Rumusan dasar negara ialah sebuah contoh yang digunakan fatwa dasar oleh bangsa Indonesia di dalam menjalankan banyak sekali perliaku fundamental di lingkup wilayah negara. Dalam proses penyusunannya, sang Ketua BPUPKI ialah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Beliau menyampaikan bahwa dalam mendirikan sebuah negara dibutuhkan sebuah rumusan dasar dari negara Indonesia yang merdeka.
Anggota Panitia Sembilan
Adapun anggota dari panitia sembilan itu sendiri yang pertama ialah Ir. Soekarno sebagai seorang ketua yang memimpin tim panitia sembilan. Sedangkan wakil dari tim panitia sembilan ini ialah Drs. Mohammad Hatta.
Adapun anggota lain dari panitia sembilan ialah Mr. Alexander Andries Maramis. Kemudian Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdoel Kahar Moezakir, H. Agus Salim, Mr. Achmad Soebardjo dan Wachid Hasjim.
Rumusan Dasar Negara Menurut Moh. Yamin
Pada dasarnya sebuah rumusan ialah suatu fondasi yang akan menjadi dasar tegaknya sebuah negara itu berdiri. Dalam upayanya menjawab seruan dari ketusa BPUPKI dalam sidang anggota dari BPUPKI maka dalam sidangnya secara berurutan sebuah proposal berhasil dikemukakan oleh Moh. Yamin dengan mengungkapkan sebuah isi:
- Peri Kemanusiaan,
- Peri Kemanusiaan,
- Peri Ketuhanan,
- Peri Kerakyatan,
- Kesejahteraan sosial.
Rumusan Dasar Negara Menurut Soepomo
Kemudian, rumusan selanjutnya tiba dari soerang tokoh besar yang berjulukan Soepomo. Dimana ia memberikan hasil pemikirannya itu pada tanggal 31 Mei tahun 1945. Dalam sebuah pidatonya ia mengungkapkan:
- Persatuan
- Kekeluargaan
- Keseimbangan Lahir dan Batin
- Musyawarah
- Keadilan Rakyat
Rumusan Dasar Negara Menurut Ir. Soekarno
Selanjutnya yang terakhir merupakan sebuah proposal dari salah seorang tokoh besar yang menjadi ketua dalam Panitia sembilan. Yakni Ir. Soekarno. Dengan hasil :
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan yang berkebudayaan.
Sungguh luar biasa jasa dan kerjasama serta perilaku ambisius Panitia sembilan dalam upaya mewujudkan rumusan yang bahkan digunakan hingga detik ini masih diterapkan di jiwa-jiwa generasi bangsa. Terlebih perjuangan dan juga caranya untuk mempersatukan banyak sekali pemikiran dan jiwa.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com