Saturday, December 2, 2017

√ Kiprah Kliping Ips Perihal Bentuk-Bentuk Pemukiman

A.   BENTUK – BENTUK PEMUKIMAN DIDAERAH PANTAI, DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI

1. Kawasan Pantai
Penduduk yang tinggal di daerah pantai umumnya berprofesi sebagai nelayan atau pedagang. Pedagang membutuhkan permukiman di tempat pantai untuk keperluan perniagaannya lantaran lokasi pantai yang bersahabat dengan bahari akan mempermudah transportasi dan perjalanan barang dagangan. Karena itu, kota-kota yang berada di tempat pantai umumnya merupakan kota perdagangan yang berkembang pesat, contohnya Kota New York di Amerika Serikat dan Kota Marseille di Prancis, juga di kota-kota di Indonesia ibarat Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Banda Aceh.

2. Kawasan Dataran Rendah
Penduduk yang tinggal di tempat dataran rendah umumnya merupakan penduduk yang ingin membangun tempat pertanian, persawahan, dan perkebunan. Kawasan dataran rendah yang disebari penduduk umumnya ialah yang dialiri fatwa sungai. Lokasi dataran rendah yang umumnya datar menjadikan pembangunan di tempat ibarat ini sanggup berjalan cepat lantaran aneka macam sarana transportasi ibarat jalan dan rel kereta api gampang dibangun. Kota-kota yang berada di tempat dataran rendah umumnya menjadi kota jasa dan pertanian yang berkembang pesat, contohnya Kota Amsterdam di Belanda dan Kota Bremen di Jerman. Di Indonesia contohnya Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Dataran rendah merupakan daerah datar yang mempunyai ketinggian hampir sama. Kondisi wilayah yang datar memudahkan insan untuk beraktivitas dalam menjalankan kehidupannya. Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat beragam. Sebagian besar penduduk lebih menentukan bertempat tinggal di dataran rendah. Terlebih bila wilayah ini mempunyai sumber air yang cukup. Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan, peternakan, kegiatan, industri, dan sentra-sentra bisnis.
Lokasi yang datar, menimbulkan pengembangan daerah sanggup dilakukan seluas mungkin. Pembangunan jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan sarana transportasi ini telah mendorong daerah dataran rendah menjadi pusat ekonomi penduduk.
Keanekaragaman acara penduduk ini memperlihatkan adanya heterogenitas mata pencaharian penduduk. Petani, pedagang, buruh, dan pegawai kantor yaitu beberapa pola mata pencaharian penduduk daerah dataran rendah.
Penduduk di daerah dataran rendah yang mengolahlahan pertanian memanfaatkan awal animo penghujan untuk pengolahan tanah pertanian. Hal ini lantaran kondisi lahan di daerah dataran rendah sangat bergantungdengan musim.
Seperti juga pada penduduk di daerah pantai, penduduk daerah dataran rendah biasanya
menggunakan pakaian yang tipis, lantaran suhu di daerah ini panas. Rumah-rumah di dataran rendah juga dibentuk banyak ventilasinya dan atap dibentuk dari genting tanah untuk mengurangi suhu yang panas ini.
Kemudahan transportasi dan banyaknyapusat-pusat kegiatan di daerah dataran rendah menarik penduduk untuk menetap di sana. Oleh lantaran itu, penduduknya semakin bertambah dan kebutuhan tempat tinggal serta tempat perjuangan juga meningkat. Lahan-lahan ibarat sawah
dan hutan sebagai penyangga keseimbangan alam semakin berkurang digantikan oleh tumbuhnya bangunan bertingkat. Semakin berkurangnya lahan-lahan penyangga ini menimbulkan daerah resapan air berkurang sehingga timbul beberapa problem ibarat banjir di animo hujan dan kekeringan yang dahsyat di animo kemarau. Selain itu menimbulkan
pula masalah-masalah sosial, ibarat pengangguran, polusi, dan penyakit masyarakat lainnya.
Di Indonesia, penduduk dan segala aktivitasnya hampir semuanya terpusat pada daerah-daerah dataran rendah. Kota-kota besar yang ada, hampir semuanya terletak di daerah dataran rendah sehingga jumlah penduduk pun biasanya lebih besar dibandingkan daerah lainnya.

3. Kawasan Dataran Tinggi
Penduduk yang menyebar ke tempat dataran tinggi umumnya merupakan penduduk yang ingin membangun tempat pertanian, persawahan, dan perkebunan secara intensif. Kawasan dataran tinggi umumnya mempunyai tanah dengan tingkat kesuburan tinggi dan cuaca yang sangat menunjang untuk pertanian. Oleh lantaran dataran tinggi berbentuk curam dan berbukit-bukit, umumnya lokasi ini agak susah untuk didirikan bangunan. Contohnya Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah dan daerah pertanian Puncak Bogor, Jawa Barat.

Dataran tinggi biasanya dijadikan sebagaidaerah tangkapan air hujan (cathcment area). Selain sanggup memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah sekitar, daerah tangkapan air hujan sanggup mencegah terjadinya banjir pada daerah bawah. Dataran tinggi yang ditumbuhi pepohonan besardengan kondisi hutan yang masih terjaga berfungsi mencegah erosi, dipakai sebagai suaka margasatwa, cagar alam, atau bahkan tempat wisata. Namun sayangnya, penebangan liar tanpa memperhatikan upaya penanaman kembali dan perjuangan konservasi lahan sering menimbulkan peristiwa bagi penduduk di sekitarnya. Pembangunan vila dan pemukiman di daerah pegunungan juga telah mengurangi area penyerapan air. Dapat ditebak, pada alhasil sanggup menimbulkan banjir. Seperti terjadi di Jakarta yang selalu menerima kiriman air banjir dari Bogor. Setiap pergantian musim, kita sering dihadapkan pada bencana. Banjir pada animo penghujan dan peristiwa kekeringan setiap musim
kemarau. Kita juga sering mengalami peristiwa tanah longsor, kebakaran hutan, dan peristiwa lain diakibatkan kerusakan tempat hutan lindung atau hutan konservasi pada daerah hulu. Relief daratan dengan banyak pegunungan dan perbukitan, tanah yang subur, dan udara yang sejuk sangat diminati penduduk yang kegiatan utamanya di bidang pertanian. Sebagian besar

penduduk juga masih banyak yang tergantung pada alam dan memanfaatkan hasil dari alam. Penduduk daerah pegunungan juga banyak yang memanfaatkan suhu udara yang masbodoh untuk menanam sayuran dan flora perkebunan. Selain itu, relief daratan yang demikian jugamemiliki potensi menjadi daerah pariwisata. Beberapa tempat yang dijadikan tempat kegiatan wisata alam dan memperlihatkan penghasilan bagi penduduk sekitarnya yaitu tempat Puncak di Bogor, Kaliurang di ogyakarta, Lembang Bandung, dan Batu Malang.

Pada wilayah dataran tinggi, suhu udara jauh lebih masbodoh dibandingkan dengan dataran rendah maupun daerah pantai. Tingkat kelembaban udara dan curah hujan yang berlangsung juga cukup tinggi. Oleh lantaran itu, penduduk yang tinggal di daerah tersebut biasanya mempunyai pola makan dan cara berpakaian yang berbeda dengan daerah lainnya. Untuk menghangatkan tubuhnya mereka banyak mengkonsumsi makanan yang hangat dan lebih tertutup dalam cara berpakaian.
Jika kau pernah berkunjung ke daerah pegunungan yang masbodoh maka akan kau jumpai bentuk rumah yang berbeda dengan daerah pantai. Suhu yang masbodoh dan intensitas matahari sedikit menimbulkan rumah di daerah ini berventilasi sedikit dan atapnya banyak terbuat dari seng. Ventilasi yang sedikit menimbulkan udara masbodoh tidak banyak masuk ke rumah. Atap terbuat dari seng biar panas matahari yang diterima sanggup disimpan dan sanggup menghangatkan kepingan dalamnya.
Pola permukiman penduduk sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi dan tingkat kesuburan   tanah. Pola pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar mengikuti lereng dan mengelompok pada daerah yang mempunyai lahan subur dan relatif datar.

B.   KERUSAKAN ALAM YANG SERING TERJADI DI KETIGA DAERAH TERSEBUT
A.   Daerah Pantai
ABRASI
Abrasi yaitu Proses pengikisan pantai oleh gerusan air bahari yang di sebabkan olehmeningkatnya permukaan air bahari ataupun oleh tenaga gelombang bahari dan arus bahari yangbersifat merusak. Abrasi biasanya juga abrasi pantai
PENAMBANGAN TERUMBU KARANG
Terumbu karang sangat penting bagi kehidupan manusia, sekitar 30 % terumbu karang diIndonesia mengalami kerusakan, diantaranya :
MEMBUANG SAMPAH KE LAUT
Penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbukarang di lautan, lantaran meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residukimia dari puluk dan pestisida buatan pada alhasil akan terbuang ke bahari melalui airhujan yang jatuh di lahan pertanian
Penambangan pasir atau bebatuan di bahari dan pembangunan pemukiman di pesisirturut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari acara masyarakatdi pesisir secara tidak pribadi berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu,sangat banyak pengambilan karang untuk materi bangunan dan hiasan akuarium
Masih banyak yang menangkap ikan di bahari dengan memakai materi peledak danracun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang
B.   Dataran Rendah
a)    Letusan Gunung Api
Letusan gunung api sanggup menyemburkan lava, lahar, material-material padat aneka macam bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis. Selain itu, letusan gunung api selalu disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik.
b)   GempBumi
Gempa bumi yaitu getaran yang ditimbulkan lantaran adanya gerakan endogen. Semakin besar kekuatan gempa, maka akan  menimbulkan kerusakan yang semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menimbulkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan jalan masuk bawah tanah rusak, dan sebagainya. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air bahari yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Masih ingatkah kalian dengan insiden tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam di penghujung tahun 2004 yang lalu? Contoh insiden gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain gempa bumi yang terjadi pada tanggal 26 Desembe
c)    Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik lantaran banjir sanggup terjadi lantaran murni tanda-tanda alam dan sanggup juga lantaran dampak dari ulah insan sendiri. Banjir dikatakan sebagai tanda-tanda alam murni bila kondisi alam memang memengaruhi terjadinya banjir, contohnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai.
d)   Badai Angin Topan
Angin tornado terjadi lantaran perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok di suatu daerah sehingga menimbulkan angin bertiup lebih kencang. Di beberapa belahan dunia, bahkan sering terjadi pusaran angin
e)    Kemarau Panjang
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari peristiwa banjir. Bencana ini terjadi lantaran adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga animo kemarau terjadi lebih usang dari biasanya. Bencana ini menimbulkan aneka macam kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan aneka macam upaya pertanian yang diusahakan penduduk.

C.   Dataran Tinggi
a)    Tanah Longsor
Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini sanggup terjadi lantaran proses alam ataupun lantaran dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini sanggup merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta aneka macam bangunan lainnya
b)   Kerusakan Hutam
Tentang penyebab perubahan tutupan hutan yang terdiri dari perladangan berpindah, perambahan hutan, transmigrasi, pertambangan, perkebunan, hutan tanaman, pembalakan dan industri perkayuan. Selain itu kegiatan illegal logging yang dilakukan oleh kelompok profesional atau penyelundup yang didukung secara illegal oleh oknum-oknum. Pembukaan areal hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit ditunding sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan. Hutan yang didalamnya terdapat beranekaragam jenis pohon dirubah menjadi flora monokultur, menimbulkan hilangnya biodiversitas dan keseimbangan ekologis di areal tersebut. Beberapa jenis satwa yang menjadikan hutan tersebut sebagai habitatnya akan berpindah mencari tempat hidup yang lebih sesuai. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit pada areal hutan tropis merupakan salah satu pemicu terjadinya kebakaran hutan dan berdampak negatif terhadap emisi gas rumah kaca.
a.    Daerah Pantai
 

 Komentar :
Daerah pantai yaitu sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara dataran dan perairan laut. Panjang garis pantai ini di ukur mengelilingi seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara berdasarkan koreksi PBB tahun 2008. Indonesia merupakan negara terpanjang keempat di dunia sehabis Amerika Serikat (AS), Canada dan Rusia. Panjang garis pantai Indonesia  tercatat sebesar 95, 181 


b.    Dataran Rendah

Komentar :
Dataran rendah yaitu tanah yang keadaannya relatif datar dan luas hingga ketinggian sekitar 200 meter dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, contohnya pantai timur Sumatra, Irian Jaya bagia barat, dan lain – lain. Dataran rendah terjadi akhir proses sedimentasi di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini di sebut dataran alavial. Dataran alavial biasanya berhadapan dengan pantai landar bahari dangkal, dataran ini biasanya tanahnya subur sehingga penduduk lebih padat bila di bandingkan dengan daerah pegunungan.


c.    Dataran tinggi

Komentar :

Dataran tinggi yaitu dataran luas yang letaknya di daerah tinggi atau pegunungan di sebut dataran tinggi. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil abrasi dan sedimentasi. Dataran tinggi dinamakan juga plato (plateau), contohnya dataran tinggi dien, dataran tinggi malang,  atau dataran tinggi alas. Dataran tinggi sanggup juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Misalnya dataran tinggi dien (Jawa Tengah) yang di duga oleh proses ibarat itu.

Sumber http://risalridwan.blogspot.com