Dalam kurikulum 2013 ada mata pelajaran wajib yang masuk kelompok A, ada juga mata pelajaran pilihan dan pada kelompok mata pelajaran pilihan ini bisa diisi dengan muatan lokal. Sebagai referensi untuk tempat Kabupaten Semarang, muatan lokal yang telah disepakati ditingkat kabupaten yaitu Tata Busana, dikarenakan di tempat Kabupaten Semarang sangat banyak pabrik-pabrik konveksi.
Muatan lokal merupakan materi kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman penerima didik terhadap potensi di tempat tempat tinggalnya. Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran wacana potensi dan keunikan lokal, muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuatkan Muatan Lokal:
Muatan lokal sebagai materi kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di tempat tempat tinggalnya bermanfaat untuk memperlihatkan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada penerima didik agar:
1. Utuh
Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan menurut pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
2. Kontekstual
Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan menurut budaya, potensi, dan duduk kasus daerah.
3. Terpadu
Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk terpadu dengan dunia perjuangan dan industri.
4. Apresiatif
Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukkan, lomba-lomba, proteksi penghargaan) di level satuan pendidikan dan daerah.
5. Fleksibel
Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
6. Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga mengupayakan penerima didik untuk berguru secara terus- menerus.
7. Manfaat
Pendidikan muatan lokal berorientasi pada upaya melestarikan dan membuatkan budaya lokal dalam menghadapi tantangan global.
1. Dari bawah ke atas (bottom up)
Penyelenggaraan pendidikan muatan lokal sanggup dibangun secara sedikit demi sedikit tumbuh di dan dari satuan-satuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa satuan pendidikan diberi kewenangan untuk memilih jenis muatan lokal sesuai dengan hasil analisis konteks. Penentuan jenis muatan lokal lalu diikuti dengan penyusunan kurikulum yang sesuai dengan identifikasi kebutuhan dan/atau ketersediaan sumber daya pendukung. Jenis muatan lokal yang sudah diselenggarakan satuan pendidikan lalu dianalisis untuk mencari dan memilih materi kajian umum/ besarannya.
2. Dari atas ke bawah (top down)
Pada tahap ini pemerintah daerah) sudah mempunyai materi kajian muatan lokal yang diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan pendidikan di daerahnya. Tim pengembang muatan lokal sanggup menganalisis core and content dari jenis muatan lokal secara keseluruhan. Setelah core and content umum ditemukan, maka tim pengembang kurikulum tempat sanggup merumuskan rekomendasi kepada pemerintah tempat untuk menciptakan kebijakan wacana jenis muatan lokal yang akan diselenggarakan di daerahnya.
Sumber http://www.mrmung.com
Sebenarnya pengertian muatan lokal itu apa si?
Muatan lokal merupakan materi kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman penerima didik terhadap potensi di tempat tempat tinggalnya. Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran wacana potensi dan keunikan lokal, muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuatkan Muatan Lokal:
- Pemerintah tempat provinsi melaksanakan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah;
- Pemerintah tempat kabupaten/kota melaksanakan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar;
- Pengelolaan muatan lokal mencakup penyiapan, penyusunan, dan penilaian terhadap dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru;
- Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada 1 (satu) provinsi setuju tetapkan 1 (satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah tempat provinsi.
Muatan lokal sebagai materi kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di tempat tempat tinggalnya bermanfaat untuk memperlihatkan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada penerima didik agar:
- mengenal dan menjadi lebih erat dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya;
- memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai wilayahnya yang berkhasiat bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan
- memiliki sikap dan sikap yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan membuatkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Prinsip Pengembangan
Pengembangan muatan lokal untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK perlu memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut.1. Utuh
Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan menurut pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
2. Kontekstual
Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan menurut budaya, potensi, dan duduk kasus daerah.
3. Terpadu
Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk terpadu dengan dunia perjuangan dan industri.
4. Apresiatif
Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukkan, lomba-lomba, proteksi penghargaan) di level satuan pendidikan dan daerah.
5. Fleksibel
Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
6. Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga mengupayakan penerima didik untuk berguru secara terus- menerus.
7. Manfaat
Pendidikan muatan lokal berorientasi pada upaya melestarikan dan membuatkan budaya lokal dalam menghadapi tantangan global.
Strategi Pengembangan Muatan Lokal
Terdapat dua taktik dalam pengembangan muatan lokal, yaitu:1. Dari bawah ke atas (bottom up)
Penyelenggaraan pendidikan muatan lokal sanggup dibangun secara sedikit demi sedikit tumbuh di dan dari satuan-satuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa satuan pendidikan diberi kewenangan untuk memilih jenis muatan lokal sesuai dengan hasil analisis konteks. Penentuan jenis muatan lokal lalu diikuti dengan penyusunan kurikulum yang sesuai dengan identifikasi kebutuhan dan/atau ketersediaan sumber daya pendukung. Jenis muatan lokal yang sudah diselenggarakan satuan pendidikan lalu dianalisis untuk mencari dan memilih materi kajian umum/ besarannya.
2. Dari atas ke bawah (top down)
Pada tahap ini pemerintah daerah) sudah mempunyai materi kajian muatan lokal yang diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan pendidikan di daerahnya. Tim pengembang muatan lokal sanggup menganalisis core and content dari jenis muatan lokal secara keseluruhan. Setelah core and content umum ditemukan, maka tim pengembang kurikulum tempat sanggup merumuskan rekomendasi kepada pemerintah tempat untuk menciptakan kebijakan wacana jenis muatan lokal yang akan diselenggarakan di daerahnya.
Sumber http://www.mrmung.com