Saturday, January 4, 2020

√ Perbedaan Alkana Dan Alkena

Alkana dan Alkena merupakan dua jenis kelompok hidrokarbon yang mengandung karbon dan hidrogen dalam struktur molekul mereka. Perbedaan utama antara Alkana dan Alkena yakni struktur kimianya; alkana yakni hidrokarbon jenuh dengan rumus molekul umum CnH2n + 2 dan alkena dikatakan kelompok hidrokarbon tak jenuh sebab mengandung ikatan ganda antara dua atom karbon. Mereka mempunyai rumus molekul umum CnH2n.


Apa itu Alkana?


Alkana hanya berisi ikatan tunggal antara karbon dan atom hidrogen (ikatan C-C dan ikatan C-H). Oleh sebab itu, mereka disebut “hidrokarbon jenuh”. Menurut model hibridisasi orbital, semua atom karbon dalam Alkena mempunyai hibridisasi SP3. Mereka membentuk ikatan sigma dengan atom Hidrogen, dan molekul yang dihasilkan mempunyai geometri tetrahedron. Alkana sanggup dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan pengaturan molekul mereka; alkana asiklik (CnH2n. + 2) dan alkana siklik (CnH2n).


Apa itu Alkena?


Alkena yakni hidrokarbon, mengandung ikatan ganda karbon-karbon (C = C). “Olefin” yakni nama usang yang dipakai untuk merujuk kepada kelompok alkena. Anggota terkecil dari keluarga ini yakni etana (C2H4); itu disebut gas olefiant (Dalam bahasa Latin: ‘oleum’ berarti ‘minyak’ + ‘facere’ berarti ‘untuk membuat’) pada saman dulu. Hal ini sebab reaksi antara C2H4 dan Chlorine membentuk minyak C2H2Cl2.


Perbedaan Struktur kimia dari Alkana dan Alkena


Alkana: alkana mempunyai rumus molekul umum CnH2n + 2. Metana (CH4) yakni alkana terkecil.

Alkena: alkena mempunyai rumus kimia umum CnH2n. Alkena dianggap hidrokarbon tak jenuh sebab mereka tidak mengandung jumlah maksimum atom Hidrogen yang sanggup dimiliki oleh molekul hidrokarbon.


Sifat Kimia dari Alkana dan Alkena


alkana:


reaktivitas:


Alkana inert banyak dipakai sebagai reagen kimia. Hal ini sebab ikatan Carbon-Carbon (C-C) dan Carbon – Hidrogen (C-H) yang cukup besar lengan berkuasa sebab Karbon dan atom Hidrogen mempunyai hampir nilai elektronegativitas yang sama. Oleh sebab itu, sangat sulit untuk tetapkan ikatan mereka, kecuali mereka dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi.


Pembakaran:


Alkana sanggup gampang terbakar di udara. Reaksi antara alkana dengan kelebihan oksigen disebut rekasi “pembakaran”. Dalam reaksi ini, alkana dikonversi ke Karbon dioksida (CO2) dan air.


CnH2n + (n + n / 2) O2 → n CO2 + nH2O


C4H10 +   13/2 O2   →    4 CO2      +    5H2O


Butana     Oksigen Karbon Dioksida   Air


Reaksi pembakaran yakni reaksi eksotermis (mereka mengeluarkan panas). Akibatnya, alkana dipakai sebagai sumber energi.


alkena:


reaktivitas:


Alkena bereaksi dengan hidrogen dengan adanya katalis logam halus terpisah untuk membentuk alkana yang sesuai. Laju reaksi yang sangat rendah tanpa katalis.


Hidrogenasi katalitik dipakai dalam industri makanan untuk mengkonversi minyak nabati cair menjadi lemak semi-padat dalam menciptakan margarin dan lemak padat masakan.


Sifat fisik dari Alkana dan Alkena


Bentuk


Alkana: alkana ada sebagai gas, cairan dan padatan. Metana, etana, propana dan butana merupakan gas pada suhu kamar. Struktur tidak bercabang dari heksana, pentana dan heptana yakni cairan. Alkana yang mempunyai berat molekul yang lebih tinggi pada padatan.



  • CH4 untuk C4H10 yakni gas

  • C5H12 ke C17H36 yakni cairan, dan

  • Alkana dengan berat molekul tinggi yang padat lembut


Alkena: alkena mengatakan sifat fisik serupa yang sesuai dengan Alkane. Alkena yang mempunyai berat molekul rendah (C2H4 hingga C4H8) yakni gas pada suhu kamar dan tekanan atmosfer. Alkena yang mempunyai berat molekul yang lebih tinggi berwujud padatan.


Kelarutan:


Alkana: alkana tidak larut dalam air. Mereka dilarutkan dalam pelarut organik non-polar atau polaritas lemah.


Alkena: alkena yakni molekul yang relatif polar sebab ikatan C = C; Oleh sebab itu, mereka larut dalam pelarut non-polar atau pelarut dengan polaritas rendah. Air yakni molekul polar dan alkena yang sedikit larut dalam air.


Massa jenis:


Alkana: kepadatan alkana lebih rendah dari densitas air. Nilai densitas mereka hampir 0,7 g mL-1, mengingat kepadatan air sebagai 1,0 g mL-1.


Alkena: kepadatan alkena lebih rendah dari densitas air.


Titik didih:


Alkana: Titik didih alkana meningkat sesuai dengan jumlah atom karbon dan juga berat molekulnya meningkat. Secara umum, alkana bercabang mempunyai titik didih lebih rendah dibandingkan dengan alkana bercabang yang mempunyai jumlah atom karbon yang sama.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com