Saturday, July 1, 2017

10 Sifat Fisik Mineral Beserta Penjelasannya

Saat kita membahas mengenai tanah, niscaya tidak terlepas dari istilah batuan. Proses penciptaan atau asal undangan dari batuan penting untuk dipelajari. Hal ini berkaitan dengan bahan penyusun yang terkandung di dalam batuan tersebut. Sehingga, perlu pembahasan mengenai bahan penyusun batuan terutama dalam mempelajari sifat fisik dari mineral yang ada di dalam batuan.


Semua bahan mineral yang kita ketahui selama ini mempunyai susunan kimiawi tertentu dan disusun oleh atom – atom yang teratur. Sehingga setiap mineral mempunyai sifat kimia ataupun fisika yang berbeda antara mineral satu dengan mineral yang lainnya. Dengan mempelajari sifat – sifat tersebut, setiap mineral akan gampang untuk diidentifikasi susunan kimianya dalam batasan tertentu. Sifat – sifat fisik mineral berupa:


1. Struktur (Form)


Bentuk – bentuk mineral sanggup dikatakan kristalin apabila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang cukup terperinci dan khas atau disebut dengan amorf. Kekhasan yang dimiliki mineral kristalin sanggup berupa:



  • Bangun kubus: galena, pirit.

  • Bangun pimatik: piroksen, ampibole.

  • Bangun doecahedon: garnet.

  • Mineral amorf: chert, flint.


Mineral – mineral yang ada di alam biasanya jarang ditemui dalam bentuk kristalin, hal ini disebabkan adanya gangguan dari proses – proses lain. Sehingga dalam proses pembentukannya mineral tersebut bergantung pada kondisi lingkungannya, biasanya akan menimbulkan bentuk mineral kristal yang khas bisa bangun sendiri maupun berkelompok. Kelompok mineral kristal atau agrasi mineral sanggup dikelompokan menurut strukturnya, yaitu:



  • Struktur granular atau struktur butiran


Terdiri atas butiran – butiran mineral yang mempunyai dimensi yang sama atau isometrik. Berdasarkan ukuran butirannya, sanggup dibedakan menjadi penerokristalin/kriptokristalin yaitu mineral yang sanggup dilihat dengan mata telanjang dan sakaroidal yaitu mineral yang mempunyai ukuran sebesar gula pasir.



  • Struktur kolom


Terdiri atas bentuk prisma panjang dan ramping. Jika bentuk prisma tersebut cukup panjang dan halus, maka mineral tersebut mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Struktur kolom sendiri dibedakan menjadi struktur jaring – jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.



  • Struktur lembaran atau lameler


Terdiri atas lembaran – lembaran mineral. Individu – individu dari mineral yang berbentuk pipih disebut struktur tabuler misalnya yaitu mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi 2 yaitu struktur konsentris, tabular dan foliasi.



  • Struktur imitasi


Merupakan kelompok mineral yang mempunyai kemiripan dalam hal bentuk dengan benda lain, ibarat asikular, filiformis, membilah dan lain sebagainya. Biasanya mineral ini sanggup berkelompok maupun bangun sendiri.


2. Pecahan (Fracture)


Pecahan mineral terbagi menjadi:



  • Concoidal: pecahan yang membentuk gelombang melengkung pada permukaan pecahan, ibarat pecahan botol atau kenampakan kulit kerang, misalnya yaitu kuarsa.

  • Splintery/Fibrous: pecahan yang memperlihatkan ibarat serat. Contohnya yaitu asbes, augit dan hipersten.

  • Even: pecahan yang dihasilkan bentuk permukaan yang halus. Contohnya limonit.

  • Uneven: pecahan yang dihasilkan mempunyai bentuk permukaan yang kasar. Contohnya magnetit, hematite, kalkopirite dan garnet.

  • Hackly: pecahan tersebut menghasilkan permukaan yang kasar, tidak teratur dan runcing – runcing. Contohnya yaitu native elemen emas dan perak.


3. Kilap (Luster)


Kilap yaitu kesan yang diberikan oleh mineral ketika terkena pantulan cahaya. Kilap sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu:



  • Kilap Logam: Pantulan oleh cahaya memperlihatkan kesan ibarat logam. Kilap jenis ini biasa ditemukan pada mineral yang mengandung logam atau mineral bijih ibarat emas, pirit, kalkopirit dan galena.



  • Kilap Non Logam: Kilap ini tidak memperlihatkan kesan logam ketika terkena cahaya. Kilap non logam sanggup dibedakan menjadi:

    • Kilap beling atau vitreous luster: kesan yang diberikan ibarat beling ketika terkena cahaya. Contohnya yaitu kuarsa, kalsit dan halit.

    • Kilap intan atau adamantine luster: kasan yang diberikan ibarat intan ketika terkena cahaya misalnya intan.

    • Kilap sutera atau silky luster: memperlihatkan kesan ibarat sutera dan biasanya ditemukan pada mineral yang mempunyai struktur serat, ibarat gipsum, asbes dan aktinolit.

    • Kilap damar atau resinous luster: kasan yang diberikan ibarat damar, misalnya resin dan sfalerit.

    • Kilap mutiara atau pearl luster: kesan yang diberikan ibarat mutiara atau belahan dalam dari cangkang kerang, misalnya yaitu talk, muskovit, dolomit dan tremolit.

    • Kilap lemak atau greasy luster: ibarat dengan sabun atau lemak, misalnya talk dan serpentin.

    • Kilap tanah: mempunyai kenampakan buram ibarat halnya tanah, misalnya kaolin, bentonit, dan limonit.




4. Kekerasan (Hardness)


Ketahanan suatu mineral terhadap ukiran itulah yang dinamakan kekerasan dalam mineral. Untuk mengetahui tingkat kekerasan mineral, secara relatif sanggup memakai skala Mohs yang dimulai dari angka 1 yang artinya paling lunak sampai angka 10 yang berarti mineral tersebut paling keras. Skala Mohs meliputi:


(1) Talk


(2) Gipsum


(3) Kalsit


(4) Fluorit


(5) Apatit


(6) Feldspar


(7) Kuarsa


(8) Topaz


(9) Korundum


(10) Intan


Seperti yang kita ketahui kalau skala Mohs merupakan skala yang relatif. Untuk mengukur kekerasan ini, sanggup memakai alat – alat sederhana ibarat kuku, pisau baja dan lain sebagainya, ibarat pada daftar di bawah ini:


Alat PengujiDerajat Kekerasan Mohs
Kuku Manusia2,5
Kawat Tembaga3
Pecahan Kaca5,5 – 6
Pisau Baja5,5 – 6
Kikir Baja6,5 – 7


5. Warna (Colour)


Warna pada mineral yaitu kenampakan yang sanggup dilihat secara pribadi kalau terkena cahaya. Warna mineral dibedakan menjadi:



  • Idiokromatik


Warna mineral akan selalu sama atau tetap. Biasanya ditemukan pada mineral – mineral yang tidak bisa tembus cahaya (opak), ibarat magnetik, pirit dan galena.



  • Alokromatik


Warna mineral tidak tetap atau sanggup berubah, hal ini tergantung dari meterial pengotornya dan biasanya sanggup ditembus cahaya, ibarat kalsit dan kuarsa.


6. Cerat (Streak)


Cerat merupakan warna dari mineral dalam wujud serbuk atau hancuran. Warna mineral ini sanggup diperoleh kalau mineral digoreskan pada belahan bernafsu ibarat kepingan porselin atau dilakukan penumbukan mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat sanggup sama dengan warna orisinil dari mineral namun ada juga yang berbeda, ibarat contoh



  • Pirit: berwarna keemasan, ketika digores hasil serbuknya akan menjadi warna hitam.

  • Hematit: berwarna merah, namun hasil serbuk akan berwarna merah kecoklatan.

  • Biotite: cerat tidak berwarna


7. Belahan (Cleavage)


Belahan merupakan kenampakan dari mineral yang menurut kemampuannya untuk membelah melalui bidang belahan yang rata dan juga licin. Biasanya bidang belahan berbentuk sejajar dengan bidang tertentu. Contoh mineral yang sanggup membelah yaitu kalsit. Kalsit mempunyai tiga arah belahan sedangkan untuk kuarsa, tidak mempunyai belahan. Belahan sendiri terbagi menjadi:



  • Belahan satu arah, contohnya: muscovite

  • Belahan dua arah, contohnya: feldspar

  • Belahan tiga arah, contohnya: halit dan kalsit


8. Berat Jenis (Specific Gravity)


Merupakan perbandingan antara berat pada mineral dengan volume mineral. Untuk mengetahui berat jenis mineral yaitu dengan cara menimbang terlebih dahulu mineral tersebut. Selanjutnya, untuk mendapat volume mineral, sanggup dilakukan dengan memasukannya ke dalam air yang berada di gelas ukur. Volume air awal atau sebelum dimasukan mineral, dikurangi dengan volume air tamat atau sesudah dimasukan mineral. Itulah jumlah volume mineral.


9. Kemagnetan


Sifat dari mineral terhadap gaya magnet. Berdasarkan reaksi mineral ketika dipapar medan magnet, dibedakan menjadi tiga jenis:



  • Ferromagnetik


Mineral – mineral ferromagnetik akan gampang untuk ditarik atau diterik dengan berpengaruh kalau terdapat medan magnet dari luar. Mineral ferromagnetik mempunyai sifat kemagnetan yang permanen. Contohnya yaitu magnetit, pyrrhotit, isovite, symthite dan lain sebagainya.



  • Paramagnetik


Mineral – mineral paramagnetik akan diterik oleh medan magnet hanya sementara saja. Mineral ini akan bersifat magnetik ketika berada erat disekitar medan magnet, kalau dijauhkan dari medan magnet akan hilang sifat kemagnetannya. Contohnya yaitu hematit, pirit, olivin, mineral mika dan lain – lain.



  • Diamagnetik


Mineral – mineral yang tidak akan tertarik oleh medan magnet. Mineral diamagnetik sebetulnya sedikit menolak medan magnet, dan yang termasuk mineral ini yaitu sulfur, kuarsa, calcite, ortoklas, gipsum, talk, intan dan lain – lain.


10. Sifat Dalam (Tenacity)


Merupakan sifat fisik mineral ketika kita mematahkan, menghancurkan, membengkokkan, memotong atau mengiris. Dan yang termasuk ke dalam sifat dalam yaitu:



  • Rapuh (brittle): gampang hancur namun biasa terpotong (kuarsa, pirit, kalsit)

  • Mudah ditempa (malleable): bisa ditempa menjadi lapisan tipis (emas dan tembaga)

  • Dapat diiris (secitile): bisa diiris dengan pisau, hasil irisan sangat ringkih (gypsum)

  • Fleksibel: mineral dalam bentuk lapisan tipis, bisa dibengkokkan tanpa patah namun kalau sudah bengkok tidak sanggup kembali ke bentuk semula (talk dan selenit).

  • Blastik: mineral dalam bentuk lapisan tipis,saat dibengkokkan sanggup kembali ke bentuk semula kalau tidak boleh tekanannya (muskovit).


Demikian klarifikasi mengenai sifat fisika mineral. Semoga informasi di atas bisa berkhasiat dan menambah pengetahuan Anda.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com