Sunday, October 22, 2017

√ Ajuan Budidaya Padi

BAB I.
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Padi merupakan materi masakan yang menghasilkan beras. Bahan masakan ini merupakan masakan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi sanggup digantikan oleh masakan lainnya, namun padi mempunyai nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak sanggup dengan gampang digantikan oleh materi masakan yang lain.
Padi yakni salah satu materi masakan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi badan manusia, alasannya didalamnya terkandung materi yang gampang diubah menjadi energi. Oleh lantaran itu padi disebut juga masakan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang dibutuhkan oleh setiap orang cukup umur yakni 1821 kalori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari dibutuhkan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung banyak sekali zat masakan antara lain : karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, debu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.
Dalam perjuangan mempertahankan kelangsungan hidupnya, insan berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup insan dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan materi masakan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa tempat yang semula masakan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan nasi. Nasi merupakan salah satu materi masakan pokok yang gampang diolah, gampang disajikan, yummy dan nilai energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga kuat besar terhadap kesehatan.
Maka dengan pokok permasalahan menyerupai diatas, kami siswa Sekolah Menengah kejuruan N 1 TEMANGGUNG bermaksud untuk merancang usulan budidaya padi, sebagaimana dengan tujuan biar memberi pengetahuan kepada masyarakat maupun kita sendiri wacana manfaat budidaya padi yang semakin banyak pengkonsumsi hasil olahannya. Selain itu juga biar mengetahui wacana laba budidaya padi tersebut, biar mereka maupun kita tidak akan ragu untuk berbudidaya tersebut.


B.     Tujuan
Tujuan dilaksanakannya perjuangan budidaya padi ini yakni :
§  Mengurangi arus urbanisasi.
§  Memanfaatkan sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat secara optimal
§  Menggerakkan perekonomian
§  Memenuhi kebutuhan manusia

C.     Target yang akan di capai

*Luas lahan                 : 1 Ha
*Luas lahan efektif     : 95 % 
*Produksi harapan      : 7.000 kg per Ha








BAB II
ISI

A.    Strategi pelaksanaan

Syarat tumbuh

Syarat tumbuh flora padi ini adalah di dataran tinggi 650-1.500 m dpl, dengan suhu yang dibutuhkan 18c – 27o c. Sehingga dengan kriteria flora padi yang menyerupai ini maka flora padi sangat cocok bila ditanam di tempat temanggung. Karena letak geografis temanggung yakni sebagai  berikut :
·                     KETINGGIAN : 500 - 1450 M dpl
·                     SUHU UDARA : 22°- 24°C
Permintaan dan penawaran
Beras yakni masakan pokok sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi di
dunia. Kebutuhan beras nasional tidak terpenuhi oleh produksi beras dalam negeri
lantaran itu kita masih selalu mengimpor beras. Pemerintah, pada tahun 1998
mengimpor 3,1 juta ton beras untuk mengantisipasi kebutuhan beras masyarakat.
Dengan memperhatikan hal di atas seharusnya agribisnis padi sanggup menarik banyak
para investor.
Berdasarkan pernyataan diatas bila kita membudidayakan flora padi contohnya dengan luasan 1 hektar yang menghasilkan gabah kurang lebih 5-8 ton, maka tentu saja kita tidak akan khawatir apakah gabah kita akan terjual atau tidak, lantaran melihat kebutuhan padi sebagai materi pangan paling pokok di seluruh dunia terutama indonesia yang masih sering kekurangan stok padi dalam negeri.
Maka dengan kesimpulan persediaan < kebutuhan pasar, maka budidaya padi akan menguntungkan
Target Pelaksanaan :

1)        Persemaian
Untuk keperluan penanaman seluas 1 ha, benih yang dibutuhkan sebanyak ± 20 kg.  Benih bernas (yang tenggelam) dibilas dengan air higienis dan kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Selanjutnya diperam dalam karung selama 48 jam dan dijaga kelembabannya dengan cara membasahi karung dengan air. Untuk benih bibit unggul pribadi direndam dalam air dan selanjutnya diperam. Luas persemaian sebaiknya 400 m2/ha (4% dari luas tanam).  Lebar bedengan pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi adonan pupuk kandang, serbuk kayu dan debu sebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar sanggup dikurangi.  Antar bedengan dibentuk parit sedalam 25-30 cm.
2)      Persiapan Lahan
Pengolahan tanah sanggup dilakukan secara tepat (2 kali bajak  dan 1 kali garu) atau, olah tanah minimal atau tanpa olah tanah sesuai keperluan dan kondisi. Faktor yang memilih adalah kemarau panjang, teladan tanam, jenis/tekstur  tanah.  Dua ahad sebelum pengolahan tana h taburkan materi organik se cara  merata diatas hamparan  sawah. Bahan organik yang dipakai sanggup berupa pupuk sangkar sebanyak 2 ton/ha atau kompos jerami sebanya k  5 ton/ha.

3)      Penanaman 
Tanam bibit muda (<21 HSS, h a ri setelah  sebar),  sebanyak 1-3 bibit/rumpun.  Bibit lebih muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun akan menghasilkan anakan lebih banyak, hanya pada tempat endemis keong mas gun akan benih 18 HSS dengan 3 bibit/rumpun. Penyulaman dilakukan sebelum flora berumur 14 HST (hari sehabis tanam). Pada ketika bibit ditanam, tanah dalam kondisi jenuh air. Penanaman disarankan dengan sistem jejer legowo 2 : 1 atau 4 : 1 (40x(20x10) cm atau (50x(25x12,5) cm, lantaran populasi lebih banyak dan produksinya lebih tinggi dibanding dengan sistem jejer tegel. Cara tanam berselang seling 2 baris tanam dan 1 baris kosong (legowo 2 : 1) atau 4 baris tanam dan satu baris kosong (legowo 4 : 1). Pengaturan jarak tanam dilakukan dengan caplak, dengan lebar antar titik 20-25 cm. Setelah dilakukan caplak silang dan membentuk tegel (20 X 20 cm atau 25 X 25 cm), pada setiap baris ke tiga dikosongkan dan calon bibitnya ditanam pada barisan ganda yang akan membentuk jarak tanam dalam barisan hanya 10 cm. Kekurangan bibit untuk baris berikutnya diambilkan bibit dari persemaian.  
Keuntungan cara tanam jejer legowo antara lain :
ü  Rumpun flora yang berada pada potongan pinggir lebih banyak.
ü  Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, susukan pengumpulan keong mas atau untuk mina padi.
ü  Pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah.
ü  Pada tahap awal areal pertanaman lebih jelas sehingga kurang disenangi tikus 
ü  Penggunaan pupuk lebih berdaya guna. 
Sistem tanam tegel Tegel (20 x 20 cm, 22 x 22 cm, 25 x 25 cm), maupun sistem tebar benih langsung, juga sanggup dipakai dalam pendekatan PTT.
4)      Pengairan Berselang
Pemberian air berselang ( intermittent ) yakni pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian.  Tujuan pengairan berselang adalah:
a)      Menghemat air irigasi sehingga areal yang sanggup diairi lebih luas
b)      Memberi kesempatan akar flora memperoleh udara lebih banyak sehingga sanggup berkembang lebih dalam. Akar yang dalam sanggup menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.
c)      Mencegah timbulnya keracunan besi.
d)      Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
e)      Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.
f)       Mengurangi kerebahan
g)      Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
h)      Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
i)        Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
j)        Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan flora padi lantaran hama tikus.
Cara pinjaman air yaitu ketika flora berumur 3 hari, petakan sawah diari dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm.  Cara ini dilakukan terus hingga fase anakan maksimal.  Mulai fase pembentukan malai hingga pengisian biji, petakan sawah digenangi terus. Sejak 10-15  hari sebelum panen hingga ketika panen tanah dikeringkan.  Pada tanah berpasir dan cepat menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek. Apabila ketersediaan air selama satu demam isu tanam kurang mencukupi, pengairan bergilir sanggup dilakukan dengan selang 5 hari. Pada sawah-sawah yang sulit dikeringkan (drainase jelek), pengairan berselang tidak perlu dipraktekan.

5)      Pemupukan
Pemupukan berimbang, yaitu pinjaman banyak sekali unsur hara dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan flora menurut tingkat hasil yang ingin dicapai dan hara yang tersedia dalam tanah. Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, flora padi membutuhkan hara N sekitar 17,5 kg, P sebanyak 3 kg dan K sebanyak 17 kg.  Dengan demikian bila kita ingin memperoleh hasil gabah tinggi, sudah barang tentu dibutuhkan pupuk yang lebih banyak. Namun demikian tingkat hasil yang ditetapkan juga memperhatikan daya dukung lingkungan setempat dengan melihat produktivitas padi pada tahun-tahun sebelumnya.
Agar efektif dan efisien, penggunaan pupuk diubahsuaikan dengan kebutuhan  tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah.  Kebutuha n N flora sanggup diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi memakai Bagan Warna Daun  (BWD).  Nilai pembacaan BWD dipakai untuk mengoreksi takaran pupuk N yang telah ditetapkan sehingga menjadi lebih tepat sesuai dengan kondisi tanaman.
Pemberian pupuk N awal diberikan pada umur padi sebelum 14 HST ditentukan menurut tingkat kesuburan tanah.  Takaran pupuk dasar N untuk padi varietas unggul gres sebanyak 50-75 kg urea/ha, sedangkan untuk padi tipe gres dengan takaran 100 kg urea/ha

6)      Pengendalian Gulma Secara Terpadu
Gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air dipetakan sawah, memakai benih padi bersertifikat, hanya memakai kompos sisa flora dan kompos pupuk kandang, dan memakai herbisida apabila infestasi gulma sudah tinggi.  Pengendalian gulma secara manual dengan memakai kosrok (landak) sangat dianjurkan, lantaran cara ini sinergis dengan pengelolaan lainnya.  Pengendalian gulmasecara manual hanya efektif dilakukan apabila kondisi air di petakan sawah macak-macak atau tanah jenuh air.

7)  Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu
Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang memperhitungkan faktor ekologi sehingga pengendalian dilakukan biar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak mengakibatkan kerugian besar.  PHT merupakan paduan banyak sekali cara pengendalian hama dan penyakit, diantaranya melaksanakan monitoring populasi hama dan kerusakan flora sehingga penggunaan teknologi pengendalian sanggup lebih tepat.

8)     PANEN DAN PASCA PANEN
Panen
Lakukan panen ketika gabah telah  menguning, tetapi malai masih segar.  Potong padi  dengan sabit gerigi,  30-40 cm di atas permukaan tanah .  Gunakan plastik atau terpal sebagai alas tanaman  padi yang gres dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok.   Sebaiknya panen padi dilakukan  oleh kelompok pemanen dan gabah dirontokan dengan power  tresher atau   pedal tresher. Apabila panen dilakukan  pada waktu pagi hari sebaiknya pada sore harinya pribadi dirontokan.   Perontokan  lebih dari 2 hari mengakibatkan kerusakan beras.
-  Pasca Panen
Jemur gabah di atas lantai jemur de ngan ketebalan 5-7  cm.  Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali.  Pada  musim hujan, gunakan pengering buatan  dan pert ahankan suhu  pengering 500C untuk gabah konsumsi atau 420C untuk mengeringkan benih.  Pengeringan dilakukan hingga kadar air gabah mencapai 12-14% untuk gabah konsumsi dan kadar air 10-12% untuk benih.  Gabah yang sudah kering sanggup digiling dan disimpan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggilingan dan penyimpanan adalah:
a.     Untuk mendapat beras kualitas tinggi, perlu diperhatikan waktu panen, sanitasi (kebersihan), dan kadar air gabah (12-14%)
b.      Simpan gabah/beras dalam wadah yang higienis dalam lumbung/gudang, bebas hama, dan mempunyai sirkulasi udara yang baik. 
c.       Simpan gabah pada kadar air kurang 14% untuk konsumsi, dan kurang dari 13% untuk benih. 
d.      Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, bila akan digiling, dikeringkan terlebih dahulu hingga kadar air 12-14%.
e.      Sebelum digiling, gabah yang dikeringkan tersebut diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghindari butir pecah.

B.     Pelaksanaan usaha

1)      Lokasi dan Skala Usaha
Pelaksanaan perjuangan akan dilaksanakan di tempat Desa Pandemulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Dan pelaksanaan perjuangan akan dimulai pada bulan Januari – April 2013

2)    Jadwal kegiatan
No
Jenis kegiatan
Tanggal pelaksanaan
1
Persiapan lahan
1 Januari – 15 Januari
2
Penyemaian
2 Januari – 20 Januari
3
Penanaman dan penyulaman
21 Januari – 26 Januari
4
Penyiangan
 Penyiangan I
 Penyiangan II

10 Februari
25 Februari
5
Pemupukan
 Pemupukan I
a.       Pemupukan II
b.       Pemupukan III

20 Februari
5 Maret
28 Maret
6
Kocor
8 Maret
7

Semprot Batang dan Daun
 Semprot Batang dan Daun I
 Semprot Batang dan Daun II
 Semprot Batang dan Daun III

3 Maret
13 Maret
23 Maret
8
Panen
28 April

3)    Investasi dan modal kerja
Rencana Anggaran Belanja ( RAB )
No
        Uraian
Volume/jumlah
Harga satuan (Rp)
Total harga (Rp)
I
Fixed Cost
1
sewa lahan
1Hektar
5.000.000
5.000.000
2
Spreyer
4
150.000
600.000
3
Cangkul
1
35.000
35.000
4
Sabit
5
33.400
167.000
∑ FC
5.802.000
II
Biaya Variabel(VC)
1
Saprodi
( kg )
a. Benih
25
8.000
200.000
b. Pupuk
·         Urea
200
1.800
360.000
·         SP36
100
2.000
200.000
·         ZA
50
1.400
700000
c. Pestisida
1.000.000
2
upah tenaga kerja
( HOK )
1. Persemaian
5
15.000
75.000
2. persiapan lahan
15
30.000
450.000
2. tanam & nyulam
20
15.000
300.000
3.pemeliharaan
*pemupukan
9
20.000
180.000
*pengendalian opt
20
20.000
400.000
*penyiangan
15
20.000
300.000
*panen & plp
35
15.000
625.000
        ∑ VC
4.460.000
total cost FC + VC
10.262.000
III
Perhitungan
1
perkiraan hasil
7.000
3.750
26.250.000
2
perkiraan untung
15.988.000
3
R/C Ratio
2,558





Analisa ekonomi perjuangan budidaya padi selama 4 bulan
a)
Biaya produksi
1.
Sewa lahan
Rp. 5.000.000,-
2.
Bibit: benih 25 kg @ Rp. 8.000,-
Rp.    200.000,-
3.
Pupuk
- Urea: 200 kg @ Rp. 1.800,
Rp.    360.000,-
- ZA: 50 kg @ Rp. 1.400,
Rp.      70.000,-
- SP-36: 100 kg @ Rp. 2.000 ,
Rp.    200.000,-
4.
Pestisida
Rp. 1.000.000,-
5.
Tenaga kerja
- Persemaian 5 HOK @ Rp. 15.000,-
Rp.      75.000,-
- Pengolahan tanah dengan mesin 15 HOK @ Rp. 30.000
Rp.    450.000,-
- Menanam 20 HOK @ Rp. 15.000,-
Rp.    300.000,-
- Penyiangan 15 HOK @ Rp. 20.000,-
Rp.    300.000,-
- Pemupukan 9 HOK @ Rp. 20.000,-
Rp.    180.000,-
- Pemberantasan OPT 20 HOK @ Rp. 20.000,-
Rp.      400.000,-
6.
Panen dan pascapanen
- Merontok, keringkan, angkut 35 HOK @ Rp. 15.000,-
- Ongkos angkut ke pasar
Rp.    525.000,-
Rp.    100.000,-
7

Peralatan
- cangkul 1 @ 35.000,-
-Sabit 5 @ Rp. 33.400,-
-Sprayer (Motor Bensin 4 Tak) 4 @ Rp. 150.000,-

Rp.      35.000,-
Rp.    167.000,-
Rp.    600.000,-
Jumlah biaya produksi
Rp. 10.262.000,-
b)
Pendapatan 7.000 kg (GKG) @ Rp.3.750,-
Rp. 26.250.000,-
c)
Keuntungan
Rp.  15.988.000,-
d)
Parameter kelayakan usaha
1.B/C Ratio
 1,558
2. R/C Ratio
 2,558

Keterangan :
1.      Sewa lahan 1 tahun 15 juta, proses budidaya 4 bulan jadi
4 / 12 X 15.000.000 = 5.000.000
2.      Sabit harga satuan 200.000 masa hemat 2 tahun ( 24 bulan ) jadi
4 / 24 X 200.000 = 33.333,333   à 33.400
3.      Sprayer motor bensin 4 tak 1.600.000 jadi masa hemat 4 tahun ( 48 bulan ) jadi
4 / 48 X 1.600.000 = 133.333. saya perkirakan dengan materi bakarnya selama 4 bulan maka menjadi 150.000
4.      Cangkul hanya membutuhkan 1 selama proses budidaya, lantaran pengolahan lahan memakai mesin + mesinnya, saya targetkan 30.000 tiap hoknya. Harga cangkul 300.000, usia hemat 3 tahun ( 36 bulan ) jadi
4 / 36 X 300.000 = 33.333    à 35.000
5.      B / C ratio = laba / biaya produksi. jadi
B / C ratio = 15.988.000 / 10.262.000 = 1,558
6.      R/C Ratio = 26.250.000 / 10.262.000 = 2,558
7.      Harga gabah ada yg 4.000/kg ada juga yg dibawahnya, maka kami patok harganya menjadi 3.500/kg, sebagai antisipasi penurunan harga gabah. Makara dengan hasil 7 ton maka 7.000 X 3.750 = 26.250.000,-
            Cash Flow
No
Uraian
Pelaksanaan bulan ke-
Total
I
II
II
IV
I
Cash in flow
1
Hasil penjualan
26.250.000
26.250.000
2
Modal sendiri
10.262.000
10.262.000
Jumlah cash in flow
10.262.000
26.250.000
36.512.000
II
Cash out flow
1
Sewa lahan
5.000.000
5.000.000
2
Peralatan
802.000
802.000
3
Benih
200.000
200.000
4
Urea
360.000
360.000
5
Sp36
200.000
200.000
6
ZA
70.000
70.000
7
Pestisida
1.000.000
1.000.000
8
Upah tenaga kerja
Persiapan lahan
450.000
450.000
Persemaian
75.000
75.000
Tanam dan nyulam
300.000
300.000
Pemupukan
60.000
60.000
60.000
180.000
Pengendalian OPT
150.000
250.000
400.000
penyiangan
150.000
150.000
300.000
Panen dan PLP
625.000
625.000
Jumlah cash out flow
8.757.000
210.000
360.000
935.000
10.262.000
III
Perhitungan
1
Surplus
2
Pengeluaran
8.757.000
210.000
360.000
935.000
10.262.000
3
Kas awal
10.262.000
1.505.000
1.295.000
27.185.000
4
Kas akhir
1.505.000
1.295.000
935.000
26.250.000
Pemasaran
Pemasaran hasil budidaya padi ( GABAH ) yaitu pribadi di jual ke pasar / penggiling padi, lantaran pemasaran yang menyerupai itu tidak akan banyak melalui campur tangan dari orang – orang sehingga laba lebih ber\sar daripada gabah di jual ke pengepul terlebih dahulu.
Adapun jumlah gabah yang di pasarkan yaitu 7.000 kg dengan harga Rp 3.750 per kg.

BAB III. PENUTUP

Dalam peningkatan ketahan pangan nasional, tugas padi tidak kalah pentingnya. Agar diperoleh hasil yang maksimal, maka budidaya secara intensif perlu dilakukan. Apabila kita semua sanggup menyadari bahwa sangat pentingnya padi bagi kehidupan insan maka marilah kita untuk meningkatkan produktifitas padi dengan cara memanfaatkan sumber daya alam maupun sumber daya insan yang sangat memadai.

Maka, marilah kita saling bekerja sama untuk sanggup menekan kebutuhan impor beras dengan cara menambah stok padi dalam negeri. Dengan begitu maka kita semua tidak akan bergantung pada padi impor. Dan sadarilah bahwa padi lokal yakni padi yang baik untuk kita konsumsi.

Terima kasih atas perhatiannya semoga apa yang saya sampaikan diatas sanggup bermanfaat bagi kita semua.



Sumber http://risalridwan.blogspot.com