Bicara wacana Situs Karangkamulyan yang terletak Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis Jawa Barat, tidak akan terlepas dengan kisah rakyat Ciung Wanara yang mengisahkan sejarah Kerajaan Galuh yang pernah ada di Kabupaten Ciamis dulu. Meskipun hanya berupa kisah rakyat, kisah Ciung Wanara diyakini bersumber dari kisah konkret Kerajaan Galuh jaman dulu. Tentu saja , sebab hanya berupa sejarah lisan yang secara turun temurun dikisahkan dari lisan ke lisan mungkin ada sebagian kisah yang tidak benar atau bertambah dari kisah aslinya.
Jika anda belum tahu wacana kisah rakyat Ciung Wanara, sanggup dibaca Di Sini .
Secara singkat kisah rakyat Ciung Wanara mengisahkan wacana Ciung Wanara yang merupakan putra Raja Barmawijaya Kusuma dari istri keduanya yaitu Dewi Naganingrum. Ketika dilahirkan, bayi Ciungwanara dibuang oleh permaisuri Dewi Pangrenyep sebab tidak berharap kelak menjadi halangan / tentangan putranya yaitu Hariang Banga untuk menjadi raja Galuh. Sedangkan ibunya disuruh untuk dibunuh, namun oleh patih hanya dibuang di hutan.
Ketika telah beranjak dewasa, Ciung Wanara jadinya mengetahui tipu muslihat yang dilakukan oleh permaisuri Dewi Pangrenyep. Ia menuntut balas atas perlakukan yang dialami dirinya bersama ibunya . Perang saudara tidak sanggup dihindarkan antara Ciung Wanara dan Saudara se ayahnya yaitu Hariang Banga. Untuk menuntaskan perang saudara, jadinya Kerajaan Galuh dibagi menjadi dua bagian. Sebagian untuk Hariang Banga dan sebagian lagi diberikan kepada Ciung Wanara.
1. Batu Pangcalikan
Sulit untuk memilih mana bangunan orisinil dan mana bangunan yang merupakan peninggalan jaman dulu, sebab lokasi kerikil pangcalikan telah mengalami penambahan bangunan baru. Mungkin peninggalan aslinya berupa sebuah kerikil berkuran 1 m x 1 m yang disebut kerikil pangcalikan. Batu pangcalikan sanggup dimaknai bahwa di lokasi tersebut pada jaman dahulu merupakan lokasi istana kawasan tinggal raja raja.
2. Lapangan Payabungan Ayam
Disini diyakini kawasan terjadinya s4bong 4yam antara ayam milik Ciung Wanara dan Ayam Raja. Dikisahkan bahwa saat telah dewasa, Ciung Wanara pergi ke sentra kerajaan galuh membawa ayam jago. Kebetulan Raja Galuh sangat bahagia mengadu ayam dan ayam Raja selalu menang. Ciung Wanara menantang Raja untuk mengadu ayam dengan taruhan Kerajaan Galuh.
Sumber http://selalusiapbelajar.blogspot.comSecara singkat kisah rakyat Ciung Wanara mengisahkan wacana Ciung Wanara yang merupakan putra Raja Barmawijaya Kusuma dari istri keduanya yaitu Dewi Naganingrum. Ketika dilahirkan, bayi Ciungwanara dibuang oleh permaisuri Dewi Pangrenyep sebab tidak berharap kelak menjadi halangan / tentangan putranya yaitu Hariang Banga untuk menjadi raja Galuh. Sedangkan ibunya disuruh untuk dibunuh, namun oleh patih hanya dibuang di hutan.
Ketika telah beranjak dewasa, Ciung Wanara jadinya mengetahui tipu muslihat yang dilakukan oleh permaisuri Dewi Pangrenyep. Ia menuntut balas atas perlakukan yang dialami dirinya bersama ibunya . Perang saudara tidak sanggup dihindarkan antara Ciung Wanara dan Saudara se ayahnya yaitu Hariang Banga. Untuk menuntaskan perang saudara, jadinya Kerajaan Galuh dibagi menjadi dua bagian. Sebagian untuk Hariang Banga dan sebagian lagi diberikan kepada Ciung Wanara.
Karang Kamulyan Sebagai Patilasan Kerajaan Galuh Era Ciung Wanara
Situs Karang Kamulyan diyakini sebagai patilasan atau bekas lokasi sentra kerajaan Galuh di masa Prabu Barmawijaya Kusuma yang merupakan ayah dari Ciung Wanara dan Hariang Banga. Di sana terdapat beberapa peninggalan sejarah ibarat kerikil pangcalikan, kawasan panyabungan ayam, situs peribadatan jaman kerajaan galuh, kerikil panyandaan dan lain-lain.1. Batu Pangcalikan
Sulit untuk memilih mana bangunan orisinil dan mana bangunan yang merupakan peninggalan jaman dulu, sebab lokasi kerikil pangcalikan telah mengalami penambahan bangunan baru. Mungkin peninggalan aslinya berupa sebuah kerikil berkuran 1 m x 1 m yang disebut kerikil pangcalikan. Batu pangcalikan sanggup dimaknai bahwa di lokasi tersebut pada jaman dahulu merupakan lokasi istana kawasan tinggal raja raja.
2. Lapangan Payabungan Ayam
Disini diyakini kawasan terjadinya s4bong 4yam antara ayam milik Ciung Wanara dan Ayam Raja. Dikisahkan bahwa saat telah dewasa, Ciung Wanara pergi ke sentra kerajaan galuh membawa ayam jago. Kebetulan Raja Galuh sangat bahagia mengadu ayam dan ayam Raja selalu menang. Ciung Wanara menantang Raja untuk mengadu ayam dengan taruhan Kerajaan Galuh.
3. Tempat peribadatan
Di lokasi ini terdapat sebuah tugu kerikil yang merupakan lambang peribadatan pada jaman Kerajaan Galuh. Dulu di kawasan tersebut ialah kawasan peribadatan untuk raja dan rakyat Kerajaan Galuh.
4. Batu Panyandaan
Menurut pemandu, di kawasan inilah Ciung Wanara dilahirkan dan kerikil itu ialah kawasan Dewi Naganingrum bersandar selama 40 hari untuk memulihkan tenaga. Mungkin dulunya kerikil tersebut berada di lokasi tertutup / di dalam ruangan.
5. Patimuan
Patimuan ialah kawasan bertemunya dua alur sungai yaitu sungai Cimuntur dan sungai Citanduy.
Kerajaan - Kerajaan Yang Pernah Eksis Di Jawa Barat
Tidak ibarat di Jawa Tengan dan Jawa Timur yang kaya akan peninggalan sejarah kerajaan masa lalu, di Jawa Barat sangat sedikit bukti yang sanggup dipelajarai terkait kerajaan yang pernah berdiri di Jawa Barat. Ada beberapa kerajaan yang pernah ada di Jawa Barat yaitu Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Galuh dan Sunda, Kerajaan Pajajaran serta beberapa kerajaan kecil lainya.