Monday, May 29, 2017

√ Pecahan Ii Tinjauan Teori Osteosarcoma : Konsep Asuhan Keperawatan

BAB II
TINJAUAN TEORI


1.      ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TUMOR TULANG (OSTEOSARCOMA)
A.    Pengkajian.
Pasien didorong untuk mendiskusikan awitan dan perjalanan gejala, selama wawancara, perawat mencatat pemehaman pasien wacana penyakit, bagaimana pasien dan keluarganya mengatasi masalah, dan bagaimana pasien mengatasi nyeri yang dirasakannya. Pada investigasi fisik massa dipalpasi dengan lembut: ukuran dan pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkannya, dan nyeri tekan dicatat. Pengkajian status neurovaskuler dan rentang gerak ektremitas merupakan data dasar pembanding. Mobilitas dan kemampuan pasien melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari dievaluasi.
1)      Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidkan, pekerjaan, status     perkawinan, alamat, dan lain-lain.
2)      Riwayat kesehatan
3)      Pengkajian fisik
Pada pengkajian regional biasanya akan didapatkan tanda dan keluhan ibarat berikut ini :
a.       Look
Terlihat adanya nyeri (kesakitan), pembesaran jaringan dan tanda-tanda peradangan. Adanya nyeri menerangkan tanda perluasan tumor yang cepat dan pementingan ke jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi. Pembesaran, penting untuk diperiksa letak pembesaran, jumlah benjolan/ pembesaran jaringan, dan diameter ukuran dari benjolan/ pembesaran jaringan tersebut. Tanda-tanda peradangan ibarat kemerahan pada sisi lesi. Pembengkakan atau benjolan dengan sisi lesi tidak terperinci dan tidak gampang bergerak, palpasi hangat pada sentra lesisecara local, keluhan nyeri dan penurunan fungsi pergerakan ektremitas yang terlibat baik bab distal maupun proksimal.
Pembentukan neovaskularisasi pada kulit atas lesi tumor dengan tanda terlihatnya citra vena-vena pada permukaan dari massa.
b.      Feel
Keluhan nyeri tekan, jaringan tumor gampang bergerak atau masih bisa digerakan dan tumor ganas jaringan biasanya tidak gampang digerakan atau bersifat kaku dan tidak bergerak.
c.       Move
Keterbatasan pergerakan dan kelemahan fisik, keterbatasan pergerakan berafiliasi dengan penurunan rentang gerak. Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri dan bertambah besarnya benjolan/pembengkakan pada klien.
4)      Hasil laboratorium/radiologi
a.       Pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan alkalin phosphatase dan lacyic dehydrogenase.
b.      CT scan dan MRI dilakukan untuk mendeteksi adanya ekstensi dari tumor kejaringan sekitarnya,
c.       Biopsi tertutup dengan memakai jarum halus (fine needle aspiration/FNA).

B.     Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1.      Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan jawaban proses patologik dan pembedahan
Criteria hasil :
·         Keluhan nyeri hilang/terkontrol.
·         Mampu tidur dan istirahat dengan tepat
·         Kemampuan relaksasi dan aktivitasterapeutik
Intervensi :
·         Kaji keluhan nyeri, perhatikan intensitas (skala 0-10) lamanya dan lokasi.
Rasional : menawarkan isu sebagai dasar dan pengawasan keefektipan intervensi
·         Berikan tindakan kenyamanan ex merubah posisi miring kanan, kiri.
Rasional : memfokuskan kembali perhatian dan Meningkatkan rasa kontrol
·         Beri obat sebelum aktivitas
Rasional : Menurnkan tegangan otot ; membantu partisipasi

2.      Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuloskeletal
Kriteria hasil :
·         Menunjukan peningkatan kekuatan dan fungsi sendi serta tungkai yang sakit.
·         Mempertahankan posisi fungsi, dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur
·         Menyatakan pemahaman pengobatan individu dan berpartisipasi dalam acara rehabilitasi
Intervensi :
·         Pertahankan tirah baring awal dengan sendi yang sakit pada posisi yang dianjurkan.
Rasional : Memberikan waktu stabilitasi prostase dan pemulihan imbas anastesi
·         Batasi penggunaan posisi semi fowler/tinggi.
Rasional : Fleksi panggul usang sanggup meregangkan/dislokasi prostasi baru
·         Tinggikan ektremitas dengan meninggikan kaki daerah tidur.
Rasional : Meningkatkan alran balik vena untuk mencagah pembentukan edema berlebih sanggup mencegah dislokasi prostase.
·         Bantu rentang gerak pada sendi yang tidak sakit.
Rasional : Pasien dengan penyakit degenerasi sanggup secara sempurna kehilangan fungsi
·         Inspeksi kulit observasi area kemerahan
Rasional : Mencegah iritasi/kerusakan kulit
·         Ganti posisi sisi yang tak dioperasi.
Rasional : Mencegah dislokasi prostase panggul dan tekanan kulit/jaringan usang menurunkan iskemi jaringan
·         Dorong partisipasi kegiatan sehari-hari.

Rasional : Meningkatkan harga diri, meningkatkan rasa control dan kemandirian.


Daftar Isi : 
1.     BAB I Pendahuluan Osteosarcoma : http://adf.ly/R51CY
2.     BAB II Tinjauan Teori Osteosarcoma : Pengertian, Etiopatogenesis, Stadium, Manifestasi Klinis Klik : http://adf.ly/R9mQg
3.     BAB II Tinjauan Teori Osteosarcoma : Penatalaksanaan dan Pemeriksaan Diagnostik Klik : http://adf.ly/RAFiu


                                                      SUBSCRIBE DAN BAGIKAN

Sumber http://macrofag.blogspot.com