Saturday, June 16, 2018

√ Tesis Tingkat Kelelahan: Tingkat Kelelahan Pada Operator Produksi Powder

Judul Tesis: Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kelelahan pada Operator Produksi Powder PT. X Tahun 2012


A. Latar Belakang


Pekerja yang sehat dan produktif ialah faktor penentu yang utama guna pertumbuhan sosial dan ekonomi yang berkesinambungan baik bagi perusahaan, tingkat lokal, nasional maupun global. Produktivitas akan menurun bila karyawan tidak sehat, baik sehat secara jasmani, rohani maupun sosial.


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 perihal Kesehatan menyatakan salah satu aktivitas pokok dari Pembangunan Kesehatan ialah Kesehatan Kerja. Pengertian Kesehatan Kerja disini ialah suatu upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja supaya setiap pekerja sanggup bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekililingnya dan supaya diperoleh produktivitas yang optimal.


Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kelelahan pada Operator Produksi Powder PT √ Tesis Tingkat Kelelahan: Tingkat Kelelahan pada Operator Produksi Powder

Kata kelelahan memperlihatkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. b. Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk.(2000) Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif.Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melaksanakan suatu kegiatan. c. Menurut Eko Nurmianto (2003) Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memperlihatkan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static muscular loading) bila dipertahankan dalam waktu yang cukup usang akan menjadikan RSI (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive).


B. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui seberapa jauh tingkat kelelahan pada operator produksi Powder di PT. X, dan mengetahui apakah ada relasi antara faktor kebisingan, pencahayaan dan beban kerja (denyut jantung) terhadap tingkat kelelahan tersebut.


C. Tinjauan Pustaka


Pengertian Kelelahan


Lala dan Craig (2001) memberikan bahwa secara umum kelelahan merupakan perasaan kelelahan dan kewaspadaan berkurang yang bekerjasama dengan kantuk, sehingga kuat terhadap kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugas. Johns (2000) mendefiniskan kelelahan sebagai perubahan kemampuan jawaban bekerja melebihi waktu (Johns, 2000). Sedangkan Caldwell (2003, p15) mendefinisikan kelelahan sebagai keadaan lelah yang bekerjasama dengan jam kerja yang panjang, jangka waktu yang usang tanpa tidur, atau persyaratan untuk bekerja pada waktu yang “tidak selaras” dengan irama biologis badan atau sirkadian.



Kebisingan


Kebisingan merupakan bunyi yang didengar sebagai rangsanganrangsangan pada indera pendengaran oleh getaran-getaran melalui media elastis, dimana bunyi ini tidak dikehendaki. Frekuensi dan intensitas merupakan dua parameter yang mempengaruhi kualitas bunyi. Frekuensi bunyi dinyatakan dalam satuan Herts (Hz), dimana insan sanggup mendengar bunyi dengan frekuensi antara 20 – 20.000 Hz, dan pendengaran terbaik pada frekuensi 1 – 5 kHz, sedangkan intensitas bunyi dinyatakan dalam satuan decibels (dBA). Selain kedua faktor tersebut, waktu juga merupakan faktor yang harus diperhitungkan dalam kebisingan terkait dengan lamanya waktu pajanan kebisingan (Wald and Stave, 2002). Grandjean (1997) menjelaskan definisi kebisingan secara mudah ialah bunyi yang tidak diinginkan, tidak disenangi dan mengganggu.



Pencahayaan


Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang bisa dilihat dengan mata. Estimasi 80% informasi dilakukan melalui penerimaan visual. Visualisasi yang baik sangat penting dalam mencapai produksi, mengurangi produk gagal, mengurangi limbah/sisa dan mencegah kelelahan visual dan sakit kepala pada pekerja. Pencahayaan yang kurang dan silau sanggup mengakibatkan terjadinya kecelakaan (Kanawaty, 1992).


D. Metode Penelitian


Penelitian yang dilakukan ialah penelitian analitik dengan cara pendekatan cross sectional.


Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan variable dari bersifat kualitatif dan kuantitatif.


Penelitian ini dilakukan PT. X terutama pada operator di cuilan produksi Powder. Pengambilan data primer maupun sekunder dilakukan di bulan Mei – Juli 2012.


Populasi penelitian ini ialah operator di cuilan produksi Powder PT. X sebanyak 42 orang.


Pengumpulan Data memakai data primer dan data sekunder.


E. Kesimpulan



  1. Hasil penelitian terhadap 42 responden operator produksi Powder PT X memperlihatkan bahwa 35 responden (83,3%) mengalami kelelahan dimana 29 responden (69%) kelelahan ringan dan 8 responden (14,3%) kelelahan menengah. Sebanyak 7 responden (16,7%) tidak mengalami kelelahan, dan tidak ada responden yang mengalami kelelahan berat

  2. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 47,6% responden bekerja di area yang bising, 71,4% bekerja di area dengan tingkat pencahayaan kurang, 35,7% bekerja di shift 1 dan shift 2 serta 28,6% di shift 3, dan 88,1% responden bekerja dengan beban ringan .

  3. Semua operator yang bekerja pada shift sore (shift 2) dan shift malam (shift 3) mengalami kelelahan (100%) sedangkan operator pada shift pagi (shift 1) sebanyak 53,3% mengalami kelelahan.


Contoh Tesis Tingkat Kelelahan



  1. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kelelahan pada Operator Produksi Powder PT. X Tahun 2012



Sumber https://idtesis.com