Sunday, May 21, 2017

√ Pengertian Sel Darah Merah, Ciri, Fungsi, Struktur, Proses Dan Dampaknya

Pengertian Sel Darah Merah, Ciri, Fungsi, Struktur, Proses dan Dampaknya – Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan perihal Sel Darah Merah. Yang mencakup pengertian, ciri-ciri, fungsi, struktur, proses pembentukan dan dampak dari kelebihan atau kekurangan sel darah merah dengan pembahasan lengkap dan gampang dipahami.



Pengertian Sel Darah Merah, Ciri, Fungsi, Struktur, Proses dan Dampaknya


Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah ini dengan secama.


Pengertian Sel Darah Merah


Sel darah merah yang disebut juga entrosit yaitu salah satu jenis darah yang paling banyak dan mempunyai fungsi membawa jaringan-jaringan badan melalui darah. Kata Eritrosit mulanya asalnya dari bahasa Yunani yakni erythos yang artinya merah dan kytos yang artinya darah.


Eritrosit yaitu serpihan sel darah dengan jumlah terbanyak dalam badan yang diproduksi antar masa janin dengan masa sehabis kelahiran. Di minggu-minggu pertama kehidupan embrio, sel darah primitif yang berinti di produksi di yolk sac.


Memasuki pertengah trimester masa gestasi, produksi eritrosit dilakukan oleh hati sebagai organ paling penting yang memproduksi eritrosit, limfa serta kelenjar limfe.


Selanjutnya, selama satu bulan sebelum kelahiran dan sehabis lahir, eritrosit hanya di produksi pada sumsum tulan dari seluruh tulang kecuali serpihan proksimal humerus (tangan) dan tibia (tulang kering) hingga seseorang berumur 5 tahun.


Proksimal humerus dan tibia hanya memproduksi tidak banyak eritrosit, kemudian tidak memproduksi lagi hingga mencapai usia sekitar 20 tahun. Sesudah usia itu, eritrosit akan diproduksi pada sumsum tulang membranosa menyerupai vertebrae (tulang belakang), sternum (tulang dada), costae (tulang rusuk) dan illium.


Tetapi jumlah eritrosit pada sumsum tulang membranosa jumlah yang diproduksinya semakin rendah dan berkurang volumenya seiring bertambahnya usia.


Ciri-Ciri Sel Darah Merah (Eritrosit)


Pada sel darah merah mempunyai beberapa ciri-ciri, yakni:



  • Mempunyai rupa yaitu lingkaran pipih yang di serpihan tengahnya cekung atau bikongkaf

  • Tidak mempunyai inti sel

  • Mempunyai warna merah lantaran mengandung hemoglobin

  • Umur sel darah merah kurang lebih 120 hari

  • Sel darah merah mempunyai jumlah 4-5 juta sel/mm3 darah

  • Sel darah merah mempunyai diameter 7-8 um dan ketebalan 1-2 um

  • Sel darah merah mempunyai sifat elastic


Fungsi Sel Darah Merah (Eritrosit)


Terdapat beberapa fungsi serta peranan sel darah merah (eritrosit) pada tubuh, antara lain yaitu:


Fungsi utama eritrosit atau sel darah merah yaitu mengalurkan atau mengembangkan darah yang banyak mengandung oksigen (O2) dari paru-paru ke semua jaringan tubuh. Dalam melaksanakan fungsinya, eritrosit menerima pertolongan dari hemoglobin (Hb), yakni substansi eritrosit yang tersusun atas rantai heme dan globin.


Rantai heme yaitu senyawa besi protoporfirin yang membentuk pigmen atau serpihan bebas protein dalam hemoglobin dan mempunyai peranan sebagai pengangkut oksigen (O2). Lebih lengkap dari hal diatas, eritrosit juga mempunyai peranan yang penting antara lain:



  • Sebagai dapar asam basa yang baik untuk seluruh darah

  • Eritrosit mempunyai kandungan enzim karbonik anhidrase, yakni enzim yang mempunyai fungsi sebagai peningkat kecepatan dalam mengatalisis reaksi reversibel antara karbondioksida (CO2) dan air (H2O) untuk menciptakan asam karbohidrat (H2CO3) dengan beribu kali lipat.

  • Hemoglobin (Hb) sebagai substansi eritrosit mempunyai peranan dalam penangkal patogen atau kuman melalui proses lisis dengan mengeluarkan radikal bebas yang sanggup meleburkan membran sel patogen dan membuhuh bakteri. Untuk itu, sanggup disebut eritrosit mempunyai peranan dalam menjaga sistem kekebalan badan (antibodi)

  • Eritrosit mempunyai peranan dalam melebarkan pembuluh darah. Mekanisme tersebut sanggup terjadi disebabkan terdapat senyawa S-Nitthrosothiol yang dilepaskan dikala Hemoglobin (Hb) mengalami deogsigenerasi.


Struktur Sel Darah Merah (Eritrosit)


Struktur sel darah merah (eritrosit) norma yaitu tidak mempunyai inti dan bentuknya lempeng bikonkaf dengan garis tengah sekitar 7-8 mikrometer dan tebalnya 2,5 mikrometer, sedangkan dibagian yang sangat tebal dan sekitar 1 mikrometer di serpihan tengahnya.


Bentuk sel darah merah sanggup berubah-ubah dikala sel melewati kapiler, tetapi perubahan bentuk itu tidak akan menciptakan sel mengalami ruptur. Hal tersebut dikarenakan dalam kondisi norma, sel darah merah mempunyai kelebihan membran sel untuk menampung zat didalamnya mengakibatkan tidak akan meregangkan membran secara hebat.


Dalam sel darah merah (eritrosit) ada hemogrobin (Hb), substansi hemoglobin (Hb) tersebut yang menciptakan warna merah pada darah. Jumlah rata-rata sel darah merah pada setiap orang yaitu 90-95 mikrometer kubik, sedangkan jumlah sel darah merah sangat tergantung dari jenis kelamin dan dataran daerah tingagl seseorang.


Pada laki-laki normal, volume rata-rata sel darah merah per mikrometer kubik yaitu 5.200.000 (±300.000) dan di perempuan normal 4.700.000 (±300.000). Orang yang tinggal pada dataran tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih besar daripada dengan orang yang tinggal pada dataran rendah.


Proses Pembentukan Sel Darah Merah (Eritrosit)


Proses terbentuknya sel darah merah atau eritrosit dinamakan juga dengan eritropoiesis. Pembentukan eritrosit diregulasi oleh hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel yang pertama yang dikenali sebagai rangkaian pembentukan eritrosit yaitu proeritroblas, yang terbentuk dari sel stem CFU-E.


Sesudah sel proeritroblas terbentuk, sel akan membelah dalam beberapa kali. Sel gres hasil generasi pertama dalam pembelahan dinamakan basofil eritroblas lantaran sanggup di cat dengan warna basa. Sel tersebut terdiri dari hemoglobin yang sedikit.


Pada pembelahan selanjutnya, jumlah hemoglobin yang terbentuk semakin banyak dari sebelumnya. Sel yang sudah ada di tahap ini disebut polikromatofil eritroblas. Di tahap berikutnya, jumlah hemoglobin yang terbentuk akan lebih banyak dan telah menjadi warna merah pada sel


Sel dikenal dengan ortokromatik eritroblas. Di generasi selanjutnya, sel telah dipenuhi oleh Hb hingga konsentrasi 34%, nukleus menjadi pada dan mengecil dan sisanya pada alhasil diabsorbsi dan didorong keluar dari sel.


Dalam waktu bersamaan retikulum endoplasma direabsorpsi. Sel di tahapan ini disebut retikulosit, alasannya yaitu masih ada kandungan materi basofilik sedikit yang terdiri dari sisa aparatus golgi, mitokondria serta sedikit organel sitoplasma lain. Selama tahap retikulosit, sel akan berjalan dari sumsum tulang masuk mengarah pada kapiler dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membran kapiler).


Materi basofilik yang menjadi sisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam waktu 1-2 hari, dan selanjutnya menjadi eritrosit matur. Karena waktu hidup retikulosit pendek, menciptakan konsentrasinya antara seluruh sel darah normalnya sedikit kurang dari 1%.


Apabila eritrosit sudah didalam sirkulasi, maka dalam kondisi normal umur sel darah merah yaitu kurang lebih sekitar 120 hari. Sel darah merah yang telah bau tanah menjadi lebih ringkih dan sanggup pecah dikala di perjalanannya melalui pembuluh darah yang sempit.


 Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan perihal Sel Darah Merah √ Pengertian Sel Darah Merah, Ciri, Fungsi, Struktur, Proses dan Dampaknya


Beberapa eritrosit akan pecah pada limpa lantaran terjepit dikala pulpa merah limpa dan sebagiannya lagi akan dibongkar di hati. Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit akan difagositosis dan dicernakan oleh sel makrofag utamanya yang berada di limpa, hati dan sumsum tulan.


Berikutnya pada hati, hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang akan ditampung pada kantong empedu. Bilirubin mempunyai fungsi memberi warna pada feses. Zat besi yang berada di hemoglobin diangkut kemudian dilepas dan diangkut pada sumsum tulang untuk digunakan sebagai pembentukan sel darah merah atau disimpan di hati dan jaringan lain dalam ferritin.


Pada tahapan pembentukan eritrosit, kadar oksigen (O2) pada udara, hormon eritopoietin, protein, cobalt (Co), tembaga (Cu), Besi (Fe) dan vitamin B12 penting memperoleh perhatian alasannya yaitu hal itu yaitu faktor yang sanggup mempengaruhi proses tersebut.


Dampak Kelebihan Dan Kekurangan Sel Darah Merah (Eritrosit)


Memiliki kelebihan darah merah pada badan sanggup menjadi menyerupai hal berikut yaitu penggumpalan darah dan kerusakan oksigen. Sedangkan untuk tanggapan kekurangan darah merah (eritrosit) sanggup mengakibatkan hal menyerupai antara lain: Anemia Defisiensi Vitamin, Anemia Aplastik, Penyakit Sumsum Tulang, Anemia Hemolitik, Anemia Sel Sabit.


Demikianlah telah dijelaskan perihal Pengertian Sel Darah Merah, Ciri, Fungsi, Struktur, Proses dan Dampaknya, biar sanggup menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.



Sumber http://www.seputarpengetahuan.co.id