kumpulan soal dan jawban: √ Pembangunan Mrt Jakarta

Pembangunan MRT

Pembangunan MRT pada fase 1, dibentuk dua jenis jalur kereta: layang (elevated) dan bawah tanah (underground). Jalur layang membentang sepanjang kurang lebih 10 km. Pada jalur ini ada 7 stasiun, dimulai dari Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Jalur bawah tanah kurang lebih 6 km, ada 6 stasiun, adalah Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia

Jalur Layang

Pembuatan struktur jalur layang dilakukan dengan membangun viaduct (jembatan yang tersusun dari spans) yang tersambung dengan tiang kolom. Viaduct terdiri dari lima bagian, adalah struktur fondasi, pile cap, pier column, pierhead, dan box girder.

Untuk jalur layang MRT Jakarta, struktur pondasi memakai empat buah bore pile yang berdiameter 1,2 meter. Struktur pile cap yang dipakai berdimensi 6 x 6 x 1,5 meter, struktur pier column berdimensi 3 x 2-2,5 meter, struktur pier head berdimensi 4 x 3 x 2 meter, sementara box girder berdimensi tinggi 2,2 meter dan panjang 2,95 meter.

Jalur layang pun akan melewati Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) sehingga membutuhkan jenis pembangunan special bridge, dengan panjang 174,5 meter. Special bridge melengkung ini dibangun dengan metode balance cantilever, yaitu pembangunan jembatan dengan memanfaatkan imbas kantilever seimbangnya sehingga struktur sanggup berdiri sendiri, mendukung beratnya tanpa dukungan sokongan lain (perancah atau falsework) yang mungkin sanggup mengganggu aktivitias di bawahnya. Metode ini dilakukan dari atas struktur.

Metode ini juga memakai traveller formwork, dikenal sebagai bekisting berjalan, yakni cetakan pengecoran yang sanggup difungsikan berulang kali pada pekerjaan pengecoran box girder. Pembangunan special bridge dilakukan secara sedikit demi sedikit dengan tiga bab panjang berbeda, adalah 48 meter, 77 meter, dan 49,5 meter.

Daerah Transisi

Daerah ini biasa disebut area cut and cover, yakni area sepanjang 460 meter yang merupakan fase transisi jalur layang dan bawah tanah yang dibangun dengan metode soldier piling, adalah jenis dinding penahan tanah yang dibor. Jenis dinding penahan tanah yang dibangun dengan cara meletakkan lapisan bentonite (campuran beton) secara berselang-seling.

Jalur Bawah Tanah

Jalur bawah tanah sepanjang 6 km dibangun memakai empat bor raksasa . Berada di kedalaman bervariasi (17,5-28 meter di bawah permukaan tanah), jalur bawah tanah terdiri dari enam stasiun di mana tiap stasiunnya terdiri dari dua lantai (concourse sebagai area komersil dan platform (peron) penumpang sebagai area menunggu kereta). Terdapat dua terowongan yang menghubungkan koridor satu ini, adalah jalur downtrack (southbound) yang mengarah dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Lebak Bulus dan uptrack (northbound) yang membawa penumpang dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia.