Showing posts with label Guru SD. Show all posts
Showing posts with label Guru SD. Show all posts

Monday, September 25, 2017

√ 9 Tipe Guru Menyerupai Ini Yang Diperlukan Indonesia

 Tipe Guru Seperti Ini yang Dibutuhkan Indonesia √ 9 Tipe Guru Seperti Ini yang Dibutuhkan Indonesia
Inilah sembilan tipe guru yang dibutuhkan Indonesia supaya belum dewasa bangsa semakin maju.
Pendidikan mempunyai tugas penting dalam membentuk contoh pikir seseorang dan guru mempunyai andil besar di dalam membangun sebuah generasi. Semakin banyak tantangan yang dihadapi dan persoalan-persoalan yang perlu segera ditemukan jalan keluarnya. Menuntut guru untuk membuat golongan insan penemu solusi bukan sebaliknya pembuat masalah.

Baca juga: Kesalahan-kesalahan yang Sering Dilakukan Guru

Menurut George Couros, penulis buku The Innovator's Mindset, ada beberapa tipe guru yang kita perlukan di dalam ruang kelas kalau ingin berhasil menghadapi tantangan-tantangan global dan membuat belum dewasa semakin maju. Berikut sembilan tipe guru yang dibutuhkan Indonesia supaya belum dewasa bangsa semakin maju ibarat yang lansir dari idntimes.com (26/10/16).

1. Tipe guru yang gampang beradaptasi

Perubahan ialah hal yang niscaya terjadi. Oleh alasannya ialah itu, guru juga punya kewajiban untuk selalu mengevaluasi posisi dan metode yang diadopsi dalam mendidik. Jika 10 tahun kemudian membentak dan memukul mungkin merupakan sesuatu yang wajar. Tapi, kini cara-cara itu tidak efektif dan guru bisa diproses aturan bila siswa tidak terima.

2. Tipe guru yang menghargai perbedaan pendapat

Dulu hafalan ialah salah satu ukuran kesuksesan seorang siswa. Kita tidak terbiasa berpikir kritis dan berani menunjukkan pendapat yang berbeda. Jika diantara lima siswa, sangat normal bila ada lima pendapat berbeda. Ini juga yang akan membuat mereka lebih toleran terhadap perbedaan.

3. Tipe guru yang kritis dalam mendapatkan informasi

Guru perlu membiasakan siswa supaya mereka melaksanakan refleksi apakah sebuah warta itu benar. Seringkali alasannya ialah tuntutan untuk selalu cepat dalam tetapkan sesuatu, kita melompati proses-proses yang diharapkan untuk mencerna informasi. Akibatnya, kita malah turut berbagi kebohongan.

4. Tipe guru yang bisa berkolaborasi

Guru bukanlah orang paling tahu wacana semua hal di dunia ini. Berangkat dari fakta tersebut para guru bisa mengajari siswa bahwa mereka bisa mencar ilmu dari siapapun dan dimanapun. Pelajaran bisa diambil dari cerita-cerita orangtua, tukang kebun sekolah maupun ibu penjaga kantin.

5. Tipe guru yang bisa berinovasi

Guru masa kini wajib membuat sebuah lingkungan dimana penemuan dan kreativitas itu dihargai, bahkan didukung. Di masa depan, para siswa harus bisa membuat hal-hal yang bisa berkontribusi dalam penyelesaian kasus bukan melalui tindakan kekerasan, melainkan cara-cara kreatif dan out-of-the-box.

6. Tipe guru pemimpin

Guru yang punya jiwa kepemimpinan bisa menghipnotis orang lain secara aktual untuk membuat progres di area-area tertentu. Pengaruh tersebut tidak hanya kepada siswa, tapi juga metode pengajaran, kurikulum, sampai keorganisasian.

7. Tipe guru pendongeng

Sekarang, untuk membuat siswa bersemangat, guru perlu mencar ilmu menjadi pendongeng yang baik dan membiarkan anak didik berimajinasi. Jangan membuang waktu dengan mengajar di depan kelas, tapi siswa-siswa merasa bosan dan malah tidak mendapatkan ilmu apapun. Menulis di papan tulis atau mendengarkan ceramah ialah cara-cara lama.

8. Tipe guru perancang

Belajar tidak harus dilakukan di dalam kelas dengan buku dan alat tulis di atas meja. Siswa bisa mencar ilmu di luar ruangan. Gunakan metode yang paling tidak membuat mereka tidak bosan selalu melihat dinding-dinding kelas.

9. Tipe guru seniman

Guru yang baik ialah seorang seniman. Maksudnya, sebagai pendidik, guru harus terus mengasah kemampuan untuk menjalankan profesi mulia ini. Guru dan siswa bisa sama-sama mencar ilmu untuk kemajuan pendidikan.
Sumber http://www.sekolahdasar.net

√ Guru Kini Pilih Ceramah Padahal Banyak Metode

Guru Sekarang Pilih Ceramah Padahal Banyak Metode √ Guru Sekarang Pilih Ceramah Padahal Banyak Metode
Guru kini itu terlalu menikmati cara mengajar dengan metode ceramah padahal banyak metode lain.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan akan menerapkan pendidikan abjad di seluruh Indonesia. Guru dibutuhkan bisa menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. Tujuannya untuk membangun abjad siswa didik.

"Guru kini itu terlalu menikmati cara mengajar dengan metode ceramah padahal banyak metode lain yang bisa dipakai," kata Mendikbud, dalam siaran persnya, Senin (7/11/2016)

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mencontohkan, contohnya dengan metode role model maupun role playing. Untuk memperkuat abjad siswa guru bisa mencontohkan simulasi dagang atau perbankan.

"Di situ nanti siswa ada yang jadi manager, ada yang jadi peminjam uang. Makara secara automatis mereka berguru cara matematika dengan menghitung uang, ada pendidikan kejujuran, kecermatan dan berani mengambil resiko, itulah yang dimaksud pendidikan karakter," ujarnya.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu juga mengatakan, Lembar Kerja Siswa (LKS) akan dihapuskan sebab tidak banyak memperlihatkan nilai tambah bagi siswa. Selain itu, siswa juga tidak akan banyak dibebani oleh pekerjaan rumah (PR).

Baca juga: Hasil Penelitian Menyebutkan Anak SD Tak Perlu PR

"Karena setiap murid mempunyai kemampuan berkembang sendiri-sendiri, itu tidak bisa disama ratakan dengan LKS," kata Muhadjir.
Sumber http://www.sekolahdasar.net

Sunday, September 24, 2017

√ Cara Jepang Memandang Guru Yang Harus Ditiru Indonesia

Cara Jepang Memandang Guru yang Harus Ditiru Indonesia √ Cara Jepang Memandang Guru yang Harus Ditiru Indonesia
Doktor mengajar bawah umur SD juga menunjukkan bahwa guru sudah menjadi profesi yang serius.
Jepang menilai guru sebagai profesi yang sangat penting dan berharga alasannya bertugas mendidik anak bangsa. Di sana,profesi guru sudah tertata dengan baik. Indonesia dinilai perlu mencontoh Jepang dalam memandang profesi guru.

Di Jepang yang mengajar anak-anak SD bukan lulusan S1 tapi doktor. Ini menunjukkan mereka sangat serius menganggap profesi guru dan mereka sadar pendidikan dini itu sangat penting alasannya pertumbuhan otak anak terjadi antara usia antara 0 hingga 10 tahun.

Doktor mengajar bawah umur SD juga menunjukkan bahwa guru sudah menjadi profesi yang serius makanya harus profesional. Di sana guru sudah menyerupai profesi dokter atau pengacara, artinya orang yang sangat hebat dan kompeten di bidangnya.

Menurut Wakil Ketua Komisi X dewan perwakilan rakyat RI, Ferdiansyah, ini jauh berbeda dengan di Indonesia. Umumnya, kata ia di Indonesia orang mau jadi guru jikalau tak diterima menjadi PNS atau kerja di bank.

"Ibaratnya di Indonesia orang mau jadi guru daripada nganggur. Padahal seharusnya jadi guru itu bukan pekerjaan alternatif alasannya harus dilakukan oleh orang profesional," kata Ferdiansyah yang kutip dari Republika (16/12/16).

Menjadi guru itu tak sekadar mengajar. Seorang guru harus menguasai pedagogik makanya pendidikannya harus keguruan, tidak menyerupai ketika ini siapa saja dapat jadi guru tak peduli lulusan fakultas apa.

Ferdiansyah menyampaikan harus ada kepastian jenjang karirnya. Selain itu juga harus ada konsep pengembangan karir guru yang jelas.Dengan adanya jenjang karir guru maka nanti ada kategori guru. Misalnya guru kelas a, b, c, d, e, dan f.

Baca: Tunjangan Profesi Guru Diberikan Sesuai Capaian Prestasi

"Kelas ini berkaitan dengan kesejahteraan guru. Tidak menyerupai sekarang, guru mau rajin, guru mau malas proteksi profesinya sama Rp 2 juta padahal harus dibedakan sesuai dengan kualitasnya." kata Ferdiansyah.
Sumber http://www.sekolahdasar.net

Saturday, September 23, 2017

√ Ini Model Pembelajaran Periode 21, Active Learning

Inilah Manfaat Model Pembelajaran Active Learning √ Ini Model Pembelajaran Abad 21, Active Learning
Active learning merupakan model pembelajaran periode 21 yang sangat bermanfaat untuk menggali potensi dan kecerdasan siswa.
United States Agency for International Development (USAID) Prioritas terus melaksanakan upaya pengembangan sistem pembelajaran aktif (active learning) ke aneka macam forum pendidikan pada beberapa kabupaten/kota. di Indonesia.

"Active Learning adalah pembelajaran berkelas dunia, kita terus berupaya semoga sistem itu sanggup diadopsi oleh semua forum pendidikan," kata Juru Bicara USAID Prioritas Erix Hutasoit yang lansir dari Okezone (01/01/17).

Menurutnya, active learning merupakan model pembelajaran periode 21 yang sangat bermanfaat untuk menggali potensi dan kecerdasan penerima didik secara lebih maksimal dan siswa semoga berguru menjadi lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Baca juga: Langkah-langkah Pelaksanaan Mix Learning

Sebagai orangtua dan anggota masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan pendidikan terbaik bagi anak-anak. Guru menjadi kunci keberhasilan berguru anak. Semakin baik keterampilan guru mengajar, semakin baik pula mutu pembelajaran yang diberikan.
Sumber http://www.sekolahdasar.net

√ Guru Yang Baik Mendidik Anak Dengan Hati

Guru yang Baik Mendidik Anak dengan Hati √ Guru yang Baik Mendidik Anak dengan Hati
Dalam proses pembelajaran, pendidik memperlihatkan keteladanan.
Untuk mencapai pendidikan yang sukses, proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa sehingga terasa hidup, memotivasi, inspiratif, menyenangkan, interaktif dan menantang. Pembelajaran juga harus memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian akseptor didik sesuai bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologisnya.

Baca juga: Menjadi Guru Yang Baik Demi Generasi Lebih Baik

Demikian disampaikan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Prof Dr H Arief Rachman MPd dalam Parenting Class di Yogyakarta. Menurut Arief, guru yang baik ialah yang bisa membina akseptor didik dengan hati. Sehingga guru tidak hanya melaksanakan transfer ilmu, namun mendidik siswa menjadi langsung dengan huruf mulia.

"Dalam proses pembelajaran, pendidik memperlihatkan keteladanan," kata Arief yang kutip dari Kedaulatan Rakyat (11/01/17).

Dalam contoh asuh yang sehat, sikap guru dan orangtua ialah mengarahkan, memberi pedoman, berhubungan dengan anak dan membimbingnya. Dengan begitu anak mempunyai daerah bertanya, merasa diharapkan sehingga akan hormat kepada orangtua. Guru dan orangtua harus mengenali potensi kecerdasan anak mencakup potensi perasaan, akal, sosial dan jasmani.
Sumber http://www.sekolahdasar.net

Monday, September 18, 2017

√ Kiprah Guru Menciptakan Karya Ilmiah Akan Dihapus

Mendikbud akan menghapus kiprah karya ilmiah untuk guru sebab banyak kecurangan √ Tugas Guru Membuat Karya Ilmiah Akan Dihapus
Sekarang banyak orang yang menjahit karya ilmiah untuk guru.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyoroti banyaknya agresi kecurangan yang terjadi di sekolah-sekolah. Ia mencontohkan kewajiban untuk membuat karya ilmiah yang harus diselesaikan oleh guru. Menurutnya, segala potensi yang menyebabkan kecurangan itu harus dihapus.

"Dihapuskan saja lah itu yang bikin guru-guru tidak jujur," kata yang kutip dari Kompas (29/03/17).

Saat diskusi uji publik RUU Sistem Perbukuan Nasional 2017 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu, Mendikbud menyampaikan tugas-tugas itu hanya menciptakan guru melaksanakan kecurangan. Salah satunya ialah dengan melaksanakan plagiasi terhadap karya yang sudah ada.

"Sekarang banyak orang yang menjahit karya ilmiah untuk guru," terang mantan Rektor UMM.

Ke depan, pihaknya berencana menghapus segala kiprah ilmiah yang menciptakan guru melaksanakan kecurangan. Pihaknya hanya akan menerapkan satu kiprah yang harus dikerjakan secara ilmiah. Yakni menciptakan laporan action research lalu melaporkan secara ilmiah yang sudah dilakukan dengan didukung oleh dokumen-dokumen ilmiah.

Baca juga: Naik Pangkat Guru Wajib Memiliki Publikasi Ilmiah

Kejujuran dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan. Generasi yang akan tiba tergantung dengan kondisi dikala masih di sekolah. Pihaknya yakin jikalau sekolah-sekolah dibersihkan dari praktik kecurangan itu akan menambah generasi yang jauh lebih baik. Tidak hanya itu, upaya untuk menghapus praktik korupsi yang masih menjangkiti Indonesia harus dimulai dari dunia pendidikan.

"Saya pikir jikalau ingin membersihkan koruptor, harus dimulai dari sekolah dengan menghilangkan kecurangan," kata Mendikbud.
Sumber http://www.sekolahdasar.net

Sunday, September 17, 2017

√ Petunjuk Pengisian Blangko Ijazah Sd Terbaru 2017

Petunjuk teknis atau pedoman pengisian blangko ijazah untuk tingkat SD tahun pelajaran  √ Petunjuk Pengisian Blangko Ijazah SD Terbaru 2017
Buku Pedoman Pengisian Blangko Ijazah Tahun Pelajaran 2016/2017
Petunjuk teknis (Juknis) penulisan ijazah atau pedoman pengisian blangko ijazah satuan pendidikan dasar tahun pelajaran 2016/2017 telah dirilis oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dalam Buku Pedoman Pengisian Blangko Ijazah Tahun Pelajaran 2016/2017 diatur petunjuk umum dan petunjuk khusus sebagai contoh penulisan ijazah untuk tingkat SD.

Baca juga: Bukan Ijazah, Usia Kaprikornus Syarat Utama Masuk SD

Terdapat tiga jenis ijazah yaitu; ijazah untuk sekolah yang memakai Kurikulum 2006, ijazah untuk sekolah yang memakai Kurikulum 2013, dan ijazah untuk satuan pendidikan kerjasama (SPK). Perbedaan tersebut terletak pada Daftar Nilai yang terletak di halaman belakang dan arahan blangko yang terletak di halaman muka. Contoh Kode Blangko Kode Keterangan DN-01 Ma/13 0000001 Kurikulum 2013 dan DN-01 Ma/06 0000001 Kurikulum 2006.

Selengkapnya petunjuk teknis atau pedoman pengisian blangko ijazah untuk tingkat SD tahun pelajaran 2016/2017 dari Balitbang Kemendikbud sanggup did0wnl0ad di tautan berikut ini:


Petunjuk khusus pengisian blangko ijazah dibagi dalam petunjuk pengisian balngko ijzah halaman depan dan dan halaman belakang. Halaman depan berisi wacana petunjuk penulisan nama Kepala Sekolah, nama siswa, orang tua, tanggal lahir, pengisian nomor induk siswa nasional pemilik ijazah, dan sebagainya.

Sedangkan halaman belakang ijazah memuat nilai siswa, dan identitas siswa. Pengisian nilai rata-rata rapor untuk tingkat SD diambil dari rata-rata nilai semester 7, 8, 9, 10, dan 11. Gabungan nilai rata-rata rapor dengan nilai ujian sekolah yang perbandingannya ditentukan oleh dinas pendidikan provinsi.

Ijazah ditulis tangan dengan abjad kapital yang baik, benar, jelas, rapi, gampang dibaca, dan higienis dengan memakai tinta warna hitam yang tidak gampang luntur dan tidak gampang dihapus. Jika terjadi kesalahan dalam pengisian, ijazah dihentikan dicoret, ditimpa, atau di tipe-ex dan harus diganti dengan blangko yang baru.
Sumber http://www.sekolahdasar.net