Wednesday, December 4, 2019

√ 3 Jenis Basil Menurut Bentuknya

Bakteri yakni mikroorganisme bersel tunggal, yang dikenal dengan kemampuan luar biasa mereka untuk mengikuti keadaan dan berkembang biak terbaik dalam sejarah kuno mereka.


Beberapa fosil tertua – hampir 3,5 miliar tahun – yakni organisme ibarat bakteri. Meskipun beberapa kuman membawa penyakit dan kematian, ada pula yang jinak atau bahkan bermanfaat, memecah materi organik mati atau menghasilkan antibiotik. Bakteri biasanya dikelompokkan menjadi tiga kategori, diklasifikasikan menurut bentuk: bulat, silindris dan spiral.


Bakteri Kokus


Bakteri kokus (coccus) berbentuk bundar atau oval, ibarat berry. Sebenarnya, namanya berasal dari kata Yunani “kokkos,” yang berarti berry. Ini yakni beberapa kuman dan paling sederhana, dengan ukuran rata-rata diameter sekitar 0,5 hingga 1,0 mikrometer. (Mikrometer sekitar 1 / 1.000.000 meter.)


Bakteri patogen (penyebab penyakit) termasuk dalam kategori ini. Beberapa pola kuman kokus yakni streptokokus, yang sanggup menjadikan radang tenggorokan dan demam berdarah; staphylococcus, khususnya Staphylococcus aureus, yang sanggup menjadikan keracunan makanan dan sindrom syok toksik; dan meningokokus, yang sanggup menjadikan penyakit penyakit meningokokus, termasuk meningitis.


Bakteri Basil


Bakteri bacillus berbentuk ibarat batang. Bakteri ini sedikit lebih kompleks dibanding kelompok kokus dan, rata rata, 0,5 hingga 1,0 mikron lebar 1,0 hingga 4,0 mikron.


Komposisi kuman patogen ini, ibarat pestis Yersinia, yang sanggup menjadikan wabah bubonus dan pneumonia, atau Bacillus anthracis, yang merupakan penyebab antraks. Tapi kuman menguntungkan juga termasuk dalam keluarga ini, ibarat yang biasa buat antibiotik dan juga yang mendiami jalan masuk pencernaan manusia, membantu pencernaan.


Bakteri spirillum


Bakteri spirillum berbentuk spiral. Bila dilihat di bawah mikroskop, mereka tampak ibarat cacing, bergoyang-goyang dan bergerak. Dua anggota keluarga spirillum yang paling populer yakni Treponema pallidum, kuman penyebab sifilis, dan Leptospira, yang menjadikan penyakit leptospirosis.


Bakteri spirillum yang menghuni perut ruminansia ibarat domba, sapi dan kambing di mana mereka mengubah selulosa dan polisakarida tumbuhan yang sulit dicerna menjadi makanan dan serat bergizi untuk inangnya. Bakteri spirillum yang menguntungkan juga hidup di usus rayap dan membantu dalam pencernaan serat kayu dan tumbuhan. Hal ini memungkinkan rayap untuk berkontribusi pada memecah kayu yang amis dan korban dan materi organik ke dalam tanah, memperkaya kualitasnya.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com