Showing posts with label Nikel. Show all posts
Showing posts with label Nikel. Show all posts

Sunday, April 22, 2018

√ Endapan Nikel Laterit Sorowako, Bahodopi, Dan Pomalaa

Adalah suatu pertanyaan “Mengapa nikel laterit banyak terbentuk di tempat Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa, mengapa tidak di tempat yang lain??”. Bagi kebanyakan orang, pertanyaan menyerupai ini memang cukup menarik, bahkan buat para andal geologi yang banyak berkecimpung dalam dunia eksplorasi juga ternyata menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji. Beberapa ahli geologi yang populer telah memperlihatkan kajian-kajian yang cukup penting untuk lebih memahami perihal fenomena ini, diantaranya ialah Paul Golightly dan Waheed Ahmad.

Tulisan ini mencoba mengupas sedikit perihal beberapa hal menyerupai pengertian nikel laterit, geologi dan proses pembentukannya dengan mengutip dari beberapa pendapat andal geologi sebelumnya. Tulisan ini juga akan mengupas sedikit perihal prospek keberadaan endapan nikel laterit di Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa.


Pengertian Nikel Laterit

Istilah “laterite” atau laterit berasal dari bahasa Latin “later” yang berarti bata. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Buchanan Hamilton pada tahun 1807 untuk bongkahan-bongkahan tanah (earthy iron crust) yang telah dipotong menjadi bata (bricks) untuk bangunan dari orang Malabar – South Central India. Masyarakat Malabar mengenali material ini dalam bahasa mereka sebagai “brickstone” atau kerikil bata (dikutip dari Waheed Ahmad, 2006).

Sekarang ini, istilah “laterite” dipakai untuk pengertian residu tanah yang kaya akan senyawa oksida besi (sesquioxsides of iron) yang terbentuk dari tanggapan pelapukan kimia dengan kondisi air tanah tertentu. Untuk residu tanah yang kaya dengan oksida alumina (hydrated aluminium oxides) dinamakan “bauxite” atau bauksit. Makara secara umum sanggup dipahami bahwa batuan-batuan mafik yang mana mengandung lebih banyak Fe daripada Al cenderung akan membentuk laterit sedangkan batuan-batuan granitik dan argillik sebaliknya cendrung akan membentuk endapan bauksit sebab kandungan Al lebih banyak dari Fe-nya.

Secara umum, nikel laterit diartikan sebagai suatu endapan bijih nikel yang terbentuk dari proses laterisasi pada batuan ultramafik (peridotit, dunit dan serpentinit) yang mengandung Ni dengan kadar yang tinggi, yang pada umumnya terbentuk pada tempat tropis dan sub tropis. Kandungan Ni di batuan asal berkisar 0.28 % sanggup mengalami kenaikan menjadi 1 % Ni sebagai konsentrasi sisa (residual concentration) pada zona limonit (Waheed Ahmad, 2006). Proses laterit ini selanjutnya sanggup bermetamorfosis proses pengayaan nickel (supergene enrichment) pada zona saprolit sehingga sanggup meningkatkan kandungan nikel menjadi lebih besar dari 2 %.

Sebetulnya, disamping endapan nikel laterit, terdapat juga type endapan lain menyerupai yang dikenal dengan nama nikel sulfida yang mana terbentuk dari proses hidrothermal sehingga membentuk suatu cebakan/ endapan nikel dalam bentuk urat-urat (veins). Salah satu pola dari type endapan ini bisa ditemukan di tambang Sudbury-Kanada. Namun demikian, untuk goresan pena ini kita hanya ingin mengenal lebih jauh perihal nikel laterit itu sendiri, yang mana tersebar banyak di tempat Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa.

Faktor Pembentuk Nikel Laterit

Menurut P Golightly, endapan nikel laterit berasal dari batuan beku yang kaya akan mineral olivin menyerupai batuan peridotit dan dunit. Nikel ini dihasilkan dari hasil pelapukan mineral olivin atau serpentin sebagai komposisi mineral utama dari batuan tersebut, atau bahkan  magnetite yang mengandung nikel. Jumlah kandungan nikel yang paling tinggi ditemukan dalam mineral olivine (Mg,Fe,Ni)2SiO4 yang mana berkisar 0.3 % nikel.

Beberapa faktor yang dianggap sangat menghipnotis proses penbentukan endapan nikel laterit ini adalah:
  • Kandungan dari batuan peridotite dan pola tektoniknya
  • Iklim
  • Topografi
  • Proses geomorfologi (bentuk bentangan alam)
Kesemua faktor ini berkaitan begitu kompleks dimana peranan secara individu dari masing-masing faktor sangat susah dibedakan. Kesemuanya bisa menghipnotis bentuk profil pelapukan secara individual berbeda, bentuk topografi dari “ore body” pada batuan peridotitnya dan bentuk secara umum dari residu nikel laterit tersebut.

Bentuk topografi/morfologi yang tidak curam tingkat kelerengannya, dimana endapan laterit masih bisa untuk ditopang oleh permukaaan topografi sehingga nikel laterit tersebut tidak hilang oleh proses pengikisan maupun ketidakstabilan lereng. Adanya flora epilog yang berfungsi untuk mengurangi tingkat intensitas pengikisan endapan laterit menyebakan endapan laterit tersebut relatif tidak terganggu.

Meskipun komposisi batuan asal memegang tugas penting untuk menghasilkan endapan laterit, kondisi iklim yang ada dan sejarah geologi yang berkenaan dengan proses pembentukan soil kesudahannya memegang peranan penting dalam mengontrol komposisi simpulan dari soil residu tersebut. Pelapukan dari batuan mafik pada kondisi iklim masbodoh cenderung akan membentuk endapan clay (lempung) sementara pada pelapukan yang tinggi dengan kondisi iklim panas dan lembab akan menyebakan laterit berkembang dengan baik.

Oleh sebab itu, supaya laterit tersebut sanggup berkembang dengan baik, berdasarkan Waheed Ahmad (2006), maka diharapkan beberapa kondisi seperti:
  • Keberadaan batuan yang mengandung besi Relatively high temperature (to aid in chemical attack)
  • Air tanah yang bersifat agak asam (slightly acidic) untuk membantu dalam reaksi kimia
  • Curah hujan yang tinggi untuk membantu pelapukan kimia dan menghilangkan unsure-unsur yang gampang larut (mobile elements)
  • Lingkungan oksidasi yang berpengaruh (untuk mengubah Fe2+ (FeO) menjadi Fe3+ (Fe2O3)
  • Proses pengayaan (supergene enrichments) untuk menghasilkan konsentrasi nikel dalam jumlah yang cukup tinggi.
  • Bentuk topografi yang sedang untuk melindungi laterit dari proses erosi
  • Waktu yang cukup untuk supaya laterit terakumulasi untuk ketebalan yang baik.

Penampang Laterit

Pembentukan penampang lapisan laterit sebagai hasil dari proses laterisasi memperlihatkan  urutan laterit yang tertua dari atas ke bawah. Secara umum penampang laterit sanggup dikategorikan menjadi:
  1. Zona limonit pada cuilan atas
  2. Zona saprolit pada cuilan tengah, dan
  3. Zona batuan dasar (bedrock) pada cuilan bawah.
Mengapa nikel laterit banyak terbentuk di tempat  √ Endapan Nikel Laterit Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa
Gambar 1. Bentuk sederhana penampang laterit (Waheed Ahmad, 2006).


Mengapa nikel laterit banyak terbentuk di tempat  √ Endapan Nikel Laterit Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa
Gambar 2. Bentuk ragam dari penampang laterit hubungannya dengan iklim
dan topografi (Waheed Ahmad, 2006).

Menurut Golithly, endapan laterit yang berkembang baik di tempat Sorowako sanggup dibedakan atas dua kategory yaitu:
  1. Endapat laterit yang berkembang pada batuan dasar (bedrock) yang tidak mengalami serpentinisasi (unserpentinized) yang dikenal dengan West type, dan
  2. Endapan laterit yang berkembang pada batuan dasar yang mengalami serpentinisasi 20% samapi 80% pada mineral olivinnya (East type).
Akibat dari perbedaan kedua kondisi lingkungan tersebut  menjadikan pekembangan bentuk penampang laterit yang berbeda pula (lihat gambar 3.).
Mengapa nikel laterit banyak terbentuk di tempat  √ Endapan Nikel Laterit Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa
Gambar 3. Penampang laterit Sorowako East Block dan West Block
secara lengkap (Waheed Ahmad, 2006).

Kondisi Geologi dan Pola Tektonik Endapan

Daerah Sorowako, bahodopi, Pomalaa dan sekitarnya merupakan cuilan mandala Sulawesi Timur yang tersusun oleh kompleks ofiolit, batuan metamorf, kompleks mélange dan batuan sediment pelagis. Kompleks ofiolit memanjang dari utara Pegunungan balantak ke arah tenggara Pegunungan Verbeek, yang disusun oleh batuan dunit, hazburgit, lerzolit, serpentinit, werlit, gabro, diabas, basalt dan diorite. Geologi regional dari pulau Sulawesi ini sanggup dilihat pada gambar 4.
Mengapa nikel laterit banyak terbentuk di tempat  √ Endapan Nikel Laterit Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa
Gambar 4.  Peta geologi dan struktur regional Sulawesi (Kadarusman dkk, 2004).

Batuan yang merupakan anggota Lajur Ofiolit Sulawesi Timur berupa batuan ultrabasa (Mtosu) yang terdapat di sekitar danau Matano, terdiri atas dunit, harzburgit, lherzolit, wehrlit, websterit dan serpentinit. Jenis batuan yang menyusun tempat Sorowako dan sekitarnya ini sangat menghipnotis keterdapatan dan penyebaran nikel laterit. Batuan dasar penyusun Sorowako dan sekitarnya ini merupakan batuan ultramafik yang mengandung nikel, cobal, besi, magnesium, dan silika. Jika batuan ini mengalami proses lateritisasi maka konsentrasi kadar nikel, kobal, basi, magnesium dan silica akan meningkat dalam zona laterit tertentu.

Struktur geologi banyak dijumpai pada tempat Sorowako dan sekitarnya, baik berupa sesar, lipatan maupun kekar (Gambar 4). Secara umum sesar yang terdapat di tempat ini berupa sesar naik, sesar sungkup, sesar geser dan sesar turun; yang diperkirakan mulai terbentuk semenjak Mesozoikum. Sesar matano dan sesar Palu Koro merupakan sesar utama yang terdapat pada tempat ini.

Kondisi Iklim

Daerah Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa juga merupakan tempat yang mengalami perubahan temperature yang kontras dan bercurah hujan yang tinggi, sehingga batuan penyusunnya gampang mengalami pelapukan mekanis. Pelapukan mekanis atau disebut juga disintegrasi sanggup mengubah ukuran batuan atau partikel batuan menjadi semakin kecil. Perubahan ukuran batuan yang semakin kecil ini mengakibatkan luas permukaan batuan yang mengalami kontak dengan agen-agen proses laterisasi menjadi semakin luas sehingga jumlah laterit yang dihasilkan juga semakin besar.

Keberadaaan nikel laterit di tempat Sorowako dan sekitarnya juga sangat dipengaruhi oleh pelapukan kimia dan sirkulasi air tanah. Semakin tinggi tingkat pelapukan kimia dan sirkulasi air tanahnya maka jumlah lateritpun akan semakin besar. Menurut Ollier, 1966, pelapukan kimia yang bekerjasama dengan proses laterisasi terdiri atas pelarutan, oksidasi-reduksi, hidrasi, karbonasi, hidrolisis dan desilisikasi. Proses pelapukan kimia dan sirkulasi air tanah terutama yang bersifat asam pada batuan ultramafik, akan mengakibatkan terjadinya penguraian magnesium, nikel, besi, dan silica pada mineral olivin, piroksin, maupun serpentin yang membentuk larutan yang kaya dengan unsur-unsur tersebut (Waheed Ahmad, 2006).

Penyebaran Endapan dan Pendekatan Konsep Ekplorasi

Pulau Sulawesi dengan kondisi geografis, iklim, topografi, geologi dan tektonik mempunyai potensi sebaran nikel laterit dibeberapa tempat di lengan timur Sulawesi. Dapat dipahami bahwa keberadaan endapan ini terkait dengan beberapa faktor tersebut diatas. Pada Kenyataannya, proses pengkayaan nikel dari sampai menjadi suatu endapan yang bernilai hemat sangat tergantung banyak sekali macam kombinasi faktor yang cukup kompleks.

Oleh sebab itu, pendekatan dari konsep eksplorasi endapan ini secara umum dipahami bahwa endapan ini berasosiasi terhadap batuan-batuan ultramafik yang kaya akan mineral-mineral ferromagnesian yang mengandung nikel. Bentuk bentangan alam (morphology) dan struktur gelologi yang berkembang serta kondisi iklim merupakan satu informasi yang sangat penting untuk bagi para explorer (geologist) untuk menindak lanjuti potensi keterdapan endapan nikel laterit tersebut.


Dari bahasan sebelumnya, disimpulkan bahwa endapan nikel yang banyak terbentuk di tempat Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa sebab sangat didukung oleh kondisi geologi dimana batuan penyusun tempat terdiri dari batuan ultramafik yang mengandung nikel. Endapan nikel dari hasil pelapukan batuan tersebut banyak mengalami proses pengayaan sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor lain menyerupai cuaca dan topografi serta kondisi fisik batuan yang terpengaruh oleh adanya struktur geologi yang berkembang cukup intensif di tempat ini. Masing-masing faktor ini akan memperlihatkan bantuan yang cukup signifikan dengan proporsi yang berbeda dan kompleks sehingga akan meghasilkan penampang laterit sangat bervariasi untuk suatu tempat maupun dengan tempat yang lain.

Pendekatan explorasi yang dilakukan oleh para geologist dengan melaksanakan pemetaan geologi untuk mendapat informasi mengenai kondisi batuan penyusun, bentuk topography dan struktur geologi akan memperlihatkan informasi awal perihal potensi endapan nikel laterit dari suatu tempat yang diteliti.

Sumber http://www.geologinesia.com

Wednesday, April 18, 2018

√ Daftar Perusahaan Tambang Nikel

Informasi yang disajikan dalam postingan ini merupakan isu nama perusahaan/usaha Tambang Nikel, yang meliputi alamat kantor operasional, kantor pusat, nomor telepon, website, dan email. Data yang disajikan diperoleh dari unit eksplorasi/produksi perusahaan-perusahaan milik negara, swasta maupun kontraktor ajaib (lihat juga mengenai daerah penghasil nikel).

Perusahaan Tambang Nikel yang dicakup dalam daftar ini ialah perusahaan yang memiliki izin eksplorasi dan atau eksploitasi di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan postingan ini sanggup melengkapi kebutuhan isu wacana Daftar Perusahaan Tambang Nikel, sehingga sanggup dimanfaatkan baik oleh perusahaan/usaha yang berkepentingan, maupun para konsumen data lainnya yang memerlukan. Disamping itu, isu ini diperlukan juga sanggup digunakan sebagai kerangka penelitian atau studi khusus selanjutnya (lihat disini wacana kegunaan nikel).


Informasi yang disajikan dalam postingan ini merupakan isu nama perusahaan √ Daftar Perusahaan Tambang Nikel
Gambar ilustrasi tambang nikel.

Perusahaan Nikel di Indonesia

TEKINDO ENERGI, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : DESA KELILEE KEC. WEDA TENGAH KODE POS.97853.
KANTOR PUSAT : KOMP.PERKANTORAN NIRWANA SUNTER ASRI III JL. SUNTER PERMAI RAYA BLOK JI NO.1 JAKARTA UTARA 14350 TELP. 021-65835431 FAX.021-65835432.

REHABOTH PRATAMA INTERNUSA, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : JL. TRANS SULAWESI-MOLORES PETASIA KODE POS, 94671.
KANTOR PUSAT : JL MUARA KARANG RAYA NO.48 PENJARINGAN - PLUIT, JAKARTA UTARA TELP.021-66672432 FAX. 021-66672437.

KEMAKMURAN PERTIWI TAMBANG, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : DESA CEMARA JAYA SP II /A BLOK A KEC. WASILE, HALTIM
KANTOR PUSAT : GEDUNG BANK PANIN LT.5 JL. JEND. SUDIRMAN, SENAYAN JAKARTA PUSAT 10270 TELP. 021.7393926

NUSAJAYA PERSADATAMA MANDIRI, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : DESA MATARANG EMAIL : agung buy@gmail.com
KANTOR PUSAT : RUKAN GRAHA MAS PEMUDA BLOK AD-1 LT.4 JL PEMUDA KAV.1 RAWAMANGUN JAKARTA 13220 TELP.08563306533

ADHITA NIKEL INDONESIA, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : JL. HASAN RAKIB DESA SEAGIMALAHA/ TEWIL KOTA MABA MALUT 97862
KANTOR PUSAT : GRAND ITC PERMATA HIJAU JL. ALTERI PERMATA HIJAU, GROGOL UTARA KEBAYORAN LAMA, JAKARTA 12210 EMAIL : adhita_nikel@yahoo dotco dotid TELP.021-53664352 FAX.021-53664354

BIMA CAKRA PERKASA NIKEL MINERALINDO
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : DESA BULELENG
KANTOR PUSAT : GRAHA INTI FAUZI LT.4 JL. BUNCIT RAYA NO.22 KODE POS.12510 TELP.021-79182244 FAX.021-79182424

PRIMA NUSA SENTOSA
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : DESA LAROENAI DUSUN I
KANTOR PUSAT : RUKAN PERMATA SENAYAN JL. TENTARA PELAJAR BLOK F3-7 JAKARTA SELATAN TELP.021-215794-1166, FAX.021-57941155

KONSTRUKSOR, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : DESA LABOTA
KANTOR PUSAT : KEMANG JAYA KAV. 9-11 KEMANG SELATAN NO. 8 JAKARTA SELATAN, 12750 TELP (+62) 21 7195755

VALE INDONESIA, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : MALILI, SOROAKO, KEC. NUHA, KAB. LUWU, SULSEL
KANTOR PUSAT : PLAZA BAPINDO II LT. 22 JL. JEND. SUDIRMAN KAV. 54-55, JAKARTA SELATAN 12190 TELP. (021) 524-9000, FAX. (021) 524-9020

WEDA BAY NICKEL
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : TANJUNG ULIE HALMAHERA TENGAH
KANTOR PUSAT : WISMA PONDOK INDAH 2 LT. 11 JL. SULTAN ISKANDAR MUDA KAV V-1A JAKARTA SELATAN

MINERINA BHAKTI, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : PULAU GEBE, KECAMATAN MABA, HALMAHERA TIMUR
KANTOR PUSAT : GEDUNG GRAHA KARYA LT. 2 KOMPLEK GEDUNG ANTAM, JL. TB SIMATUPANG NO. 1 TELP. (021) 7812635 Ext. 3929

ANEKA TAMBANG, PT. PERSERO
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : UNIT PERTAMBANGAN NIKEL POMALA, KOLAKA JL. JEND. A. YANI NO. 2 TELP. (045) 310171, FAX.(045) 310833
KANTOR PUSAT : GEDUNG ANEKA TAMBANG JL. LETJEN T.B. SIMATUPANG/LINGKAR SELATAN, TANJUNG BARAT, JAKARTA 12530 TELP. (021) 789-1234, FAX : (021) 789-1224

ALASKA DWIPA PERDANA, PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : JL TRANS SULAWESI DESA SOSLONSA JAYA
KANTOR PUSAT : GEDUNG ANEKA TAMBANG JL LETJEN STB SIMATUPANG JAKARTA 12530 TELP(021)7812635 EXT.3250 FAX(021)7884360 Email : alaskadmp@yahoo dotco dotid

ARGA MORINI INDAH. PT
KOMODITAS : NIKEL
KANTOR OPERASIONAL : DESA WULU DAN KOKOE KEC. TALAGA RAYA
KANTOR PUSAT : PLAZA DUA MUTIARA LT. 18 JL. DR. IDE ANAK AGUNG GDE AGUNG JAKARTA 12920 TELP. 021-57854055

VALE INDONESIA, PT
KOMODITAS : NIKEL MATE
KANTOR OPERASIONAL : 1) PLANT SITE SOROWAKO ,92984 ; 2) MALIKI SOROAKO KEC.
NUHA ; 3) JL. TRANS SULAWESI BAHOMOTEFE SULAWESI TENGAH
KANTOR PUSAT : BAPINDO PLAZA II, 22 nd FLOOR JL JENDERAL SUDIRMAN KAV. 54-55 JAKARTA SELATAN 12190 TELP. 021-5249000 FAX 021-5249020.
Sumber http://www.geologinesia.com

Sunday, March 4, 2018

√ Manfaat Nikel Yang Sering Dipakai Di Banyak Sekali Bidang

Apa manfaat nikel? - Nikel pada awalnya disebut elemen "kupfer-nickel" alasannya yaitu ditemukan di dalam batuan yang tampak ibarat bijih tembaga (Kupfer). Pada ketika itu nikel dianggap sebagai elemen pengotor pada penambangan tembaga (lihat juga: manfaat tembaga). Akan tetapi seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi, nikel telah bermetamorfosis menjadi sebuah elemen primadona. Pemanfaatan nikel yang sangat strategis menciptakan pencarian terhadap logam ini semakin gencar dilakukan sampai ketika ini.

Berbagai macam materi yang mengandung nikel memainkan tugas penting di banyak sekali bidang kehidupan kita dan hampir tak ada habisnya, contohnya: peralatan makanan, ponsel, peralatan medis, transportasi, bangunan, serta pembangkit listrik. Nikel dipilih alasannya yaitu dibandingkan dengan materi lain, ia mengatakan ketahanan yang lebih baik terhadap korosi, terhadap suhu tinggi maupun rendah, serta mempunyai sifat magnetik dan elektronik yang khusus.

Pemanfaatan nikel yang paling utama yaitu sebagai paduan dari besi dan kromium untuk menghasilkan baja yang tahan karat. Baja tahan karat biasanya mengandung 8-12% nikel. Selain itu, paduan nikel dengan kandungan yang lebih tinggi ibarat stainless steel banyak digunakan untuk aplikasi yang lebih besar ibarat turbin gas dan di industri kimia. Paduan nikel-besi banyak digunakan dalam elektronik dan rekayasa spesialis, sedangkan paduan nikel-tembaga digunakan untuk mata uang dan pada industri kelautan.

Ada sekitar 3000 paduan yang mengandung nikel digunakan sehari-hari. Sekitar 90% dari semua nikel yang dijual setiap tahun digunakan sebagai paduan yang menghasilkan baja, sedangkan dua pertiganya dibentuk stainless steel. Logam nikel juga sanggup digunakan sebagai materi dekoratif dan teknik coating yaitu 'nikel-plating' atau 'lapisan nikel tanpa listrik' atau 'electro forming'.

Nikel merupakan materi yang penting dari beberapa sistem isi ulang baterai yang digunakan dalam elektronik, alat-alat listrik, transportasi dan pasokan listrik darurat (UPS). Yang paling populer ketika ini yaitu nikel-metal hidrida (NiMH). Nikel juga sanggup digunakan sebagai materi utama dalam banyak katalis yang digunakan untuk menciptakan reaksi kimia yang lebih efisien.

Penggunaan nikel tumbuh sekitar 4% setiap tahun, sementara itu penggunaan stainless steel yang mengandung nikel tumbuh sekitar 6%. Pertumbuhan tercepat ketika ini terlihat di negara-negara yang gres berkembang, terutama di Asia. Bahan yang mengandung nikel diharapkan untuk memodernisasi infrastruktur dan untuk industri di negara-negara tersebut.

 alasannya yaitu ditemukan di dalam batuan yang tampak ibarat bijih tembaga  √ Manfaat Nikel yang Sering Digunakan di Berbagai Bidang
Grafik konsumsi global logam nikel vs produksi global stainless steel 2001-2020 dan perkembangan harga nikel ore 2013-2016 (Sumber: mining-technology.com dan nextminingboom.com).

Sebagian besar produk yang mengandung nikel mempunyai umur yang lebih usang (rata-rata 25-35 tahun). Produk yang mengandung nikel sering mengatakan manfaat yang optimal dengan total biaya yang dikeluarkan akan lebih rendah serta efisiensi penggunaan sumberdaya energi (nikel dalam baterai).

Pada selesai masa pakainya, produk yang mengandung nikel sanggup dikumpulkan dan didaur ulang untuk sanggup digunakan kembali. Nikel yaitu salah satu materi yang secara global paling sering di daur ulang. Sekitar setengah dari kandungan nikel dalam produk stainless steel bersumber dari nikel yang di daur ulang.

Nikel merupakan sebuah kepentingan ekonomi dan mempunyai nilai strategis yang cukup besar di banyak sekali bidang bagi sebuah negara. International Nickel Study Group, yang berbasis di Lisbon, Portugal, yaitu sebuah tubuh antar pemerintah yang menerbitkan statistik bulanan pasokan dan usul nikel, serta bertindak sebagai lembaga untuk pertukaran warta dan tinjauan perihal animo nikel.

Itulah tadi klarifikasi perihal manfaat nikel yang begitu penting dalam banyak sekali bidang kehidupan manusia. Semoga saja kita sanggup bijak memakai sumber daya logam yang satu ini.
Sumber http://www.geologinesia.com

Friday, February 23, 2018

√ Potensi Kawasan Penghasil Nikel Di Indonesia, Pongkalero Kabaena Selatan

Tulisan ini merupakan tinjauan pendahuluan terhadap potensi nikel pada izin perjuangan pertambangan (IUP) Eksplorasi PT AAA yang secara umum mewakili salah satu daerah penghasil nikel di Indonesia yakni Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara. Tinjauan ini merupakan tahapan eksplorasi paling awal sebelum aktivitas lapangan dilakukan. Lokasi IUP yang dimaksudkan terletak sekitar ± 80 kilometer di sebelah selatan Kota Rumbia Ibu Kota Kabupaten Bombana pada koordinat titik centroid = 9410500, 380250 UTM. Properti IUP masuk dalam Kecamatan Kabaena Selatan, tepatnya di Desa Pongkalaero.

Secara legalitas, IUP PT AAA terletak di Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan SK Bupati Bombana Nomor xxx Tahun 2012; Tanggal xxx Desember 2012. Luas lokasi IUP Operasi Produksi PT AAA yakni 4888 ha sedangkan menurut hasil plot koordinat yakni 4971.23 Ha. Izin materi galian berupa mineral logam (bijih nikel).

Baca juga: Inilah Manfaat Nikel yang paling utama

Berdasarkan dari peta perubahan peruntukan dan fungsi daerah hutan dan penunjukkan daerah hutan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 (Lampiran SK Menteri Kehutanan No SK.465/Menhut-II/2011; Tanggal 9 Agustus 2011), lokasi IUP PT AAA termasuk dalam areal penggunaan lain, hutan produksi terbatas dan hutan lindung dengan luasan sebagai berikut:
  1. Hutan Lindung = 3575,25 Ha ( 71.92% )
  2. Area Penggunaan Lain = 1307,14 Ha ( 26.29 % )
  3. Hutan Produksi Terbatas = 88,84 Ha ( 1.79 % )

Tulisan ini merupakan tinjauan pendahuluan terhadap potensi nikel pada izin perjuangan pertamba √ Potensi Daerah Penghasil Nikel di Indonesia, Pongkalero Kabaena Selatan
Gambar peta lokasi IUP dan status hutan.

Berdasarkan dari peta geologi regional lembar Kolaka, Sulawesi Skala 1 : 250.000 (Simandjuntak, dkk., 1993), lokasi IUP PT AAA ini berada pada Komplek Ultramafik, Formasi Langkowala dan kompleks Pompangeo. Komplek Ultramafik merupakan susunan atas harsburgit, dunit, wherlit, serpentinit, gabro, basal, dolerit, diorit, mafik meta, ampibiolit, magnesit dan setempat rodingit. setempat kalkarenit.

Formasi Langkowala tersusun atas konglomerat, batupasir, serpih, dan setempat kalkarenit. Sedangkan Kompleks Pompangeo tersusun atas sekis mika, sekis glokofan, sekis amfibolit, sekis klorit, rijang berlapis sekis genesan, pualam, dan batugamping meta.

Baca juga: Proses Pembentukan Nikel

Berdasarkan dari peta analisa slope daerah IUP PT AAA berada pada daerah morfologi perbukitan bergelombang miring dan morfologi perbukitan terjal. Morfologi perbukitan terjal tersebar pada bab tengah dari lokasi IUP PT AAA, dicirikan oleh daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 400 – 1200 mdpl dan kemiringan lereng berkisar > 16 derajat.

Sedangkan morfologi perbukitan bergelombang miring tersebar dibagian utara dan selatan dari IUP, dicirikan dengan kemiringan lereng berkisar < 16 derajat. Endapan nikel laterit akan berkembang baik pada kemiringan lereng (slope) antara 2-120, kalau disusun oleh litologi batuan ultramafik.

Tulisan ini merupakan tinjauan pendahuluan terhadap potensi nikel pada izin perjuangan pertamba √ Potensi Daerah Penghasil Nikel di Indonesia, Pongkalero Kabaena Selatan
Peta geologi IUP secara regional dan analisa slope.

Dari hasil data eksplorasi terdahulu terdapat 10 titik auger, 27 titik testpit dan 33 titik pengeboran dengan total kedalaman yakni 264 m. Dari hasil penilaian terdapat beberapa titik yang mempunyai kandungan Ni dengan kadar yang bagus. Terdapat endapan nikel yang potensial dimana terdapat beberapa titik yang mempunyai kadar Ni tinggi > 1,8 %. Oleh alasannya itu lokasi ini disarankan untuk ditindaklanjuti dengan due diligence (site visit dan pemetaan geologi semi detail) untuk memastikan potensi dan sebaran materi galian tersebut.

Baca juga: Daerah Penghasil Nikel Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa

Tulisan ini merupakan tinjauan pendahuluan terhadap potensi nikel pada izin perjuangan pertamba √ Potensi Daerah Penghasil Nikel di Indonesia, Pongkalero Kabaena Selatan
Peta sebaran kadar nikel hasil compilasi data terdahulu.

Selain itu perlu pula diperhatikan dilema izin pinjam pakai daerah hutan untuk aktivitas eksplorasi dan operasi produksi, alasannya sebagian besar prospek area pada IUP PT AAA termasuk dalam daerah hutan lindung dan hutan produksi terbatas.

Sumber http://www.geologinesia.com

√ Mekanisme Pemetaan Geologi Nikel Laterit

Tujuan dan Pengertian Pemetaan Geologi

Pemetaan dan penyelidikan geologi dimaksudkan untuk mengumpulkan banyak sekali data dan isu geologi permukaan mencakup: sebaran batuan/litologi, morfologi, struktur geologi serta materi galian. Hasil pemetaan dan penyelidikan diharapkan sanggup mempunyai kegunaan sebagai data dasar dalam menunjang perencanaan kegiatan eksplorasi lanjutan. Ruang lingkup cakupan acara meliputi: perencanaan, pekerjaan lapangan, analisis dan penilaian data, dan penyusunan laporan.

Pemetaan yakni suatu proses pencarian dan pengumpulan data dengan metode pengukuran, perhitungan maupun penggambaran sehingga diperoleh data yang cukup untuk dituangkan dalam bentuk peta. Peta yakni citra permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Peta geologi  adalah peta yang menunjukkan citra mengenai seluruh penyebaran dan susunan dari lapisan-lapisan batuan dengan menggunakan warna atau simbol, yang sanggup menunjukkan pencerminan dalam tiga dimensi mengenai susunan batuan dibawah permukaan.

Safety Mapping

Kelalaian dan ketidak hati-hatian akan mengakibatkan ancaman selama field mapping. Ketidaktelitian dalam field mapping akan mengakibatkan data yang tidak benar/valid, Field mapping. Tidak boleh dilakukan seorang diri atau berpencar/memisahkan diri dari rekan satu tim, kecuali diyakinkan bahwa yang berpencar, melaksanakan mapping didaerah yang tidak jauh, masih sanggup dipantau oleh rekan satu tim, dan waktunya hanya sebentar saja. Demikian pula, radio komunikasi dua arah dipastikan sanggup berfungsi dengan baik ketika seorang diri/berpencar.


Jangan pernah melaksanakan field mapping sambil berlari-lari. Hati-hati dan waspada terhadap hewan liar (khususnya ular) dan serangga berbahaya. Perhatikan dan waspada terhadap ancaman pohon/kayu tumbang, berhati-hati terhadap ancaman terkena petir. Menggunakan alat pelindung diri menyerupai Safety Helmet, Safety Shoes, Safety Glasses, Safety Hand Gloves, Safety Clothes (sebaiknya baju lengan panjang dan berwarna cemerlang, sanggup memantulkan sinar), dan Safety Vest (sebaiknya rompi/vest berwarna cemerlang dan sanggup memantulkan sinar).

Peralatan Lapangan

Peta topografi/geologi kawasan yang akan di mapping, Palu geologi, Kompas geologi, GPS (Global Positioning System), Alat tulis menulis (buku catatan, pensil, pulpen, spidol anti air, stabilo, pensil warna). Radio Komunikasi dua arah, Arloji, Ransel/Backpack, Loupe, Pen magnet, Scratcher, Magnetometer (Alat pengukur magnetic susceptibility). Kamera, Pita ukur/rol meter (1m atau lebih), serta Map Holder.

Kantong sample, Pita berwarna, Senter dan battery cadangan (Untuk berjaga-jaga bila kemalaman di hutan), First Aid Kit, Survival Kit, Parang (Untuk berjaga-jaga dari hewan buas dan serangga berbahaya dan kegunaan lain), Korek api, Rain coat (jas hujan), Tenda kecil (jika acara mapping diperkirakan akan usang dan ada kemungkinan menginap di hutan), Bekal makanan/minum secukupnya.

 dimaksudkan untuk mengumpulkan banyak sekali data dan isu geologi permukaan meliputi √ Prosedur Pemetaan Geologi Nikel Laterit
Ilustrasi mekanisme pemetaan geologi nikel laterit.

Prosedur Kerja

Persiapan Pekerjaan
Tahap ini merupakan tahap untuk mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan yang akan dipakai dalam kegiatan pemetaan geologi sekaligus mendiskusikan planning kerja pada lokasi yang akan di petakan.
1. Siapkan peta lokasi yang direncanakan (masukkan/plot semua data yang sebelumnya telah terdapat di kawasan tersebut, bila ada).
2. Sesuaikan koordinat peta yang akan dipakai dengan sistem koordinat GPS.
3. Rencanakan rute field mapping yang baik dan aman
4. Siapkan semua alat pelindung diri dan peralatan yang dibutuhkan
5. Pastikan semua alat pelindung diri dan peralatan yang akan dibawa ke lapangan sanggup dipakai dan berfungsi dengan baik.
6. Informasikan detail planning field mapping yang akan dilakukan kepada atasan atau orang lain yang berwenang. Hal-hal yang perlu disampaikan yakni : planning lokasi/daerah yang akan dimapping, rute yang akan dilalui, planning waktu kembali/pulang , berapa orang dan siapa saja yang akan melaksanakan field mapping.
7. Tinggalkan copy dari detail planning field mapping di basecamp/kantor, yaitu peta lokasi, rute perjalanan, personil yang ikut dan asumsi waktu kembali/pulang.

Perjalanan ke Lokasi Mapping
Gunakan alat pelindung diri standard (safety shoes, safety helmet, safety hand gloves, safety clothes dan safety vest), Aktifkan radio komunikasi dua arah, Jika sebagian perjalanan dilakukan dengan mobil, berhentilah di tempat yang kondusif dan parkir kendaraan beroda empat dengan benar dan kondusif di tempat yang aman. Lakukan pengaturan untuk meyakinkan bahwa semua alat dan peralatan terbawa oleh anggota tim.


Perhitungkan beban yang dibawa oleh semua anggota tim dan waktu perjalanan yang harus ditempuh untuk menghindari anggota tim terjangkit kelelahan. Berjalan dengan kecepatan yang cukup, tidak terburu-buru ataupun berlari-lari. Gunakan GPS dan kompas untuk memandu arah perjalanan. Plot jalur perjalanan yang dilalui semoga selalu sanggup dibandingkan dengan rute yang telah direncanakan. Berhati-hatilah selama dalam perjalanan ke lokasi mapping, semoga tidak terpeleset, tergelincir, terjatuh, tertimpa kayu/pohon, atau tersandung akar kayu/pohon.

Waspada pada kawasan yang mungkin terdapat hewan buas, ular atau serangga berbahaya. Misalnya semak belukar yang sering terdapat ular, pohon yang terdapat sarang lebah, atau kawasan yang mungkin terdapat buaya, dll. Apabila terjadi hujan lebat dan petir, segera cari tempat berlindung yang aman, istirahatlah sejenak hingga keadaan reda dan dirasa kondusif untuk melanjutkan perjalanan

Pelaksanaan Mapping Dari Satu Titik Pengamatan ke Titik Pengamatan Berikutnya
Gunakan alat pelindung diri standard (safety shoes, safety helmet, safety hand gloves, safety clothes dan safety vest). Tetap aktifkan radio komunikasi  dua arah. Hati-hati dan waspada selama dalam perjalanan dari satu titik/lokasi pengamatan ke titik /lokasi pengamatan berikutnya. Berjalan dengan kecepatan yang cukup. Tidak terburu-buru, tidak berlari-lari, gunakan GPS dan kompas untuk memilih posisi setiap titik/ lokasi pengamatan.

Plot jalur mapping yang dilalui semoga selalu sanggup dibandingkan dengan rute yang telah direncanakan. Perhitungkan waktu tempuh dari satu titik pengamatan ke titik pengamatan lainnya semoga sanggup memperkirakan waktu yang tersisa dan waktu yang masih diharapkan untuk sisa pekerjaan/mapping hari itu. Berhati-hatilah selama dalam perjalanan dari satu titik/lokasi pengamatan ke titik/lokasi pengamatan lainnya semoga tidak terpeleset, tergelincir, terjatuh, tertimpa kayu/pohon, atau tersandung akar kayu/pohon.

Baca juga: QAQC Nikel Laterit

Waspada pada kawasan yang mungkin terdapat hewan buas, ular atau serangga berbahaya contohnya semak belukar yang sering terdapat ular, pohon yang terdapat sarang lebah, atau kawasan yang mungkin terdapat buaya, dll. Apabila terjadi hujan lebat dan petir, segera cari tempat berlindung yang aman, istirahatlah sejenak hingga keadaan reda dan dirasa kondusif untuk melanjutkan perjalanan.

Mengambil Gambar/Foto Dengan Kamera dan Membuat Sketsa
Gunakan alat pelindung diri standard (safety shoes, safety helmet, safety hand gloves, safety clothes dan safety vest). Tetap aktifkan radio komunikasi  dua arah. Hati-hati dan waspada terhadap keadaan sekeliling. Pilih lokasi pengambilan gambar/foto dan lokasi menciptakan skema yang baik, sehingga gambar atau skema yang dihasilkan anggun dan mencerminkan data detail yang ingin ditonjolkan. Pastikan posisi badan dan pijakan kaki ketika mengambil gambar/foto dan menciptakan skema yakni aman, semoga terhindar dari bahaya. Gunakan pengaturan cahaya yang benar semoga gambar/hasil yang diperoleh bagus. Gunakan map holder semoga pembuatan skema sanggup dilakukan dengan baik.

Melakukan Deskripsi Litologi, Geomorfologi, Stuktur, Serta Potensi Bahan Galian Pada Lokasi Sekitar Titik Pengamatan
Tetap gunakan alat pelindung diri standard (safety shoes, safety helmet, safety hand gloves, safety clothes dan safety vest). Tetap aktifkan radio komunikasi  dua arah, hati-hati dan waspada terhadap keadaan sekeliling. Pilih lokasi pembuatan deskripsi yang baik, sehingga deskripsi yang dihasilkan baik dan benar, serta mencerminkan data detail yang ingin ditonjolkan. Dekati obyek yang akan dideskripsi.

Jika mendeskripsi tanah penutup, limonite, saprolite atau bedrock, ambillah sample tersebut, pegang, rasakan dan amatilah sifat fisik obyek yang dideskripsi. Gunakan alat bantu deskripsi, yaitu loupe, pen magnet, scratcher dan magnetometer. Apabila ada yang perlu diukur dimensinya, ukurlah dengan pita ukur.


Apabila ada struktur yang sanggup diukur, contohnya fracture, joint, vein, veinlet ukurlah dengan menggunakan kompas geologi. Rekamlah/catatlah sebanyak mungkin dan sedapat mungkin semua data yang dianggap perlu, lantaran harus diingat, sekali kita telah meninggalkan suatu titik/lokasi pengamatan, yakni sangat sulit, tidak efektif dan tidak efisien untuk kembali ke lokasi tersebut.

Melakukan Sampling
Gunakan alat pelindung diri standard (safety glasses, safety shoes, safety helmet, safety hand gloves, safety clothes dan safety vest), tetap aktifkan radio komunikasi dua arah. Hati-hati dan waspada terhadap keadaan sekeliling, pilih lokasi pengambilan sample yang baik, sehingga sample yang dihasilkan representatif, serta  mencerminkan data detail yang ingin ditonjolkan. Pastikan posisi badan dan pijakan kaki ketika melaksanakan sampling yakni aman, semoga terhindar dari bahaya.

Ambillah sample sesuai yang diperlukan, apabila mengambil sample nikel laterit berupa soft material (soil, limonite atau soft saprolite), ambillah kira-kira 2 kg dan masukkan ke kantong sample. Apabila mengambil sample hard material (boulder, rocky saprolite atau bedrock), ambillah seukuran 2x kepalan tangan dan masukkan ke kantong sample. Beri tanda pengenal di kantong sample dengan spidol anti air. Cantumkan: Lokasi sampling, no.sample, tanggal sampling, jenis sample.

Plot Lokasi Pengamatan di Peta
Tetap gunakan alat pelindung diri standard (safety shoes, safety helmet, safety hand gloves, safety clothes dan safety vest). Tetap aktifkan radio komunikasi  dua arah, hati-hati dan waspada terhadap keadaan sekeliling. Plot lokasi pengamatan di peta dengan menyesuaikan arah utara bekerjsama di lapangan dan di peta dengan pemberian kompas dan juga GPS untuk mengetahui koordinat. Plotting di peta sanggup dilakukan dengan orientasi terhadap medan sekitar untuk membandingkan kondisi bekerjsama di lapangan, dibandingkan dengan peta.


Plotting di peta sanggup juga dilakukan dengan menggunakan alat bantu GPS. Untuk menggunakaan GPS, carilah/buatlah sehingga lokasi pengamatan menjadi area terbuka yang memungkinkan sinyal satelit sanggup diterima oleh GPS. Apabila kondisi sekitar lokasi pengamatan belum "terbuka", pakailah bendo untuk membersihkan dan menciptakan area tersebut lebih terbuka. Plot hal-hal yang diharapkan dengan aba-aba dan symbol yang terang dan lazim dipakai untuk memudahkan orang lain membaca dan mengerti peta tersebut.

Memberi Tanda Pengenal di Lokasi Pengamatan/Sampling
Gunakan alat pelindung diri standard (safety shoes, safety helmet, safety hand gloves, safety clothes dan safety vest). Tetap aktifkan radio komunikasi  dua arah, Hati-hati dan waspada terhadap keadaan sekeliling. Setelah semua tahapan mapping diatas telah selesai, isu berupa: No.stasiun pengamatan, nama daerah, tanggal pengamatan, jenis sampling yang dilakukan harus dituliskan pada pita berwarna (pita survey) dengan menggunakan spidol anti air. Pita tersebut kemudian diikatkan pada batang kayu/pohon yang berpengaruh dan keras, dan dianggap berumur cukup panjang.

Pulang ke Basecamp/Kantor
Gunakan alat pelindung diri standard (safety shoes, safety helmet, safety hand gloves, safety clothes dan safety vest). Tetap aktifkan radio komunikasi dua arah, berjalan dengan kecepatan yang cukup, tidak terburu-buru, tidak berlari-lari. Pastikan semua peralatan tidak ada yang tertinggal di lapangan. Semua data yang telah direkam/dicatat/dideskripsi beserta sample yang telah diambil, dibawa pulang dengan cara kondusif hingga hingga ke basecamp/kantor.

Gunakan GPS dan kompas untuk memandu arah perjalanan. Plot jalur perjalanan yang dilalui semoga selalu sanggup dibandingkan dengan rute yang telah direncanakan. Waspada pada kawasan yang mungkin terdapat hewan buas, ular atau serangga berbahaya contohnya semak belukar yang sering terdapat ular, pohon yang terdapat sarang lebah, atau kawasan yang mungkin terdapat buaya, dll.


Apabila terjadi hujan lebat dan petir, segera cari tempat berlindung yang aman, istirahatlah sejenak hingga keadaan reda dan dirasa kondusif untuk melanjutkan perjalanan. Berhati-hatilah selama dalam perjalanan pulang ke basecamp/kantor semoga tidak terpeleset, tergelincir, terjatuh, tertimpa kayu/pohon,  atau tersandung akar kayu/pohon.

Laporan Hasil Pemetaan Geologi
Laporan dibentuk pada dikala kegiatan pemetaan geologi lapangan telah final dilakukan. Laporan ini berisi data hasil kegiatan lapangan yaitu diantaranya data litologi, gemorfologi, struktur, dan potensi materi galian.

Sumber http://www.geologinesia.com

Thursday, February 22, 2018

√ Preparasi Sampel Bor Nikel Laterit

Pengertian Preparasi Sampel

Preparasi sample yaitu suatu proses pengambilan sampel yang representatif untuk keperluan penyelidikan analisis. Komposit sampel merupakan sampel yang terdiri dari dua atau lebih yang dikumpulkan pada waktu tertentu dan ditambahkan bersama-sama. Standar operional mekanisme ini berlaku di semua acara preparasi sampel bor yang dengan ruang lingkup preparasi sample mencakup persiapan, preparasi, penyaringan material, pengecekan ulang, dan laporan produksi.

Peringatan Umum

Gunakan alat pelindung diri (APD), pekerjaan ini mempunyai potensi ancaman dan kerugian yang sedang (cedera sedang dan barang rusak), kesalahan dalam penanganan sample berakibat data tidak valid. Ketidakhati-hatian dalam preparasi sample sanggup mengakibatkan cedera, hindari pinjaman nomor sekaligus untuk beberapa sample alasannya sanggup berakibat tertukarnya nomor di antara sample. Prosedur ini harus diikuti biar potensi bahaya/kerugian sanggup dihindari. Standar PPE (Personal Protective Equipment) yang diubahsuaikan dengan perkerjaan di lapangan yaitu diantaranya: Sarung tangan, Sepatu Safety, Masker, Helmet, Kaca mata.


Peralatan Preparasi

Perlengkapan atau peralatan pelengkap yang menunjang terlaksananya acara preparasi sampel yaitu diantaranya: Lori-lori (Tambahan), 1 Set Sample Screen (Screen 2", Screen 6"), Kwartering, Sendok sample dan palu-palu, Kantong sampel dan plastik nomor sampel, Tali rafia, Alat pengaduk sample, Timbangan Digital, Wadah tempat sample (Talang), Barcode, Form isian preparasi, Buku logbook preparasi, Karung. Kuas, 1 set komputer, Peralatan tulis menulis: pulpen, spidol permanen, spidol white board, pensil.

 Preparasi sample yaitu suatu proses pengambilan sampel yang representatif untuk keperlua √ Preparasi Sampel Bor Nikel Laterit
Gambar beberapa peralatan preparasi sampel bor nikel.

Urutan Kerja Preparasi Sampel

Persiapan Umum
Siapkan peralatan kerja dan peralatan safety yang akan digunakan, siapkan alat tulis menulis. Rangkaikan alat saringan sebagai berikut: Letakkan saringan berukuran 6" pada rak Screening I (bagian atas), saringan ukuran 2" pada rak 2 (Bagian Tegah), dan talang di rak III (Paling bawah). Siapkan sendok sample, palu – palu dan pengaduk sample, siapkan talang yang higienis sebagai wadah sample. Siapkan timbangan (nolkan atau kalibrasi), Siapkan nomor-nomor sample (XXXXXXX), Siapkan sample bag plastik, Siapkan plastik nomor sample, Siapkan karung sample, Siapkan form penulisan data preparasi dan data logging. Perhatikan sekeliling untuk menghindari hal-hal yang sekiranya berpotensi bahaya, contohnya lantai yang licin, barang awut-awutan dilantai dsb.

Persiapan Sampel Bor
Pastikan apakah sample/core yang akan dipreparasi sudah difoto atau belum oleh logger dengan mengecek pada logbook logging dan foto serta konfirmasi dengan logger. Siapkan form preparasi yang telah diisi sesuai dengan nomor holes dan logging yang ada. Check label-label material yang akan di preparasi seperti: Label depth (interval), Label Hole_ID, Label deposit. Dilakukan per interval depth atau sesuai dengan geological break.


Persiapan Preparasi
Tempatkan sample/core box secara berurut mulai dari meteran awal hingga selesai di bersahabat meja preparasi. Lakukan preparasi hole per hole dimulai dari sample pada meteran awal dilanjutkan hingga ke meteran akhir. Perhatikan jenis material (LIM, SAP, BLD, BRK). Sendok material tersebut (dari top ke bottom) dari core box, yakinkan semuanya terambil, dan dikumpulkan dalam satu wadah.

Penyaringan Material Limonit
Untuk material limonit/tanah (yakinkan dengan cara visual atau di remas-remas) perlakukan sbb: Ditimbang dan catat pada lembar atau form pada kolom material –2" yang disediakan. Tumpahkan di atas meja preparasi. Hancurkan, aduk-aduk dan composite sample hingga benar-benar homogen sebanyak 10 – 15 kali. Ambil Ring Flat, masukkan semua sample ke dalamnya dan diratakan. Lakukan kwartir didalam ring tersebut. Kemudian sample yang sudah terbagi menjadi 4 cuilan tersebut tumpuk mulai dari cuilan I,ke-II, ke-III dan ke-IV. Kompositkan kembali hingga benar-benar homogen.

Kemudian ambil kembali ring flat, masukkan semua sample tersebut secara merata. Kwartir sample tersebut didalam ring. Bagian sample yang telah terbagi kembali ditumpuk mulai dari cuilan I, ke II, ke III dan tumpukan paling atas yaitu cuilan ke IV. Setelah sample tersebut ditumpukkan ambil kwartir dan lakukan kembali peng-kwartiran sample. Ambil sampel dari dua sisi alat kwartir yang saling bersilangan dan gabungkan menjadi satu sebagai sample regular yang akan dikirim ke laboratorium. Beri nomor sample dan masukkan ke dalam sample bag plastik.

Pemberian nomor sample dimulai dari nomor yang terkecil ke nomor yang terbesar/fraksi yang terbesar ke fraksi yang terkecil yang disusun secara berurutan dari kiri ke kanan kru preparasi. Kemudian ambil juga sisa sample dari dua sisi kwartir yang lainnya, gabungkan dan masukkan kedalam kantong sample sebagai sample backup. Masukkan no sample yang sama dengan no sample original dan pita merah sebagai tanda bahwa sample tersebut yaitu sample backup yang akan di simpan di gudang, tuliskan "Backup" atau initial "B" di cuilan luar plastik sample.

Untuk sample yang jumlahnya sedikit dan hanya cukup untuk dikirim ke lab tidak perlu di buatkan backup samplenya. Catat nomor sample ke dalam form preparasi sample pada baris interval yang sebenarnya. Untuk pengerjaan jenis sample yang sama, bila terdapat material absurd berupa fraksi atau yang lainnya dilakukan penyaringan pada screening.

Penyaringan Material Saprolit dan Bedrock
Setelah melaksanakan preparasi untuk sample limonit dilanjutkan dengan sample saprolit dan bedrock, sebelum melaksanakan preparasi sample saprolit terlebih dahulu peralatan yang telah digunakan untuk layer limonit tadi dicuci hingga higienis dan begitu juga meja yang digunakan dibersihkan untuk menghindari kontaminasi antar material yang satu dengan material yang lain, pada dikala layer saprolite selesai dipreparasi dan memasuki layer bedrock ataupun boulder proses tersebut diatas dilakukan kembali.


Untuk material saprolit yang ditandai dengan hadirnya material-material lebih berangasan perlakuannya sebagai berikut: Sendok material tersebut dari core-box. Bila terdapat geological break, sendok material hingga batas dimana geological break tersebut, dimulai dari top ke bottom core. Tumpahkan di atas saringan dan diaduk-aduk sambil ditekan hingga material yang lebih kecil akan masuk ke dalam kisi-kisi saringan. Kumpulkan material yang tertinggal pada saringan 2", timbang dan catat pada form yang tersedia pada kolom material "+2 – 6". Masing-masing fraksi lalu di komposit/diaduk dengan memakai sendok pengaduk lalu di kwartirhingga menghasilkan sample kira-kira 2 Kg.

 Preparasi sample yaitu suatu proses pengambilan sampel yang representatif untuk keperlua √ Preparasi Sampel Bor Nikel Laterit
Gambar proses preparasi sampel nikel; penyendokan, quartering, dan screening.

Ambil sample dari 2 sisi alat kwartir yang saling bersilangan dan gabungkan menjadi satu sebagai sample regular/original yang akan dikirim ke Laboratorium. Beri nomor sample sesuai dengan urutannya dan masukkan ke dalam sample bag plastik. Sisa sample dari dua sisi kwartir lainnya lalu diambil dan digabungkan serta dimasukkan kedalam kantong sample sebagai sample backup dengan no sample yang sama dengan no sample original yang akan dikirimkan ke laboratorium, Tuliskan "Backup" atau initial “B” di cuilan luar plastic sampel.

Untuk sample yang jumlahnya sedikit dan hanya cukup untuk dikirimkan ke laboratorium tidak perlu di buatkan backup samplenya. Catat nomor sample ke dalam form preparasi sample pada baris interval yang sesuai. Lakukan hal yang sama untuk material yang tertampung pada saringan ke dua dan ketiga dan catat pada kolom-kolom yang sesuai, kerjakan setiap sample satu-persatu.

Setelah 4 sample selesai dipreparasi, ikat menjadi satu, masukkan sebanyak 4 ikatan pada karung sample yang sudah disiapkan. Setiap kelipatan 20 sample diduplicatekan sebagai Quality control preparasi, apabila dalam satu hole tersebut jumlah sample tidak cukup untuk kelipatan 20 maka sample tersebut harus tetap diduplikatkan sebanyak satu sample, begitu pula apabila sample tidak cukup untuk kelipatan 2 kali 20 sample maka duplikatnya tetap diambil 2 sample.


Tuliskan nomor Hole ID, no sample id pada cuilan luar karung, pastikan sesuai dengan hole ID yang tercantum di coreloss dan form logging. Jika lebih dari satu karung dari setiap hole, berikan no urutan no karung sesuai dengan urutan nomor sample terkecil hingga terbesar. Setelah selesai satu hole, kumpulkan semua karung berisi sample-sample hasil preparasi per hole, lakukan pengecekan ulang.

Pengecekan Ulang
Yakinkan bahwa data-data timbangan material telah dimasukkan pada kolom yang sebenarnya. Pastikan pinjaman no sample pada form preparasi sudah berurut, bila ada no sample yang tidak berurut atau loncat berikan keterangan pada form preparasi dan informasikan kepada datatech yang akan menciptakan waybill/surat pengatar ke laboratorium. Check kembali sample yang ada di karung dan pastikan sesuai dengan yang tertulis di dalam form preparasi.

Membuat Laporan Produksi Preparasi
Jangan lupa mencatat kedalaman material tersebut yang diubahsuaikan dengan pemisahan-pemisahan yang dilakukan oleh geologist ke dalam logbook preparasi. Catat total jumlah sample hasil preparasi per hole nya ke dalam buku laporan produksi preparasi sample. Catat dalam log book no Hole ID, Grid, End of Hole, Deposit, nomor sample id from-to setiap hole-nya dan crew yang melaksanakan preparasi. Kumpulkan alat kerja, basuh hingga bersih. Bersihkan tempat kerja. Simpan alat-alat kerja pada tempatnya masing-masing.

Sumber http://www.geologinesia.com

Wednesday, February 21, 2018

√ Cara Logging Sampel Bor Nikel Laterit

Tujuan logging sampel yaitu untuk mendapat data bawah permukaan dari sampel core yang berkhasiat untuk penilaian dan validasi data serta interpretasi geologi bawah permukaan. Standar operional mekanisme (SOP) ini berlaku di semua acara logging sampel bor nikel laterit. Ruang lingkup logging sample mencakup persiapan, pengecekan ulang sampel core, logging, finish logging. Logging sample ialah suatu proses untuk merekam/mengambil data-data dari data sampel bor. Logger ialah orang yang melaksanakan logging sampel.


APD dan Peralatan Kerja

Pekerjaan ini memiliki potensi bahaya/kerugian yang  dapat mengakibatkan data yang tidak benar/ invalid kalau logger lalai atau kurang cermat dalam melaksanakan logging. Adalah keharusan bagi logger untuk memahami dan mematuhi potensi ancaman dan cara penaggulangannya ibarat yang tertuang dalam mekanisme standard ini. Standar PPE (Personal Protective Equipment) yang diubahsuaikan dengan perkerjaan di lapangan yaitu diantaranya: Helmet, Kaca mata, Sarung tangan, Sepatu Safety.

Perlengkapan atau peralatan suplemen yang menunjang terlaksananya acara logging sampel yaitu diantaranya: GPS (Global Positioning System), Peta plan pengeboran eksplorasi, Alat ukur / Meteran, Palu Geologi, Kamera, Kompas Geologi, Pena gores dan magnetik (Scratcher), Form Core Logging, Label Sample dan Peralatan tulis menulis ibarat pulpen, spidol permanen, spidol white board, pensil.

Urutan Kerja Logging Sampel

Persiapan Umum
Tahap ini yaitu mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan logging yang akan digunakan.

Pengecekan Ulang Sample Core
Menyusun   sample core sesuai urutan, pastikan susunan sample core tersusun dan berurut sesuai urutannya mulai dari meteran pertama sampai terakhir, Penyusunan sample core dimulai dari kiri ke  kanan, Cocokkan label meteran dengan recovery pada drill recovery form, Cocokkan label meteran yang dari lapangan dengan recovery pada drill recovery form, dan Ukur kembali recovery core dengan memakai meteran yang telah disiapkan.

 yaitu untuk mendapat data bawah permukaan dari sampel core yang berkhasiat untuk penilaian √ Cara Logging Sampel Bor Nikel Laterit
Peralatan standard logging sampel dan penyusunan berurut sampel sesuai kedalaman pengeboran.

Kegiatan Logging
Mengisi form logging yang sudah disiapkan, Lakukan logging per tiap-tiap hole dan dimulai dari meteran awal sampai ke meteran terakhir (EOH). Ukur panjang setiap interval sample core. Terlebih dahulu belah atau pecahkan kerikil / sample core sampai material bab dalamnya sanggup diamati. Catat semua gosip yang sanggup di amati dengan memakai banyak sekali alat deteksi (Magnetic pen, loupe) ke dalam form logging sebagaimana mestinya. Jika ada informasi-informasi lain catat kedalam kolom deskripsi.


Gunakan peristilahan logging yang telah di standarkan. Gunakan pembatas yang gampang di kenali untuk Geological Break. Memberikan resume pada kolom terakhir ketika selesai logging. Berikan resume diakhir logging berupa average RQD, EOH, penentuan tipe batuan, tebal lapisan material limonit, material saprolit, boulder atau bedrock dan gosip lain yang berkhasiat untuk kelengkapan data logging. Resume dituliskan pada bab kolom paling bawah diakhir logging. Untuk inventaris Bottom Core, ambil batuan yang paling fresh untuk inventaris bottom, tuliskan hole id, space, EOH, dan tipe batuan pada batuan yang diambil sebagai inventaris bottom core.

 yaitu untuk mendapat data bawah permukaan dari sampel core yang berkhasiat untuk penilaian √ Cara Logging Sampel Bor Nikel Laterit
Kegiatan logging sampel dan inventaris sampel bottom core.

Finish Logging
Pengisian log book logging, sebelum mengisi log book, pastikan data hasil logging sudah benar (tidak ada data yang tertukar ketika logging). Isi log book sesuai data dari sample yang telah dilogging. Bersihkan semua peratan yang telah dipakai. Kumpulkan kembali semua peralatan yang telah digunakan ketika logging dan pastikan semua peralatan dalam kondisi manis (tidak rusak). Bersihkan daerah di sekitar area kerja. Bersihkan peralatan yang telah digunakan ketika logging lalu simpan ditempat yang higienis dan aman. Membersihkan daerah di sekitar area kerja sebelum meninggalkan lokasi kerja.


Acuan
ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, dan Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995, Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pertambangan Umum.

Sumber http://www.geologinesia.com