Thursday, October 26, 2017

√ Proses Pembentukan Gamet (Sperma Ovum)

Proses Pembentukan Gamet (Sperma & Ovum) – Dalam proses reproduksi yang terjadi pada insan akan melalui beberapa tahapan hingga menghasilkan suatu keturunan. Berdasarkan uraiannya sebelum terjadinya peleburan antara sel sperma dan ovum pada fertilisasi internal, maka diawali dengan pembentukan sel gamet jantan dan sel gamet betina. Sesuai dengan fungsi dan kawasan pembentukannya bahwa gamet jantan sanggup terbentuk di dalam t3st1s dan gamet betina terbentuk di dalam ovarium.


Proses pembentukan gamet betina disebut dengan oogenesis dan pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis. Pada ketika terjadinya penyatuan antara jenis gamet lainnya maka akan terbentuklah satu set lengkap DNA. Dengan demikian dari hasil penyatuan gamet sanggup mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai bakal keturunan dari suatu organisme yang baru. Dapat dicontohkan pada organisme paus biru hingga flora pohon almond yang bisa terlibat dalam proses gametogenesis hingga pada alhasil kedua jenis organisme dan flora tersebut sanggup melaksanakan proses reproduksi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai proses pembentukan gamet berupa sperma dan ovum yang terjadi pada sistem reproduksi manusia.


1. Spermatogenesis


Tahap spermatogenesis ialah sanggup berlangsung pada sistem organ reproduksi pria dan terjadi pada ketika masa pubertas berlangsung. Dengan demikian tahap ini sanggup terjadi secara teratur dan terus menerus selama masa hidup seorang laki-laki. Di dalam suatu organ t3st1s tahap spermatogenesis berlangsung di tubulus seminiferus. Pada keadaan awal dinding tubulus seminiferus telah mengandung calon sperma atau spermatogonium yang berjumlah mencapai ribuan sperma. Kemudian, dalam proses pembentukan gamet spermatogonium akan memasuki tahap pembelahan mitosis untuk menghasilkan spermatisit primer. Langkah selanjutnya spermatisit primer mengalami pembelahan meiosis pertama hingga menghasilkan 2 spermatosit sekunder dan untuk masing-masing spermatosit sekunder mengalami pembelahan secara meiosis II serta menghasilkan 2 spermatid bersifat haploid. Dari beberapa proses pembelahan tersebut sanggup menghasilkan spermatid berjumlah empat penggalan sehingga sanggup berkembang hingga menjadi sperma masak dan bersifat haploid. Di dalam sistem reproduksi pria sperma yang dianggap telah masak siap untuk memasuki epididimis. Pada umumnya proses spermatogenesis terjadi dengan kurun waktu sekitar 65 hingga 75 hari.


Dari hasil pembelahan tersebut menghasilkan sperma matang dengan struktur yang terdiri atas penggalan kepala, leher, penggalan tengah, dan ekor. Pada penggalan masing-masing struktur ini mempunyai kandungan zat tersendiri. Misal, untuk kepala sperma terdapat kandungan inti haploid yang ditutupi dengan tubuh khusus atau biasa disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim yang sangat berberan membantu sperma memasuki sel telur. Dalam penggalan tengah sperma terdapat mitokondria spiral yang berperan untuk menyimpan energi sebagai materi pergerakan ekor sperma. Secara umum ketika seorang pria melaksanakan 3j4kulasi bisa mengeluarkan sel sperma mencapai 400 juta sel bahkan sanggup lebih.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


2. Oogenesis


Oogenesis merupakan proses pembentukan gamet berupa ovum yang berlangsung pada sistem reproduksi wanita. Proses oogenesis terjadi di dalam ovarium dan ovarium tersebut telah mempunyai bakal calon sel telur yaitu oosit primer yang tersusun semenjak bayi dilahirkan. Pada ketika memasuki tahap pubertas dengan tunjangan FSH oosit primer mengalami pembelahan meiosis yang menghasilkan oosit sekunder serta membentuk tubuh polar awal. Keseluruhan dari oosit sekunder ini dikelilingi dengan folikel, dimana folikel tersebut selalu dipengaruhi oleh FSH sehingga sanggup membelah berulang-ulang hingga menghasilkan penggalan folike graff yang matang. Selanjutnya, sel-sel folikel yang terbentuk dari pembelahan ini akan menciptakan kandungan estrogen untuk merangsang hipofilis yang mengsekresikan LH (Luteinizing Hormone). Adapun fungsi utama hormon tersebut untuk memperlihatkan tekanan pada ketika pelepasan sel telur atau disebut ovulasi. Ketika ovulasi sedang terjadi pembuahan, maka penggalan dari oosit sekunder akan melangsungkan pembelahan hingga menjadi ootid yang bersifat haploid serta membentuk tubuh polar kedua. Tahap selanjutnya ootid berdeferensiasi menjadi ovum, sehingga dalam oogenesis terdapat oosit sekunder yang siap dibuahi oleh sel sperma. Setelah mengalami pembuahan oosit sekunder akan melangsungkan pembelahan kembali secara meiosis yang pada alhasil menghasilkan ovum.


Dari beberapa tahapan pembentukan gamet pada perempuan sangatlah berbeda dengan pembentukan gamet pada laiki-laki, dimana untuk pembentukan gamet perempuan hanya mengeluarkan 1 sel telur saja dengan siklus tertentu. Proses ovulasi yang terjadi dalam sistem reproduksi perempuan sangat bekerjasama terhadap siklus yang distabilkan oleh hormon. Dengan demikian pada insan siklus tersebut dianggap sebagai siklus menstruasi atau bila pada mamalia disebut dangan siklus esterus. Menstruasi sanggup terjadi sebab adanya insiden peluruhan ovum yang tidak dibuahi dan lapisan uterus yang terbentuk dengan cara periodik. Biasanya darah yang dihasilkan dari proses menstruasi sanggup berupa jaringan-jaringan kecil yang dianggap bukan sebagai darah. Fase reproduksi ini mempunyai jangka waktu sekitar 28 hari hingga 1 bulan. Dengan demikian menstruasi umumnya disebut mens atau menses yang berasal dari bahasa latin dan mempunyai arti bulan. Adapun perbedaan fundamental dari siklus esterus dengan menstruasi yaitu untuk siklus menstruasi apabila tidak terjadinya proses pembuahan maka endometrium akan dikeluarkan bersamaan dengan darah. Kemudian, pada siklus esterus tidak akan mengalami pendarahan dikarenakan endometrium diserap oleh uterus. Siklus esterus yang terjadi pada mamalia menyerupai beruang dan anjing terjadi selama satu tahun sekali, tikus lima hari sekali, dan gajah mengalami beberapa kali dengan jangka waktu selama satu tahun.


Sumber :

http://dinasuciwahyuni.blogspotco.id/2015/01/mekanisme-pembentukan-gamet.html



Sumber https://ruangseni.com