Showing posts with label Kata Kata. Show all posts
Showing posts with label Kata Kata. Show all posts

Tuesday, July 23, 2019

√ 30 Pola Kata Hiponim Dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Dalam keseharian, tentu kita pernah mendengar kata-kata kuning, coklat, biru, merah atau ungu. Kita tahu bahwa kata-kata tersebut merupakan jenis warna. Dengan kata lain kata kuning, coklat, biru, merah atau ungu yakni anak kata atau kata turunan dari warna. Anak kata atau kata turunan dari sebuah kata ini disebut dengan istilah hiponim. Seperti halnya istilah homonim, homograf, dan homofon yang berasal dari bahasa Yunani. Istilah hiponim juga diambil dari bahasa Yunani, dimana hypo berarti ‘dibawah’ dan onoma berarti ‘nama’. Maka hiponim sanggup diartikan sebagai kata turunan atau anak kata dari kata utama atau induk kata.


Berikut ini beberapa pola kata hiponim dalam jenis-jenis kalimat yang sanggup kita pelajari :



  1. “Tugas kalian yaitu mengklasifikasikan harimau, komodo, angsa, sapi dan nyamuk ibarat contoh!”, begitu pak guru memerintahkan. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari binatang)

  2. Sinta menyukai wangi-wangian bunga ibarat melati, mawar, kenanga dan sedap malam. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari bunga)

  3. Marni telah mempraktekan banyak sekali jenis bolu mulai dari bolu caramel, bolu lapis malang, bolu pelangi dan bolu kukus. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari bolu)

  4. “Siapa yang sanggup menjelaskan pengertian dari otot lurik, otot polos dan otot jantung?”, tanya pak guru. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari otot)

  5. Toko kami menyediakan pula jenis pupuk fosforus, pupuk nitrogen dan pupuk kalium. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari pupuk)

  6. Di Lembaga kursus itu, kau sanggup menentukan kursus bahasa inggris, bahasa mandarin, bahasa arab dan bahasa jerman. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari bahasa)

  7. Selama ini Yasmin pernah memelihara kucing persia, russian blue, anggora dan savannah di rumahnya. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari kucing)

  8. Pada kejuaraan itu Arman akan bertanding dengan lawannya yang berasal dari Singapura, Malaysia, Cina dan Korea. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari negara)

  9. Lima gunung tertinggi di Indonesia yaitu puncak jaya, puncak mandala, puncak trikora, ngga pilimsit dan kerinci. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari gunung)

  10. Orang yang bahagia makan durian tentu tidak aneh dengan nama monthong, petruk, bokor, bawor atau candimulyo. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari durian)

  11. Bahwa kita masih mempunyai mata, telinga, hidung, lidah dan kulit yang sehat yakni hal yang perlu kita syukuri. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari panca indra)

  12. Jupiter, mars, venus yakni planet selain bumi yang ada di galaksi bimasakti. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari planet)

  13. Semenjak daerah jembatan ciminyak sering dikunjungi para pemburu ikan bakar, harga ikan mas, nila dan patin terus meroket seiring undangan pasar. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari ikan)

  14. Jenis-jenis kata keterangan yang perlu kita ketahui diantaranya kata keterangan modalitas, cara, jumlah, derajat, aposisi dan penyerta. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari kata keterangan).

  15. Frasa nomina, adjektiva, numerelia dan preposisi merupakan jenis-jenis frasa menurut kategori kata yang menjadi unsur pusatnya. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari frasa).

  16. Dari sekian banyak sepatu olahraga yang ku punya, sepatu yang paling sering saya gunakan yaitu nike, fila, adidas dan eagle. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari sepatu olahraga).

  17. Kakak menyemprot cairan pembasmi serangga di rumah sehingga banyak serangga yang mati ibarat kecoa, nyamuk, lalat dan semut. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari serangga).

  18. Dewasa ini kerikil jenis marmer, andesit, sabak, palimanan dan candi telah banyak dimanfaatkan untuk bangunan rumah. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari batu).

  19. Ada tiga macam varietas utama tanaman padi yaitu varietas padi hibrida, unggul dan lokal. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari padi).

  20. Air hujan, sumur, laut, sungai, telaga, salju dan embun sanggup kita gunakan untuk bersuci. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari air).

  21. Bu Ratna sering merasa pegal-pegal sesudah mengkonsumsi kangkung, kol, buncis dan kacang panjang. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari sayuran).

  22. Kemarin Ibu membelikan Ana kain katun, jersey, spandex dan satin untuk keperluan kursus menjahit ku. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari kain).

  23. Pak Arman berkata, “Jambu biji, petai, terong dan cabai yakni pola tanaman dikotil. dan kiprah kalian yakni menambahkan contohnya!”. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari tanaman dikotil).

  24. Meja dan dingklik sekolah ini terbuat dari kayu mahoni, sonokeling atau sengon. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari kayu).

  25. Petugas parkir sempat kebingungan menata mobil, motor dan sepeda alasannya yakni jumlahnya yang terlalu banyak. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari kendaraan).

  26. Ada beberapa jenis bunyi wanita, misalnya mezzo-soprano, soprano dan contralto. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari suara).

  27. Kita beresiko terkena panu, kurap, kudis dan bisul kalau tidak menjaga kebersihan badan. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari penyakit kulit).

  28. Heru sedang menyiapkan makanan ayam, bebek, angsa dan kalkum. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari unggas).

  29. Nadia menggoreng singkong dan ubi, sementara Ayu mengupas kentang untuk adonan sayur sop. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari umbi-umbian)

  30. Dalam ilmu pengetahuan alam yang ku sanggup disekolah, awan ibarat itu dinamakan awan cumulus dan saya akan mengambil gambar awan stratus dan sirrus kalau telah muncul. (kata yang bergaris miring merupakan hiponim dari awan).


Selain hiponim beberapa artikel serupa lainnya yakni contoh kalimat hiponim dan hipernim, contoh kalimat antonim, sinonim dan hiponim, contoh kalimat hipernim dan homonim, contoh kalimat homonim, homofon dan homograf, contoh kalimat polisemi.



Sumber https://dosenbahasa.com

Saturday, June 22, 2019

√ Jenis-Jenis Adverbia Menurut Bentuknya Dalam Bahasa Indonesia

Salah satu diantara jenis-jenis kata yang ada ialah kata keterangan atau adverbia. Menurut Wijono (2007:136), kata keterangan atau adverbia merupakan suatu kata yang memberi keterangan pada jenis-jenis kata kerja, jenis-jenis kata sifat, dan jenis-jenis kata benda yang digunakan sebagai predikat dalam suatu pola kalimat dasar beserta contohnya. Dalam jenis-jenis kalimat, kata ini biasanya digunakan sebagai keterangan yang merupakan unsur-unsur kalimat dalam bahasa Indonesia, di mana dikala kata ini digunakan sebagai unsur keterangan dalam kalimat, kata ini akan didampingi oleh kata sifat, jenis-jenis kata bilangan, dan jenis-jenis kata depan.


Adverbia terbagi dalam beberapa jenis menurut kriteria tertentu, baik itu menurut bentuknya, sintaksisnya, ataupun semantiknya. Khusus untuk artikel kali ini, kita akan mengetahui apa saja yang termasuk jenis-jenis adverbia menurut bentuknya. Adapun jenis-jenis tersebut ialah sebagai berikut:


1. Adverbia Bentuk Tunggal


Adverbia ini merupakan adverbia yang masih berbentuk suatu kata tunggal tanpa adanya komplemen imbuhan atau kata lain di dalamnya. Seperti fungsi adverbia pada umumnya, adverbia ini berfungsi sebagai kata keterangan yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, ataupun kata benda. Adapun contoh-contoh dari adverbia ini ialah sebagai berikut!



  • Pak Tua dikenal sebagai orang yang sangat bijaksana di kampungnya.

    • Kata sangat pada kalimat di atas merupakan adverbia bentuk tunggal yang didampingi oleh kata bijaksana yang merupakan kata sifat pada kalimat di atas.



  • Pagi ini, Ibu hanya membeli sayur-sayuran saja.

    • Kata hanya pada kalimat di atas merupakan adverbia bentuk tunggal yang didampingi oleh kata kerja membeli pada kalimat di atas.



  • Setiap pagi, Adi selalu berangkat ke sekolah dengan mengendarai angkutan kota.

    • Kata selalu pada kalimat di atas merupakan adverbia bentuk tunggal yang didampingin oleh kata kerja berangkat yang ada pada kalimat di atas.




2. Adverbia Bentuk Jamak


Adverbia ini merupakan adverbia yang tunggal yang telah mengalami sejumlah perubahan di dalamnya. Adapun perubahan tersebut antara lain dengan melaksanakan perulangan kata dwipurwa, penggabungan antar adverbia tunggal, ataupun penambahan kata negatif seperti belum, bukan, ataupun tidak. Secara fungsi, adverbia ini sama dengan adverbia tunggal atau adverbia-adverbia lainnya, yaitu sebagai pemberi keterangan pada kata kerja, kata sifa, atau kata benda, dan juga sebagai unsur keterangan pada suatu kalimat.



  • Para warga mengaku bahwa mereka tidak tidak kenal dengan orang renta itu.

    • Kata tidak kenal pada kalimat di atas ialah adverbia bentuk jamak yang didepannya telah dibubuhi kata negatif tidak.



  • Ibu mengaduk kuah ketupat tersebut dengan pelan-pelan.

    • Kata pelan-pelan pada kalimat di atas merupakan adverbia bentuk jamak yang terbentuk oleh proses pengulangan kata dwipurwa.



  • Di tiga tahun terakhir, tim sepakbola tersebut nyaris saja meraih gelar juara.

    • Nyaris saja pada kalimat di atas ialah adverbia bentuk jamak yang terbentuk dari proses penggabungan dua adverbia tunggal, di mana dua adverbia tunggal tersebut adalah nyaris dan saja.




Dari klarifikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis adverbia menurut bentuknya terdiri atas dua jenis, yaitu adverbia bentuk tunggal dan adverbia bentuk jamak. Adverbia bentuk tunggal ialah adverbia yang masih berupa kata tunggal, sedangkan adverbia bentuk jamak merupakan adverbia tunggal yang telah mengalami sejumlah perubahan di dalamnya, menyerupai pengulangan kata dwipurwa, penggabungan dua adverbia tunggal, dan pembubuhan kata negatif tidak, bukan, ataupun belum.


Demikianlah pembahasan artikel kali ini. Sekian dan terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com

√ 4 Jenis-Jenis Adverbia Menurut Sikap Sintaksisnya Dalam Bahasa Indonesia

Adverbia atau kata keterangan merupakan suatu kata yang berfungsi sebagai pemberi keterangan pada beberapa jenis-jenis kata dan juga berfungsi sebagai keterangan pada jenis-jenis kalimat tertentu. Kata ini sendiri terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kriteria tertentu, entah itu berdasarkan bentuknya, sintaksisnya, ataupun semantiknya. Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui apa saja jenis-jenis kata keterangan atau adverbia yang digolongkan berdasarkan sikap sintaksisnya, di mana berdasarkan laman id.wiktionary.org, jenis-jenis adverbia berdasarkan sikap sintaksisnya tersebut terbagi atas empat jenis, yaitu:


1. Adverbia yang Mendahului Kata yang Hendak Diterangkan Olehnya


Adverbia ini merupakan adverbia yang posisinya ada sebelum kata yang hendak diterangkan oleh adverbia tersebut.  Misalnya:



  • Kamar mandi itu sangat jorok.

    • Kata sangat pada kalimat di atas merupakan adverbia yang mendahului kata jorok yang hendak diterangkan oleh kata tersebut.



  • Dia sangat ahli di bidang teknologi komunikasi.

    • Kata sangat pada kalimat di atas merupakan adverbia yang mendahului kata ahli yang hendak diterangkan oleh kata tersebut.



  • Orang itu begitu mudah ditipu oleh teman-temannya.

    • Kata begitu pada kalimat di atas merupakan adverbia yang mendahului kata mudah yang hendak diterangkan oleh kata tersebut.




2. Adverbia yang Mengikuti Kata yang Hendak Diterangkan Olehnya


Kebalikan dari adverbia sebelumnya, adverbia ini merupakan adverbia yang letaknya ada setelah kata yang hendak diterangkan oleh kata ini. Contohnya:



  • Wah, merdu sekali suaranya!

    • Kata sekali pada kalimat di atas merupakan adverbia yang mengikuti kata merdu yang hendak diterangkan oleh kata tersebut.



  • Aku hanya membeli minuman saja di warung itu.

    • Kata saja pada kalimat di atas merupakan adverbia yang mengikuti kata minuman yang hendak diterangkan oleh kata tersebut.



  • Rumah itu pun hangus seketika.

    • Kata seketika pada kalimat di atas merupakan adverbia yang mengkuti kata hangus yang hendak diterangkan oleh kata tersebut.




3. Adverbia yang Mendahului atau Mengikuti Kata yang Hendak Diterangkannya


Adverbia ini merupakan adverbia yang dapat ditempatkan sebelum atau setelah kata yang hendak diterangkan oleh kata ini. Contohnya:



  • Aku selalu mencintainya.

    • Pada kalimat di atas, adverbia selalu berada sebelum kata mencintainya yang hendak diterangkan oleh kata tersebut. Kata tersebut dapat juga ditempatkan setelah kata mencintainya, sehingga kalimat di atas akan menjadi: saya mencintainya selalu.



  • Aku mengaguminya diam-diam.

    • Adverbia diam-diam pada kalimat di atas diletakkan setelah kata mengagguminya yang hendak diterangkan oleh kata tersebut. Kata tersebut dapat ditempatkan sebelum kata mengaguminya, sehingga kalimat di atas akan menjadi: aku diam-diam mengaguminya.




4. Adverbia yang Mendahului dan Mengikuti Kata yang Hendak DIterangkannya


Adverbia ini merupakan adverbia yang ada sebelum dan setelah kata yang hendak diterangkannya, sehingga kata yang hendak diterangkan tersebut berada di antara adverbia ini. Misalnya:



  • Dia hanya termangu saja di taman itu.

    • Hanya dan saja adalah adverbia yang pertanda kata termangu yang berada di antara dua adverbia tersebut.



  • Aku yakin jika dia bukan warga sekitar yang tinggal di sekitar kampung ini.

    • Bukan dan sekitar adalah adverbia yang pertanda sekaligus mengapit kata yang hendak diterangkannya, yaitu warga.




Demikianlah pembahasan mengenai jenis-jenis adverbia berdasarkan sikap sintaksisnya dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa jenis kata lainnya, maka pembaca dapat membuka artikel jenis-jenis kata kerja, jenis-jenis kata sifat, jenis-jenis kata depan, dan jenis-jenis kata tanya. Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian.



Sumber https://dosenbahasa.com

Friday, June 21, 2019

√ 8 Jenis-Jenis Adverbia Menurut Sikap Semantik Dalam Bahasa Indonesia

Adverbia atau keterangan merupakan suatu kata yang mengambarkan beberapa jenis-jenis kata lain, menyerupai jenis-jenis kata kerja, jenis-jenis kata sifat, dan jenis-jenis kata benda yang dijadikan paragraf pada suatu pola kalimat dasar beserta contohnya. Pada kalimat, kata ini juga biasa difungsikan sebagai salah sau unsur-unsur kalimat dalam bahasa Indonesia, ialah keterangan.


Averbia sanggup dibagi menjadi beberapa jenis menurut kriteria tertentu, termasuk menurut sikap semantiknya. Menurut Alwi, Hasan dkk dalam Nusarini (2017:39-40), jenis-jenis kata keterangan atau adverbia menurut sikap semantik terbagi atas delapan jenis, yaitu:


1. Adverbia Kualitatif


Merupakan adverbia atau kata keterangan yang mengambarkan makna kulaitas suatu benda ataupun objek. Misalnya:



  • Andi merupakan anak paling rajin di sekolah ini.

  • Entah mengapa, maskaan Nisa kali ini kurang terasa lezat dibanding masakan-masakan sebelumnya.

  • Acara pentas seni angkatan tahun ini lebih ramai dibandingkan dengan tahun kemarin.


2. Adverbia Kuantitatif


Merupakan adverbia yang mengambarkan makna jumlah atau kuantitas suatu benda. Misalnya:



  • Acara seminar itu hanya diikuti sedikit peserta saja.

  • Tukang obat itu dikerumuni banyak orang.

  • Jarak yang ditempuh oleh musafir itu kira-kira ada sekitar 35 km.


3. Adverbia Limitatif


Merupakan adverbia yang mengambarkan adanya makna baaas pada suatu kata, misalnya:



  • Setiap harinya, kami hanya bekerja sampai jam lima sore.

  • Pagi ini, aku hanya memesan air minuman saja di kafe itu.

  • Acara seminar itu hanya diperuntukkan bagi 100 pendaftar pertama saja.


4. Adverbia Frekuentif


Merupakan adverbia yang mengambarkan tingkat keseringan suatu perbuatan. Contohnya:



  • Setiap ke taman kota, aku sering melihat anak kecil itu duduk sendiri di kursi taman.

  • Semenjak hari itu, saya sudah jarang melihat beliau di kursi taman.

  • Meskipun sudah lulu kuliah, kadang-kadang aku masih sempat mengunjungi kampus tempatku berkuliah.


5. Adverbia Kewaktuan


Merupakan adverbia yang mengambarkan keterangan waktu pada suatu insiden tertentu. Contohnya:



  • Pak Amir baru saja pulang dari Maluku.

  • Besok pagi, kami harus segera bergegas menuju Pangkal Pinang.


6. Adverbia Kecaraan


Merupakan adverbia yang mengambarkan adanya keterangan cara dalam melaksanakan suatu hal. Contohnya:



  • Dia kabur dari rumah secara diam-diam.

  • Dia terburu-buru datang ke sekolah.


7. Adverbia Kontrastrif


Merupakan adverbia yang mengambarkan adanya kontradiksi makna antara satu hal dengan hal yang lain. Misalnya:



  • Jangankan kami, bahkan keluarganya sekalipun tidak ada yang tahu jika Elvira terkena penyakit kanker darah.

  • Bermain dengan 10 pemain tidak menciptakan tim sepakbola itu gentar, justru mereka malah semakin bergairah menyerang lawan walau hanya dengan 10 pemain saja.


8. Adverbia Keniscayaan


Merupakan adverbia yang mengambarkan adanya kepastian akan terjadinya suatu insiden atau peristiwa. Misalnya:



  • Aku pasti akan tiba ke program pentas seni itu.

  • Mengendarai sepeda motor tanpa helm tentu akan sangat membahayakan.


Dari pembahasan di atas, bisa disimpulkan bahwa jenis-jenis adverbia menurut perlikau semantik dalam bahasa Indonesia terdiri atas delapan jenis, ialah adverbia kualitas, kuantitas, limitatif, frekuentif, kewaktuan, kecaraan, kontrastif, dan keniscayaan. Ke semua adjektiva itu memiliki perliaku semantiknya masing-masing yang khas. Ada yang mengambarkan kualitas suatu hal, kuantitas suatu hal, tingkat keseringan dan batas-batas dalam melaksanakan suatu hal, hingga keniscayaan akan berlangsungnya suatu hal.


Demikianlah pembahasan mengenai jenis-jenis adjektiva menurut sikap semantik dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai adjektiva khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com

Tuesday, June 18, 2019

√ 32 Teladan Adverbia Kualitatif Dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Adverbia kualitatif merupakan salah satu diantara jenis-jenis adverbia menurut sikap semantik. Adverbia kualitatif merupakan suatu adverbia yang menandakan makna kualitas suatu benda ataupun objek. Untuk mengetahui menyerupai apa adverbia ini, di artikel ini akan ditampilkan beberapa tumpuan adverbia ini dalam bentuk kalimat. Adapun contoh-contoh tersebut yaitu sebagai berikut!



  1. Hanif merupakan siswa paling rajin di sekolah ini.

  2. Dia menciptakan desain itu dengan sangat detail.

  3. Penyelenggaraan ekspo kesenian tahun ini lebih meriah dibanding dengan tahun kemarin.

  4. Masakan ini terasa kurang nikmat jikalau tidak ditambahkan dengan saos sambal.

  5. Pak Broto merupakan karyawan paling rajin di perusahaan ini.

  6. Dimas berangkat ke sekolah dengan sangat terburu-buru.

  7. Harga pakaian di toko itu lebih murah dibanding di toko-toko lainnya.

  8. Dia mengerjakan kiprah itu dengan sangat serius.

  9. Taman tersebut kurang dirawat dengan baik, sehingga taman itu pun menjadi begitu kumuh.

  10. Jurusan ekonomi merupakan jurusan yang paling diminati di perguruan tinggi tinggi swasta ini.

  11. Hasil kerja Pak Budi sangatlah memuaskan.

  12. Rumah Andi sangatlah jauh dari daerah beliau bersekolah ketika ini.

  13. Taman itu menjadi sangat bersih sejak kembali diurus dengan baik.

  14. Rumah gres Pak Umar jauh lebih besar dibanding rumah yang sebelumnya.

  15. Pelayan di toko itu kurang ramah terhadap pelanggannya, sehingga toko tersebut pun kehilangan banyak pelanggan.

  16. Porsi masakan di restoran itu lebih besar dibanding dengan restoran lainnya.

  17. Penampilan musisi itu sangat memukau para penonton di konesrnya kali ini.

  18. Pertandingan sepakbola tersebut mesti dihentikan lebih awal alasannya yaitu hujan deras yang tak kunjung reda juga.

  19. Sayur asem merupakan menu yang paling banyak dipesan pelanggan di rumah makan tersebut.

  20. Pak direktur sangat terkesan dengan kinerja para karyawannya selama ini.

  21. Tubuh Ami sangat kelelahan, sehingga beliau pun pingsan ketika melaksanakan pekerjaannya.

  22. Dewasa ini, museum menjadi daerah yang amat kurang diminati sebagai daerah wisata bagi para anak muda.

  23. Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah tersebut, menciptakan proses berguru mengajar di sekolah itu pun menjadi kurang maksimal.

  24. Sarapan sebelum melaksanakan acara merupakan kebiasaan yang sangat perlu dilakukan.

  25. Andri merupakan murid yang paling berprestasi di sekolah ini.

  26. Taman kota merupakan daerah yang paling sering di kunjungi oleh orang-orang yang menetap di kota ini.

  27. Para siswa sangat antusisas untuk mengikuti karya wisata tahun ini.

  28. Polisi sangat yakin bahwa laki-laki itu merupakan pengedar narkoba yang telah dicari-cari polisi selama ini.

  29. Kue lapis merupakan camilan elok yang paling sering dibeli di toko camilan elok ini.

  30. Imbauan untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang diindahkan oleh masyarakat.

  31. Selain museum, perpustakaan umum merupakan daerah lainnya yang kurang dikunjungi oleh masyarakat kita.

  32. Ibu guru sangat bersyukur mengetahui bahwa semua muridnya lulus Ujian Nasional


Demikianlah beberapa tumpuan adverbia kualitatif dalam kalimat bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa tumpuan dari jenis-jenis kata lainnya, maka pembaca bisa membuka artikel contoh kata benda aktual dalam bahasa Indonesia, contoh kata benda abnormal dalam bahasa Indonesia, contoh kata kerja transitif, contoh kata kerja intransitif, contoh kata kerja reflektif, dan contoh kata kerja resiprokal. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai kata khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com

Saturday, May 25, 2019

√ 10 Pola Penggunaan Kata Serapan Dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Dalam jenis-jenis kata yang kita gunakan sehari-hari, tidak semuanya murni merupakan bahasa Indonesia. Beberapa diantaranya merupakan jenis-jenis kata serapan, baik yang diserap dari bahasa tempat maupun bahasa asing. Dan lalu digunakan atau digunakan dalam bahasa verbal ataupun goresan pena dalam bahasa Indonesia yang telah diakui dan dibakukan. Kata serapan yaitu kata yang merupakan hasil integrasi dari bahasa lain (biasanya bahasa asing) ke dalam bahasa Indonesia. Berikut pola penggunaan kata serapan dalam kalimat bahasa Indonesia :


1. Adopsi


Yaitu memakai kata dari bahasa absurd secara utuh tanpa mengubah sedikitpun ejaan kata tersebut. Contoh :



  • Anak-anak muda dikala ini lebih menyukai hotdog daripada singkong goreng.

  • Plaza Senayan dan Plaza Indonesia merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

  • Banyak ibu-ibu yang menentukan berbelanja kebutuhan dapur di supermarket daripada di pasar tradisional.


2. Pungutan/Terjemahan


Yaitu memakai kata absurd dengan menggantikannya dengan padanannya atau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Seperti : sparepart yang berasal dari kata spare part, tumpang tindih yang berasal dari kata overlap. Contoh :



  • Beberapa jenis kendaraan bermotor kini suku cadangnya susah di dapatkan.

  • Sekolah kami mengadakan uji coba untuk melihat kesiapan murid-murid dalam menghadapi ujian negara.

  • kata yang digunakan dalam kalimat itu tumpang tindih, sehingga menciptakan maknanya menjadi rancu.


3. Adaptasi


Yaitu penggunaan bahasa absurd yang diubahsuaikan dengan hukum bahasa Indonesia ejaan atau cara penulisannya. Seperti : organization menjadi organisasi, maximal menjadi maksimal, central menjadi sentral. Contoh :



  • Beberapa bulan terakhir ini harga emas berfluktuatif mengikuti undangan pasar.

  • Di desa kami, beberapa organisasi kepemudaan terbengkalai sebab kurangnya tenaga pengurus.

  • Walaupun sudah bekerja keras, namun hasil yang dicapai belum maksimal.

  • Listrik dan AC di perusahaan ini dinyalakan dan dimatikan secara sentral.


Semoga beberapa pola penggunaan kata serapan dalam kalimat bahasa Indonesia tersebut di atas bermanfaat. Artikel lainnya yang sanggup menjadi rekomendasi pembaca, makna imbuhan serapan man, wan, wati, jenis-jenis imbuhan serapan, imbuhan serapan dan misalnya dalam kalimat, berikan pola kalimat yang memakai kata serapan, makna imbuhan serapan isme, isasi, logi, or. Terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com

Friday, May 17, 2019

√ 23 Referensi Kata Depan “Dalam” Pada Kalimat Bahasa Indonesia

Kata depan merupakan salah satu diantara jenis-jenis kata yang ada, selain jenis-jenis kata kerja, jenis-jenis kata benda, jenis-jenis kata sifat, jenis-jenis kata serapan, dan jenis-jenis kata tanya, Menurut laman id.wikibooks.org, kata depan atau preposisi diartikan sebagai kata yang biasanya digunakan di depan sebuah kata, terutama kata benda, kata keterangan, dan juga kata sifat. Kata ini sendiri memiliki beberapa jenis, di mana salah satu diantara jenis-jenis kata depan tersebut ialah kata “dalam”. 


Masih berdasarkan laman id.wikibooks.org, kata depan dalam mempunyai sejumlah fungsi di dalamnya, yaitu:



  • Untuk menyatakan keberadaan suatu tempat. Dalam penulisannya, kata depan dalam bisa ditambah kata di di depannya.

  • Untuk menyatakan bahwa seseorang atau kelompok tertentu sedang berada dalam situasi tertentu.

  • Untuk menyatakan jangka waktu suatu peristiwa.


Untuk mengetahui menyerupai apa bentuk kata depan ini, berikut ditampilkan beberapa pola kata depan dalam pada kalimat bahasa Indonesia yang ditampilkan di bawah ini!



  1. Buku itu mesti disimpan dalam rak buku yang telah disediakan.

  2. Sebelum meninggalkan kelas untuk mengikuti rapat antar guru, pak guru berpesan kepada kami untuk tidak ribut selama berada di dalam ruangan kelas.

  3. Dalam pidatonya tersebut, pak kepala sekolah mengajak kami selaku siswa untuk tetap menjunjung nilai kejujuran selama menjalani pekan Ujian Nasional.

  4. Sebagai seorang perantau, kita mesti cendekia menyesuaikan diri dan menjaga perilaku selama dalam masa perantauan.

  5. Selama dalam masa pelatihan, kami menerima banyak ilmu dan pelatihan-pelatihan khusus yang menciptakan pengetahuan dan kemampuan kami meningkat.

  6. Dalam peristiwa kebakaran tersebut, tercatat ada 16 rumah warga yang hangus terbakar oleh si ahli merah.

  7. Dalam perjalananku menuju pantai itu, saya sempat melihat banyak pepohonan hijau terbentang di sepanjang pinggiran jalan raya.

  8. Dia berjanji akan menuntaskan proyek itu dalam jangka waktu yang cepat.

  9. Dimas berhasil menuntaskan skripsinya dalam waktu kurang dari 4 bulan saja.

  10. Paman mengangsur motor tersebut dalam jangka waktu 2 tahun.

  11. Dalam kata sambutannya tersebut, Asep Suhandi selaku Rektor Universitas Harapan Bangsa berharap semoga para wisudawan bisa menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

  12. Para mahasiswa sedang berdiskusi di dalam ruang kelas yang kosong.

  13. Selama dalam proses penyembuhan, ayah dihentikan oleh dokter untuk menyantap masakan yang pedas dan mengandung santan kelapa,

  14. Perusahaan tekstil terbesar di kota kami tersebut sekarang tengah dalam masa-masa penuh kesulitan.

  15. Anni masih terbilang labil sebab beliau masih dalam masa pencarian jati dirinya.

  16. Aku sempat bertemu dan berbincang dengannya di dalam acara seminar tersebut.

  17. Polisi karenanya berhasil menangkap pelaku sesudah sebelumnya melaksanakan proses pencarian pelaku yang dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu.

  18. Soal-soal ujian itu harus diselesaikan dalam jangka aktu 90 menit.

  19. Fadhilah berhasil menuntaskan soal-soal tersebut dalam waktu 50 menit saja.

  20. Dalam pertandingan tersebut, tim tuan rumah berhasil meraih kemenangan telak 51 atas tim tamu.

  21. Anita dinobatkan sebagai juara pertama dalam lomba pidato antar Sekolah Menengan Atas se-provinsi tersebut.

  22. Pada pertandingan tersebut, tim tamu berhasil mencetak 3 gol ke gawang tuang rumah dalam kurun waktu 15 menit saja.

  23. Pembangunan rumah itu telah berhasil diselesaikan dalam jangka waktu 3 bulan.


Demikianlah beberapa pola kata depan dalam pada kalimat bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai kata depan dalam maupun mengenai bahasa Indonesia. Terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com