Sebelumnya, kita telah mengetahui beberapa contoh macam-macam majas sindiran. Kali ini, kita akan mengetahui secara khusus beberapa teladan di antara beberapa macam-macam majas sindiran. Adapun beberapa macam majas sindiran tersebut ialah majas ironi dan sinisme.
Majas ironi merupakan majas yang digunakan untuk menyindir orang dengan cara menggunakan kata-kata yang berlainan makna. Sementara itu, majas sinisme merupakan majas yang digunakan untuk menyindir orang dengan cara menggunakan kata-kata yang lugas dan kasar.
Adapun beberapa teladan dari dua majas sindiran tersebut bisa disimak sebagaimana berikut ini!
- Wangi sekali kamu hari ini, sampai-sampai lalat mau mengerumunimu,
- Bagus sekali gambarmu itu, saya hingga tak bisa membedakan gambarmu dengan muntahan kucing saking bagusnya.
- Cat rumahmu anggun sekali, saya saja hingga enggan melihat cat rumahmu itu.
- Bagus sekali tulisanmu, menciptakan mataku menjadi perih ketika membacanya.
- Otakmu cendekia sekali, soal matematika semudah ini saja kamu tak bisa menjawabnya.
- Rumahmu ternyata akrab sekali ya, saya saja hingga ngos-ngosan gara-gara ke rumahmu.
- Enak sekali masakanmu ini, sampai-sampai saya mau muntah sebab saking enaknya.
- Wah, riasan wajahmu indah sekali ya. Aku yakin riasan wajahmu itu akan menciptakan para lelaki menjauhi dirimu.
- Baju yang kamu pakai itu pas sekali untuk tubuhmu. Saking pasnya, kamu jadi terlihat ibarat anak kecil yang menggunakan baju yang kebesaran.
- Murah sekali barang daganganmu ini, tuan. Saking murahnya, semua uang di dompetku hingga tak bisa membeli barang dagangan tuan.
- Barang daganganmu anggun sekali, tuan. Aku saja hingga enggan membelinya.
- Bubur buatanmu lezat sekali, membuatku jadi teringat akan muntahan kucing yang kutemukan di jalanan.
- Untuk apa saya setia padamu, jikalau kamu saja selalu mengkhianati dirku.
- Untuk apa kamu bergaji besar, jikalau kamu tak bisa menikmati hidupmu dengan gajimu yang besar itu.
- Buat apa kamu punya rumah megah, jikalau tiap harinya rumahmu itu selalu saja kamu tinggalkan.
- Buat apa kamu sekolah jauh-jauh ke luar negeri, kalau perilaku dan pemikiranmu masih saja ibarat seorang anak kecil.
- Buat apa saya membeli makanan itu dengan harga mahal, jikalau porsinya saja begitu kecil dan tidak mengenyangkan perutku.
- Sudahlah, kamu jangan bersandiwara di hadapanku. Sandiwaramu sudah basi di mataku.
- Kalau saja dulu saya tahu bahwa engkau sekejam ini, saya niscaya akan menjauhimu untuk selama-lamanya.
- Buat apa kamu memamerkan pacarmu, jikalau ternyata selama ini pacarmu tak pernah mencintaimu.
- Apa gunanya kamu membeli pakaian mahal, jikalau ternyata pakaian tersebut tak pernah sekalipun kamu pakai.
- Apa gunanya kamu menghina diriku, jikalau ternyata engkau jauh lebih hina dari diriku.
- Untuk apa saya terus-menerus mendengarkan ucapanmu, kalau ucapanku saja tak pernah kamu dengarkan sama sekali.
- Apalah artinya saya menunggumu, jikalau kamu tak pernah menungguku sama sekali.
Demikianlah beberapa teladan majas ironi dan sinisme dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan gres bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai majas ironi dan sinisme pada khususnya, serta bahan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan bila terdapat beberapa kekeliruan yang terkandung di dalam artikel kali ini. Sekian dan juga terima kasih.
Jika pembaca ingin menambah rujukan soal majas sindiran, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: pengertian majas sinisme, contoh majas innuendo, serta artikel contoh majas sarkasme.
Sumber https://dosenbahasa.com