekurangan daripadanya. Sang perjaka hanya menyamarkan akan kekurangan yang dimiliki. Sumber http://menofschool.blogspot.com