Sitokinesis yakni proses terakhir dalam pembelahan sel eukariotik, yang membagi sitoplasma, organel, dan membran seluler. Sitokinesis biasanya terjadi pada selesai mitosis, sehabis telofase, tetapi keduanya yakni proses independen. Pada kebanyakan hewan, sitokinesis dimulai kadang kala pada anafase lanjut atau telofase awal, untuk memastikan kromosom telah sepenuhnya dipisahkan.
Pergerakan sitokinesis yang terlihat dalam sel disebabkan oleh jaringan gelendong yang sama yang bertanggung jawab untuk pemisahan kromosom. Bagian gelendong yang bertanggung jawab untuk memindahkan kromosom rusak pada pembelahan sel yang terlambat, untuk dipakai dalam merestrukturisasi dua sel baru.
Sel sanggup membelah secara merata, yang dikenal sebagai sitokinesis simetris, atau salah satu sel sanggup mempertahankan sebagian besar sitoplasma. Selama meiosis laki-laki pada manusia, misalnya, semua 4 sel pada selesai meiosis mempunyai ukuran yang sama, dan jumlah relatif organel. Proses spermatogenesis ini menghasilkan jutaan sperma kecil, tetapi sebagian besar sama.
Oogenesis manusia, di sisi lain, membelah melalui sitokinesis asimetris. Ini menghasilkan satu sel yang sangat besar, dan 3 tubuh kutub. Badan kutub yang lebih kecil tidak menjadi telur. Dengan cara ini, lebih sedikit telur yang diproduksi, tetapi mereka yakni sel yang jauh lebih besar. Beberapa sel, pada insan dan spesies lain, tidak mengalami sitokinesis sehabis mitosis, dan membentuk sel multi-nukleasi besar.
Sitokinesis dalam Sel Hewan
Apakah pembelahan sel yakni mitosis atau meiosis, sitokinesis terjadi dengan cara yang sama. Sinyal seluler memberi tahu sel daerah membelah, yang membuat bidang pembelahan. Di sekitar bidang ini, alur sitokinetik akan terbentuk, jadinya mencubit untuk memisahkan kedua sel. Proses selesai sitokinesis dalam sel hewan yakni absisi. Selama absisi, cincin kontraktil aktin-myosin yang membuat alur sitokinetik berkontraksi sepanjang jalan, dan membran plasma menjalani fisi untuk jadinya memisahkan kedua sel.
Para ilmuwan masih belum yakin apa yang menyebabkan spesifikasi bidang pembelahan pada sel yang berbeda. Proses ini yakni proses kompleks yang melibatkan banyak mikrotubulus dan sinyal sel. Setelah posisi ini telah ditentukan, cincin kontraktil aktin-myosin harus ditetapkan. Aktin dan miosin yakni protein motorik yang sama yang menyebabkan kontraksi sel otot. Sel-sel otot dikemas dengan filamen aktin, yang sanggup ditarik oleh protein myosin, jikalau diberi energi ATP. Sistem yang sama dipakai dalam membagi sel-sel hewan. Filamen aktin membentuk cincin di bidang divisi. Protein myosin kemudian mulai menarik filamen aktin bersama-sama, membuat cincin yang lebih kecil.
Akhirnya, semua sitoplasma dan organel telah dikeluarkan dari cincin. Satu-satunya hal yang tersisa yakni cincin aktin-myosin dan mikrotubulus dibatasi oleh cincin. Ini disebut struktur midbody dan juga harus dibagi supaya sel-selnya terpisah. Ini terjadi selama proses absisi. Protein dipotong dan membran plasma menyatu tertutup. Ekstraseluler yang menahan sel secara gotong royong larut dan sel-sel sanggup dipisahkan. Pada beberapa binatang multi-seluler, sel tetap terkait erat, dan bahkan sanggup membentuk dan menjaga koneksi antara sitoplasma mereka yang dikenal sebagai gap junction. Junction kecil ini sanggup dibuat sebagai sisa-sisa retikulum endoplasma yang terperangkap dalam struktur midbody, atau mereka sanggup dibuat kemudian.
Sitokinesis dalam Sel Tumbuhan
Tumbuhan mengalami proses sitokinesis yang serupa, dengan perbedaannya yakni kekakuan sel mereka. Tumbuhan dikelilingi oleh lapisan sekunder, dinding sel. Struktur ekstraseluler ini bertanggung jawab untuk membantu memberi tumbuhan bentuknya, dan harus ditetapkan ketika sel membelah. Untuk melaksanakan ini, tumbuhan memakai struktur spindel mikrotubulus yang dikenal sebagai phragmoplasts. Phragmoplasts membawa vesikel materi dinding sel ke pelat sel baru. Bahan-bahan ini, menyerupai selulosa, berinteraksi membentuk matriks yang kompleks dan kuat. Setelah pelat membelah sel, membran plasma akan menutup, dan dua sel akan dipisahkan.

Phragmoplast, menyerupai sentrosom sel hewan, mengatur mikrotubulus dan mengarahkan pertumbuhan dan pengurangannya. Komponen untuk pelat sel gres dibuat dan dikemas oleh retikulum endoplasma dan peralatan Golgi. Mereka kemudian dikirim ke phragmoplast, yang membangun pelat sel dari tengah ke luar. Ini sanggup dilihat pada grafik di atas. Pelat sel akan mulai di tengah, dan sehabis selesai, mikrotubulus phragmoplast bergerak ke luar, hingga mereka mencapai membran plasma ketika ini. Membran ini akan dipotong, dan dinding sel akan sepenuhnya terhubung antara semua sel di sekitarnya. Di antara kedua sel, retikulum endoplamik yang terperangkap akan membuat plasmodesmata, yang menyerupai gap junction dan memungkinkan molekul untuk berpindah dari sel ke sel. Ini menjadi teori bahwa tumbuhan sanggup memakai plasmodesmata ini sebagai bentuk komunikasi seluler.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com