Sunday, April 30, 2017

√ Makalah Adab Idealisme - Penggalan Ii Pengerian Idealisme

BAB II
PEMBAHASAN



      Pengertian Idealisme
Di dalam filsafat, idealisme ialah kepercayaan yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya sanggup dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari kata “idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Idealisme ialah ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau harapan sebagai satu-satunya hal yg benar yg sanggup dicamkan dan dipahami; hidup atau berusaha hidup berdasarkan cita-cita, berdasarkan patokan yg dianggap sempurna; aliran yg mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dng kenyataan
Kata idealisme dalam filsafat memiliki arti yang sangat berbeda dari arti yang biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari. Kata idealis itu sanggup mengandung beberapa pengertian, antara lain:         
1.      Seorang yang mendapatkan ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya.
2.      Orang yang sanggup melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau aktivitas yang belum ada.
Arti falsafi dari kata idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti dari kata ide daripada kata ideal. W.E. Hocking, seorang idealis menyampaikan bahwa kata idea-ism lebih tepat digunakan daripada idealism. Secara ringkas idealisme menyampaikan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, nalar (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer) daripada materi, materialisme menyampaikan sebaliknya. Materialisme menyampaikan bahwa bahan itulah hal yang rill atau yang nyata. Adapun nalar (mind) hanyalah fenomena yang menyertainya. Idealisme menyampaikan bahwa nalar itulah yang rill dan bahan hanyalah merupakan produk sampingan. Dengan demikian, idealisme mengandung pengingkaran bahwa dunia ini intinya sebagai sebuah mesin besar yang harus ditafsirkan sebagai materi, prosedur atau kekuatan saja.
Alam, bagi orang idealis, memiliki arti dan maksud, yang diantara aspek-aspeknya ialah perkembangan manusia. Oleh sebab itulah seorang idealis akan beropini bahwa, terdapat suatu harmoni yang dalam arti insan dengan alam. Apa yang “tertinggi dalam jiwa” juga merupakan “yang terdalam dalam alam”. Manusia merasa ada rumahnya dengan alam; ia bukanlah orang atau makhluk ciptaan nasib, oleh sebab alam ini suatu sistem yang logis dan spiritual; dan hal ini tercermin dalam perjuangan insan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Jiwa (self) bukannya satuan yang terasing atau tidak rill, jiwa ialah potongan yang sebetulnya dari proses alam. Proses ini dalam tingkat yang tinggi menunjukkan dirinya sebagai aktivis, akal, jiwa, atau perorangan. Manusia sebagai satuan potongan dari alam menunjukkan struktur alam dalam kehidupan sendiri.
Pokok utama yang diajukan oleh idealisme ialah jiwa memiliki kedudukan yang utama dalam alam semesta. Sebenarnya, idealisme tidak mengingkari materi. Namun, bahan ialah suatu gagasan yang tidak terang dan bukan hakikat. Sebab, seseorang akan memikirkan bahan dalam hakikatnya yang terdalam, ia harus memikirkan roh atau akal. Jika seseorang ingin mengetahui apakah sesungguhnya bahan itu, ia harus meneliti apakah pikiran itu, apakah nilai itu, dan apakah nalar budi itu, bukannya apakah bahan itu.

Paham ini beranggapan bahwa jiwa ialah kenyataan yang sebenarnya. Manusia ada sebab ada unsur yang tidak terlihat yang mengandung perilaku dan tindakan manusia. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian. Untuk menjadi insan maka peralatan yang digunakannya bukan semata-mata peralatan jasmaniah yang meliputi hanya peralatan panca indera, tetapi juga peralatan rohaniah yang meliputi nalar dan budi. Justru nalar dan budilah yang memilih kualitas manusia.

Sumber http://macrofag.blogspot.com