Wednesday, March 27, 2019

√ 8 Pola Perubahan Makna Gramatikal Dengan Cara Afiksasi

Salah satu diantara jenis-jenis makna kata yang ada yaitu makna gramatikal. Makna ini merupakan sebuah makna yang timbul dari adanya perubahan bentuk suatu kata yang menciptakan makna kata tersebut juga berubah. Adapun cara merubah bentuk suatu kata dalam makna ini terdiri atas tiga cara, yaitu pengimbuhan (afiksasi), pengulangan kata (reduplikasi), dan pemajemukkan kata. Khusus untuk kali ini, kita akan mengetahui menyerupai apa referensi perubahan makna gramatikal yang dilakukan dengan cara mengakfiksasi kata yang hendak dirubah maknanya. Adapun beberapa referensi perubahan makna gramatikal dengan cara afiksasi tersebut yaitu sebagai berikut ini!


1. Jalan → Berjalan


Contoh perubahan makna gramatikalisasi dengan cara afiksasi yang pertama yaitu kata jalan yang berubah menjadi berjalan. Makna awal kata jalan sendiri yaitu tempat yang lazim untuk dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Setelah mengalami afiksasi–pemberian imbuhan ber- di awal kata jalan, makna kata ini pun berkembang menjadi bergerak dari suatu titik menuju ke titik lainnya.


2. Jalan → Perjalanan


Contoh perubahan makna ini juga merupakan hasil perubahan makna kata jalan. Bedanya, kata jalan pada referensi ini diafiksasi dengan memakai imbuhan/afiks per-an. Adapun makna yang terkandung pada kata perjalanan sendiri yaitu bepergian dari suatu kawasan ke kawasan yang lain.


3. Derita → Penderitaan


Semula, kata derita bermakna sesuatu yang menyusahkan dan biasanya ditanggung di dalam hati. Setelah diafiksasi dengan afiks per-an, makna kata ini pun berkembang menjadi suatu keadaan menyedihkan yang mesti ditanggung oleh seseorang.


4. Buat → Perbuatan


Sebelum diafiksasi, kata buat mempunyai makna asal kerjakan ataupun lakukan. Setelah diafiksasi dengan imbuhan per-an, kata ini memiliki makna yang baru, yaitu sesuatu yang dibentuk atau dikerjakan.


5. Makan → Makanan


Semula, kata makan mempunyai makna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dan sesuatu tersebut lalu dikunyah dan ditelan. Namun, sesudah diafiksasi dengan afiks -an, maka kata ini berubah menjadi makanan dan maknanya pun berubah menjadi sesuatu yang dimakan.


6. Seberang → Berseberangan


Makna awal yang terkandung dalam kata seberang adalah sisi yang ada di sebelah sana atau tempat yang letaknya ada di hadapan kita. Setelah diafiksasi dengan afiks/imbuhan ber-an, kata yang berubah menjadi berseberangan ini pun mengalami perubahan makna, yaitu berhadapan posisi duduknya atau berada dalam pandangan dan fatwa yang berbeda.


7. Kejut → Mengejutkan


Sebelum diafiksasi, kata kejut mempunyai makna kaget atau kakunya anggota tubuh yang disebabkan oleh terperanjatnya seseorang. Setelah diafiksasi dengan imbuhan me-an, kata yang berubah bentuk menjadi mengejutkan ini pun berubah makna menjadi sesuatu yang menjadikan pengaruh kejut ataupun pengaruh kaget.


8. Gelap → Kegelapan


Contoh perubahan makna gramatikalisasi dengan cara afiksasi yang terakhir yaitu pada kata gelap yang berubah menjadi kegelapan. Sebelum diafiksasi, kata gelap memiliki makna tidak ada cahaya atau kelam. Setelah diafiksasi dengan imbuhan ke-an dan menjadi kegelapan, makna kata ini pun berubah menjadi tertimpa atau mengalami gelap.


Demikianlah beberapa referensi perubahan makna gramatikaldengan cara afiksasi. Jika pembaca ingin menambah referensi soal makna gramatikal dan makna kata lainnya, pembaca dapat membuka artikel makna gramatikal dan contohnya, perbedaan makna gramatikal dan leksikal, contoh kalimat gramatikal dan leksikal, contoh makna leksikal dan gramatikal, makna idiomatik dan contohnya, serta makna tematik dan contohnya. Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian.



Sumber https://dosenbahasa.com