Teori Stilistika Dalam Analisis Karya Sastra (Pembahasan Lengkap) – Selama ini dalam mengungkapkan analisis makna dalam karya sastra baik itu puisi, fiksi maupun drama dilakukan dengan lebih dahulu mengkaji struktur atau unsur-unsurnya, kemudian kemudian gres pengungkapan maknanya. Bahkan, tidak jarang pengkajian karya sastra hanya dilakukan dengan membongkar struktur atau unsur-unsur intrinsiknya saja.
Daftar Isi
Teori Stilistika Dalam Analisis Karya Sastra (Pembahasan Lengkap)
Pengungkapan makna karya sastra melalui kajian stilistika masih jarang dilakukan para peneliti. Para linguis selama ini lebih sering melaksanakan kajian stilistika hingga pada pemerian aspek kebahasaannya saja, tidak hingga pada pemaknaan sastra. Adapun para pakar sastra lazimnya memfokuskan analisis karya sastra pada unsur-unsur dan pemaknaan dengan pendekatan teori sastra tertentu menyerupai Sosiologi Sastra, Psikologi Sastra, Semiotik, Interteks, Kritik Sastra Feminis, dan sebagainya.
Model Penelitian Stilistika
Sebuah penelitian sastra mencoba membuatkan model inovatif yakni pengungkapan makna karya sastra melalui kajian stilistika. Hal itu tidak terlepas dari realitas bahwa dunia dalam karya sastra dikreasikan dan sekaligus diekspresikan oleh sastrawan lazimnya melalui bahasa yang terwujud dalam gaya bahasa (style). Dengan demikian, apa pun yang dipaparkan pengarang dalam karya sastranya kemudian ditafsirkan oleh pembaca, selalu berkaitan dengan bahasa.
Menurut Fowler (1977:3) struktur novel merupakan segala sesuatu yang dikomunikasikan dan selalu dikontrol pribadi oleh manipulasi bahasa pengarang. Demi efektivitas pengungkapan, bahasa dalam sastra disiasati, dimanipulasi, dieksploitasi, dan didayagunakan sedemikian rupa. Bahasa sastra mempunyai kekhasan tersendiri yang berbeda dengan karya nonsastra. Tingkat intelektualitas bahasa dalam karya sastra berbeda-beda.
Ada novel-novel yang menyoroti dilema tertentu menyerupai moral, kultural, humanitas, sosial, politik, hingga gender, dengan memakai bahasa emotif dan simbolis. Tegasnya, bahasa sastra berkaitan lebih mendalam dengan struktur historis bahasa dan menekankan kesadaran akan tanda, serta mempunyai segi ekspresif dan pragmatis yang dihindari sejauh mungkin oleh bahasa ilmiah (Wellek dan Warren, 1989:16).
Hakikat Stilistika dalam karya sastra
Style ‘gaya bahasa’ dalam karya sastra merupakan sarana sastra yang turut memperlihatkan bantuan sangat berarti dalam memperoleh imbas estetik dan penciptaan makna. Stilistika sering membawa muatan makna. Setiap diksi yang digunakan dalam karya sastra mempunyai tautan emotif, moral, dan ideologis di samping maknanya yang netral (Sudjiman, 1995:15-16). Ratna (2007:231) menyatakan bahwa aspek-aspek keindahan sastra justru terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasanya. Oleh alasannya ialah itu, gaya bahasa berperan penting dalam memilih nilai estetik karya sastra.
Dalam karya sastra, stilistika digunakan pengarang sebagai sarana retorika dengan mengeksploitasi, memanipulasi, memanfaatkan, dan memberdayakan segenap potensi bahasa. Sarana retorika merupakan sarana kepuitisan yang berupa tipu daya pikiran (Altenbernd & Lewis, 1970:22). Sarana retorika itu majemuk dan setiap sastrawan mempunyai kekhususan dalam menggunakannya pada karyanya. Corak sarana retorika tiap karya sastra sesuai dengan gaya bersastra, aliran, ideologi, dan konsepsi estetik pengarangnya. Dengan demikian, sanggup dipahami bahwa sarana retorika Tohari yang konsepsi estetiknya agraris berbeda dengan Kuntowijoyo yang sufistik , tidak sama pula dengan Mangunwijaya yang pluralis, jauh berbeda dengan Ayu Utami yang metropolis, dan seterusnya.
Makna Stilistika dalam karya Sastra
Seperti kita ketahui bahwa karya sastra yang berkembang di indonesia cukup banyak. Maka, makna karya sastra tidak sanggup terlepas dari pemakaian gaya bahasa di dalamnya (Pradopo, 1994:46). Oleh alasannya ialah itu, stilistika, studi wacana gaya yang mencakup pemakaian gaya bahasa dalam karya sastra (Junus, 1989:xvii; Endraswara, 2003:75), merupakan bab penting bagi ilmu sastra sekaligus bagi studi linguistik. Dalam analisis sastra, stilistika sanggup membantu memahami aspek-aspek estetik dan pemaknaan sastra.
Penelitian stilistika karya sastra dengan mengaitkan latar sosiohistoris, kondisi sosial budaya masyarakat saat karya itu diciptakan, dan ideologi pengarang serta fungsinya bagi pemaknaan sastra secara memadai, sepanjang pengamatan peneliti belum ditemukan. Selama ini penelitian stilistika karya sastra lazimnya atau lebih banyak didominasi memfokuskan kajiannya pada analisis linguistik. Adapun penelitian karya sastra pada umumnya memfokuskan pada pendeskripsian struktur dan maknanya.
Peneliti sastra yang memfokuskan kajiannya pada stilistika masih terbatas (Endraswara, 2003:72). Berdasarkan pemikiran di atas, penelitian stilistika karya sastra dengan mengaitkan fungsinya bagi pemaknaan karya sastra perlu dikembangkan. Selain bermanfaat bagi kritik sastra, hasil penelitian stilistika tersebut sanggup memperlihatkan dukungan bermakna bagi kajian linguistik khususnya pada karya sastra. Kajian stilistika tidak hanya berhenti pada pemerian fenomena kebahasaan saja melainkan hingga pada pemaknaan sastra.
Dari pemahaman wacana Teori Stilistika Dalam Analisis Karya Sastra (Pembahasan Lengkap) tersebut maka kiranya sanggup membantu anda dalam memahami makna sesunguhnya wacana ilmu bahasa stilistika atau yang lebih dikenal dengan istilah gaya bahasa.
Sumber http://www.seputarpengetahuan.co.id