Wednesday, June 14, 2017

√ Laporan Pendahuluan Hipertensi


LAPORAN PENDAHULUAN



 HIPERTENSI

1. DEFINISI
·   Hipertensi sanggup didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolok di atas 90 nnHg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, Suzanne.2002;896).
·   Hipertensi yakni tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg, atau jikalau pasien menggunakan obat antihipertensi ( Arif Mansjoer,2001;518 )
·   Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang menetapdiatas batas normal yang disepakati, yaitu diastolic 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg.  (Sylvia A price, 1995;833)

2. ETIOLOGI
            Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1        Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahuipenyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekita 95% kasus. Banyak factor yang mempengaruhinya ibarat genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system rennin-angiotensin, defek dalam ekresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan factor-faktor yang meningkatkan resiko, ibarat obesitas, alcohol, merokok, serta polisitemia.
2        Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, ibarat penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang bekerjasama dengan kehamilan dan lain-lain..(Arief Mansjoer,2001;518).

3. PATOFISIOLOGI
            Dari sentra vasomotor bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan sentra vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Pada ketika bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, menjadikan pemanis acara vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin dan korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid, semuanya memperkuat respons vasokonstiktor pembuluh darah.. Vasokontriksi menjadikan penurunan pedoman darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini mengakibatkan peningkatan volume intravaskuler.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh darah perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.perubahan tersebut mencakup aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), menjadikan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.(Smeltzer C Suzanne,2002;897)

4. MANIFESTASI KLINIS
            Peningkatan tekanan darah kadang kala merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian tanda-tanda gres muncul sehabis komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan yakni sakit kepala, epistaksis, marah, indera pendengaran berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing. (Arif mansjoer,2001;518).Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari), azotemia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin). (Smeltzer C Suzanne,2002;897)
  • Sakit kepala
  • Vertiogo dan muka merah
  • Efitaksis kontan
  • Penlihatan kabur atau scotonas dengan perubahan retina
  • Kekerapan nokturnal akhir peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan ginjal
  • Sebagai akhir hipertensi yang berkepanjangan :
1)      Insifuensi koroner dan penyumbatan
2)      Kegagalan jantung
3)      Kegagalan ginjal
4)      Cerebro vaskular accident (struke)


5. EVALUASI DIAGNOSTIK
            Pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ, ibarat ginjal atau jantung yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah.
·   Elektrokardiografi (EKG) untuk mengkaji hipertrofi ventrikel kiri
·   Urinalisa (Smeltzer C Suzanne,2002;897)
·   Pemeriksaan retina
            Pemeriksaan khkusus : Genogram, pielogram, anteriogram ginjal, investigasi fungsi ginjal terpisah, dan kadar rennin.


6. PENATALAKSANAAN
            Tujuan deteksi dan penatalaksanaannya yakni menurunkan resiko penyakitkardiovasuler dan mortalitas serta morbidilitas yang berkaitan. Tujuan terapi yakni mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko.Kelompok risiko dikategorikan menjadi :
1        Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1,2,3, tanpa tanda-tanda penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ, atau factor risiko lainnya.
2        Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya, tapi mempunyai satu atau lebihfaktor risiko.
3        Pasien dengan tanda-tanda klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ yang jelas.
4        Factor risiko: usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemis, diabetes mellitus, jenis kelamin (pria dan perempuan menopause), riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.


Penatalaksanaan menurut factor resiko:
Tekanan Darah
Kelompok Risiko A
Kelompok risiko B
Kelompok risiko C
130-139/85-89
140-159/90-99
> 160/> 100
Modifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup

Dengan obat
Modifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup

Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
LangKah-langkah yang dinjurka dalam dalam modifikasi gaya hidup:
·   Menurunkan berat tubuh jikalau terdapat kelebihan
·   Membatasi alcohol
·   Meningkatkan acara fisik aerobic ( 30-45 menit/hari )
·   Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na/2,4 g Na/6 g NaCl/hari )
·   Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
·   Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.
·   Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan takaran rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia.(Arif mansjoer,2001;519)
PROSES KEPERAWATAN
Ø  DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan b.d imbas samping terapi yang diharuskan versus keyakinan bahwa pengobatan tidak dibutuhkan tanpa adanya gejala.

  1. Risiko tinggi terhadap inefektif pelaksanaan regimen terapeutik b.d kurang pengetahuan ihwal kondisi, pembatasan diet, obat, faktor resiko, dan perawatan tindak lanjut
Ø  TUJUAN
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam Klien akan :
1.    Mengungkapkan perasaan yang b. d mematuhi regimen yang diharuskan,
2.    mengidentifiaksi sumber pendukung untuk membantu kepatuhan,
3.    Mengungkapkan potensial komplikasi dari ketidakpatuhan

Ø  INTERVENSI                                                            RASIONAL
1)
·       Identifikasi setiap faktor yang memprediksi ketidakpatuhan.

·       Tekankan pada klien kemungkinan ancaman hidup akhir ketidakpatuhan
·       Tunjukkan bahwa kenaikan tekanan darah secara tipikal tidak menunjukan gejala.
·       Diskusikan kemungkinan imbas stroke pada masa yang akan datang, gagal ginjal, atau penyakit koroner pada orang terdekat.
·       Libatkan orang terdekat klien dalam sesi penyuluhan, jikalau memungkinkan.
·       Intruksikan klien atau orang lain untuk mengusut tekanan darahnya sedikitnya sekali seminggu, dan untuk menyimpan hasil pengukuran yang yang akurat.
·       Jelaskan kemungkinan imbas samping obat antihipertensi (mis; impotensi, penurunan libido,vertigo) intruksikan klien untuk konsul dokter  untuk obat alternatif jikalau terjadi imbas samping ini.
·       Bila biaya obat anti hipertensi menghambat klien, konsulkan pada pelayanan sosial

·    Memungkinkan perawat untuk merencanakan intervensi untuk menghilangkan duduk kasus dan memperbaiki kepatuhan.

·    Penekanan ini menunjukan keseriusan dari hipertensi yang sanggup mendorong klien untuk mematuhi pengobatan.

·    Tak adanya tanda-tanda sering mendorong ketidakpatuhan


·    Diskusi ini menekankan potensial dampak hipertensi klien pada orang terdekat, yang sanggup mendorong kepatuhan.


·    Orang terdekat juga harus memahami kemungkinan akhir dari ketidakpatuhan, untuk mendorong mereka membantu klien dalam mentaati progaram keluarga.
·    Pengukuran tekanan darah tiap ahad dibutuhkan untuk mengevaluasi respons klien terhadap pengobatan dan perubahan gaya hidup.


·    Klien yang  mengalami imbas samping ini sanggup menghentikan terapi obat dengan sendirinya.

2).
§   Bahas konsep tekanan darah menggunakan terminologi klien dan orang terdekat yang sanggup dimengerti.
§  Ajarkan klien cara pengukuran tekanan darah, atau ajarkan orang terdekat bagaimana mengatur tekanan darah klien.
§  Bahas modifikasi gaya hidup yang sanggup menurunkan hipertensi

§  Berikan klien atau orang terdekat pedoman obat dan isu kartu obat untuk semua obat. Jelaskan dosis, kerja, imbas samping dan kewaspadaan.
§  Waspadakan klien dan orang terdekat terhadap obat bebas yang menjadi kontraindikasi.
§  Tekankan pentingnya perawatan tindak lanjut
§  Ajarkan klien dan orang terdekat untuk melaporkan tanda-tanda ( sakit kepala, nyeri dada, nafas pendek, peningkatan BB, edema, perubahan penglihatan, sering mengalami perdarahan hidung, imbas samping obatan
·     Resiko stroke meningkat secara      eksklusif dengan tekanan darah individu (sistolik dan diastolik).

·   Pemantauan berdikari lebih sempurna dan sanggup meningkatkan kepatuhan.

·   Modifikasi gaya hiduptelah terbukti sanggup menghilangkan hipertensi pada beberapa individu tanpa menggunakan obat .
·   Penyuluhan ini menunjukan pada klien imbas samping yang harus dilaporkan dan kewaspadaan yang harus dilakukan.
·   Obat bebas umumnya dipandang sebagai kurang berbahaya, namun kenyataannya banyak dari obat tersebut mengakibatkan komplikasi.

·   Perawatan tindak lanjut membantu mendeteksi komplikasi.
·   Tanda dan tanda-tanda ini sanggup menerangkan peningkatan tekanan darah atau komplikasi cardiovaskuler



DAFTAR PUSTAKA
·    Baughman, Diane C.2000. KMB: Buku saku untuk Brunner dan Suddarth. EGC, Jakarta
·    Carpenito, Lynda juall.1999. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan.  Edisi II.EGC. Jakarta
·    Doengoes, Marylin E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan: : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC: Jakarta


CLICK HERE TO DOWNLOAD LP HIPERTENSION

Sumber http://macrofag.blogspot.com