Monday, May 29, 2017

Karakteristik Kepulauan Maladewa – Perekonomian – Penduduk


Kepulauan Maladewa ialah nirwana bagi para wisatawan Karakteristik Kepulauan Maladewa – Perekonomian – Penduduk




Kepulauan Maladewa ialah nirwana bagi para wisatawan. Pantai dan pemandangan bawah maritim yang indah menarik wisatawan tiba ke formasi pulau di Samudera Hindia. Sebuah negara kepulauan ini mempunyai formasi pulau – pulau kecil yang indah dengan 26 atol (pulau koral) di sebelah selatan – barat daya India.





Negara kepulauan yang beribukota di Male, merdeka pada 26 Juli 1965 dari Inggris. Sistem Pemerintahan menganut sistem Republik Presidensil yang dipimpin oleh Presiden yang dipilih secara eksklusif oleh rakyatnya dengan jabatan 5 tahun. Sebelumnya, negara dengan lagu kebangsaan Gaumee Salam ini berbentuk Monarki Konstitusional yang jadinya diganti sehabis referendum ketika tiga tahun sehabis merdeka. Maladewa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti untaian pulau – pulau menarik para penjelajah hadir ke pulau yang indah ini.





Batas Negara





Kepulauan Maladewa terletak di sebelah selatan –
barat daya India, dan sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka, serta
berbatasan eksklusif dengan Samudera Hindia. Kepulauan Maladewa merupakan negara
dengan populasi dan luas wilayah terkecil di daerah Asia dengan permukaan
terendah di seluruh dunia.





Kepulauan Maladewa mempunyai luas wilayah sebesar 298 km2 yang terdiri dari formasi pulau – pulau. Secara astronomis, Maladewa atau dikenal dengan Maldives (bahasa Inggris) terletak diantara antara  1°- 8° LU dan 72° – 74° BT. Kepulauan Maladewa atau lebih dikenal dengan Maldives ini secara geografis termasuk sebagai negara yang berada di Benua Asia (Asia Selatan).





Penduduk





Maladewa menjadi salah satu negara dengan agama islam terbanyak, alasannya ialah penduduknya 100% muslim. Sejarah penjelajah kuno menyerupai Ibnu Batuta yang melintasi Maladewa sebelum melintasi wilayah India Muslim menjadi sejarah Kepulauan yang berpenduduk 392.473 jiwa (2018). Dalam sejarah lain, seorang pangeran Sinhalese yang berjulukan KoiMale terdampar bersama pasangannya, seorang putri dari Raja Srilanka dan menetap sebagai sultan pertama. Hingga berlanjut selama berabat – abad, kepulauan ini dikunjungi oleh pelaut dari Arab dan India. Pada era ke-15, bangsa Portugis menjajah kepulauan ini selama 15 tahun sebelum direbut kembali oleh M. Al-Azam.





Berdasarkan etnis, penduduk Maladewa terdiri dari
etnis Sinhasale, Dravidia, Arab, Afirka, dan Suku Indian. Penduduk Maladewa
disebut juga sebagai orang Divehi terbagi
atas tiga kelompok pendudukak, yakni yang menempati IhavandippuỊu (Haa
Alif) hingga Haddummati (Laamu), kelompok selatan Maladewa
yang mendiami tiga atol paling selatan di katulistiwa,
dan penduduk Minicoy yang menempati pulau sepanjang 10 km di bawah
administrasi India.
 Penduduk Maladewa tersebar di 21 divisi
administrasi yang terbentang diantara 27 formasi pulau. Mayoritas penduduk Maladewa beragama
Muslim. Agama ini dibawa oleh pedagang asal Timur Tengah dan Gujarat untuk
kemudian diterima luas oleh masyarakat setempat.





Ekonomi





Kehidupan masyarakat di Maladewa sangat tergantung
pada sektor pariwisata dan perikanan. Sebanyak 700.000 turis setiap tahun
menjadikan Maladewa hadir menikmati alam indah sambil ditemani oleh kehidupan
nelayan. Berbagai laguna dengan pasir yang sangat indah menjadi pemandangan.
Para wisatawan sanggup menginap di water
suites
dan villa di pinggir pantai untuk dikunjungi dan bersantai.





Untuk berkunjung ke Maladewa, wisatawan memakai transportasi maritim berupa kapal boat yang mengantar ke banyak sekali pulau indah di Maladewa. Pilihan untuk menikmati pantai, menjelajahi area pantai, ataupun menyelam menjadi pilihan. Pada malam hari, wisatawan ditemani musik, makan malam, dan cahaya biologis dari mikroba maritim fitopalankton membuat cahaya biru cemerlang. Fenomena ini menambah daya tarik Maladewa sebagai pantai eksotis dengan jajaran resort yang sangat indah.









Walaupun bukan negara kepulauan terbesar di dunia, tapi pada sektor pariwisata, Maladewa berhasil menerima gelar Worlds Leading Beach Destination 2015 dan 2016 dalam ajang World Travel Award. Maladewa berhasil mencetak rekor menyelam pada tahun 2006 dengan total 958 penyelam yang masuk ke dalam air sekaligus pada ketika yang bersamaan, sebelum rekor tersebut diambil alih oleh Indonesia tahun 2009. Selain pariwisata, Maladewa ketika ini menjadi salah satu eksportir ikan ke banyak sekali negara Asia dan Eropa. Penduduk Maladewa berasal dari etnis India Selatan dan Arab dengan pendapatan perkapita US 19.200 (2017).





Sektor perikanan terutama ekspor ikan tuna baik mentah maupun olahan menjadi salah satu sumber penghasilan penting di negara yang memakai mata uang Rufiyaa ini. Negara Maladewa mempunyai pendapatan perkapita sebesar US$19.200,- dan Pendapatan Domestik Bruto sebesar US$6,901 mili. Selain itu, industri Perkapalan, pengolahan kelapa, anyaman tikar, tali, kerajinan tangan, penambangan karang dan pasir. Karena sebagian laut, sebagian besar masakan harus diimpor dari luar negeri. Hanya beberapa flora yang sanggup tumbuh di negara kepulauan ini menyerupai kelapa, pisang, mangga, sukun, pepaya, mangga, talas, ubi, dan bawang.





Fakta Unik





Hukum islam Syariah dipakai oleh
kondisi lokal penduduk. Salah satu misalnya ialah toko – toko dan pusat
bisnis akan ditutup 15 menit sebelum masuk waktu sholat. Sebagian pulau
mempunyai sejumlah masjid, yang terbesar terdapat di Male Islamic Center. Pada
pertengahan 1991 Maladewa mempunyai total 725 masjid dan 266 masjid bagi
perempuan.Sejak beberapa tahun terakhir ideologi radikal islam badan subur dan
dimanfaatkan oleh kelompok Islamic State, Al Qaida untuk merekrut p0juang –
p0juang gres dan disinyalir menjadi tempat pendidikan t3r0ris di dunia.





Di tengah gambaran Maladewa, ternyata menyimpan duduk perkara besar yakni berutang besar pada China. Bahkan Maladewa terancam diambil oleh Pemerintah China, disebutkan negara tersebut mengambil alih 16 pulau. Pada 2017, pertolongan dari Exim Bank Cina untuk Maladewa diperkirakan mencapai 726,6 juta Maldives Rufiyaa atau 46,9 juta dolar yang dipakai untuk pengadaan ribuan rumah, bandara, juga jembatan. Alhasil, ketika ini Maladewa terancam gulung tikar ditangan China.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com