Thursday, August 31, 2017

√ Pertimbangan Sebelum Mulai Perjuangan Sampingan

Usaha sampingan selalu menarik hati buat karyawan. Impian pendapatan yang besar sekaligus kebebasan mengatur waktu senantiasa menjadi daya tariknya. Tidak sedikit karyawan yang alhasil menanamkan uang dan memulai perjuangan sampingan. 


Perlu kajian yang sungguh-sungguh sebelum memulainya.


Saya menulis ini sehabis bertemu teman usang beberapa waktu lalu. Cerita begini.


Ia gres kehilangan uang ratusan juta rupiah gara-gara perjuangan sampingannya rugi besar.  Tergiur kisah sukses berbisnis, sobat ini yang masih berstatus karyawan sebuah bank BUMN, berinvestasi di perjuangan pertanian di luar Jawa yang katanya menjanjikan kentungan berlipat diatas bunga bank dalam waktu singkat.


Tidak hingga 6 bulan, bisnisnya mulai goyah dan setahun kemudian bangkrut. Investasi mitra ini hilang tidak berbekas.


Saya pernah mengalami hal sama.


Diajak saudara yang gres pensiun, kami membuka warung bakso. Karena tidak paham operasional bakso, pengelolaan warung diserahkan ke orang lain yang kami percaya.


Karena masih bekerja, aku hanya tiba 1 – 2 kali seminggu di final pekan. Awalnya, hasil jualan bakso lumayan. Tetapi, usang – lama, tiap bulan merugi.


Uang dari penjualan tidak menutupi biaya operasional.


Tepat setahun, kami putuskan menutup warung bakso, untuk menghindari kerugian yang lebih besar, meskipun modal sudah habis tergerus.


Belajar dari pengalaman sendiri dan mendengar kisah sobat – sobat yang mengalami nasib serupa, aku ingin sharing faktor – faktor apa yang harus dipertimbangkan sebelum menanamkan uang di suatu perjuangan biar hasilnya sanggup sukses sesuai harapan.


Pertimbangan Mulai Usaha


Pertama, amat penting memakai common sense atau logika sehat dalam mengevaluasi anjuran bisnis atau usaha. Apakah tingkat laba yang ditawarkan masuk logika atau tidak.


Keuntungan yang luar biasa tinggi dalam waktu singkat perlu dijadikan alert, bukannya dianggap sebagai keberuntungan. Kata orang – orang, ‘too good to be true’, untuk suatu hasil yang terlalu berlebihan.


Celakanya, banyak yang gampang tergiur ketika dihadapkan dengan iming – iming laba yang tinggi. Tanpa sempat sadar, bahwa anjuran itu bergotong-royong tidak masuk akal. Mimpi untung besar mengalahkan logika sehat.


Sebaiknya bertanya dengan kritis, kenapa bisnis ini menghasilkan laba tinggi. Apa rahasianya, apa strateginya.


Kalau bisnis ini menghasilkan laba sebegitu tinggi, kenapa orang lain tidak masuk ke bisnis ini. Penting pula menelisik perkiraan yang digunakan dalam menciptakan prediksi atau perkiraan keuntungan.


Apakah asumsinya realistis. Misalnya, jangan hingga ekonomi diasumsikan akan selalu tumbuh dan cerah, padahal kita tahu perekonomian itu sanggup naik dan sanggup turun. Dan yang lain – lain. Pokoknya, bersikaplah kritis.


Kalau dari analisa atau kajian tidak mendapat balasan yang memuaskan atau bahkan memunculkan kecurigaan, aku menentukan untuk tidak berinvestasi.


Masih banyak kesempatan yang lain.


Kedua, perjuangan sampingan dimana kita berinvestasi seharusnya yaitu bidang yang kita pahami luar dalam.


Tahu seluk beluknya, hafal lekak-lekuknya luar kepala, dan memahami betul ‘end to end’ prosesnya.


Kenapa?


Karena ketika perjuangan mengalami masalah, kita tahu penyebab dan solusi nya.


Usaha akan sulit berhasil kalau solusi bergantung pada orang lain. Jika suatu ketika bisnis dalam kesulitan dan anda tidak tahu kesulitannya apa, saatnya berpikir ulang dan memilih, segera berguru supaya paham atau cabut dari perjuangan tersebut.


Sebagai pemilik, penting bagi kita untuk sanggup menganalisa dan mencarikan jalan keluar atas segala problem yang menimpa perjuangan tersebut.


Ketika warung bakso menghadapi duduk masalah yang berujung pada kerugian, aku tidak sanggup melaksanakan apa – apa. Saya tidak paham teknis dan operasional bakso.


Hanya sanggup pasrah. Akhirnya, perjuangan tutup tanpa aku sanggup berbuat banyak.


Ketiga, sanggup memantau dan terlibat dalam perkembangan perjuangan secara langsung.


Artinya, hadir dan melihat sanksi serta operasional perjuangan dari dekat. Bisa melihat pribadi bagaimana bisnis tersebut dijalankan sehari – hari.


Bukan suatu bisnis yang lokasinya jauh atau terpencil sehingga tidak sanggup dilihat secara pribadi dan rutin.


Dengan mengunjungi dan memantau secara rutin, tindakan yang cepat sanggup diambil kalau kesulitan datang. Proses berguru dan transfer knowledge juga lebih efektif.


Jadi, pemahaman atas tantangan dan seni administrasi mengatasinya juga sanggup cepat dibangun.


Pengalaman mitra yang investasi pertanian di luar pulau tadi cukup memperlihatkan pelajaran. Dia tidak sanggup memantau secara rutin.


Boro – boro ingin belajar, sanggup melihat setahun sekali saja sudah cantik alasannya lokasi yang jauh dan biaya transportasi yang mahal.


Akibatnya, ketika bisnis bermasalah, sobat aku tidak tahu lebih awal. Ketahuannya belakangan sehabis duduk masalah jadi pelik dan kompleks, sehingga sudah sulit dicarikan solusi.


Semuanya jadi terlambat.


saha sampingan selalu menarik hati buat karyawan √ Pertimbangan Sebelum Mulai Usaha Sampingan

Itu dulu sharing tiga hal yang perlu dipertimbangkan mitra – mitra karyawan sebelum memulai perjuangan sampingan.


Tergiur gurihnya laba perjuangan boleh dan hal yang wajar. Itu manusiawi.


Tetapi, persiapan yaitu hal yang penting. Jangan gampang tergiur anjuran yang menjanjikan laba selangit dalam waktu cepat.


Ingat, bisnis dan perjuangan itu bukan pekerjaan mudah. Makanya, lebih banyak pengusaha gagal dibandingkan pengusaha sukses.


Selalu kritisi dengan cermat dan gunakan logika sehat sebelum menanamkan uang di perjuangan apapun.



Sumber https://duwitmu.com