Pengertian dan Contoh Perubahan Makna Ameliorasi – Perubahan makna ameliorasi tercakup dalam pembahasan mengenai perubahan makna pada bentuk kata. Perubahan makna diartikan sebagai bergesernya makna pada suatu kata yang semula dimaknai berbeda dengan apa yang dimaknai pada ketika ini. salah satu dari jenis perubahan makna ialah pergeseran makna ameliorasi. Perubahan makna kata ameliorasi ialah pergeseran makna yang terjadi pada suatu bentuk kata yang semula terkesan kurang sopan atau tabu untuk diucapkan menjadi makna yang lembut untuk dilisankan ataupun disengar. Perubahan makna kata tersebut juga diikuti dengan perubahan bentuk katanya.
Berikut pola bentuk kata yang mengalami perubahan makna ameliorasi :
1. Buta menjadi Tunanetra
Kata “buta” dimaknai sebagai keterbatasan seseorang dalam memakai salah satu panca indera insan yakni pada indera penglihatan. Setelah mengalami perubahan makna ameliorasi, kata “buta” menjelma “tuna netra.”
Contoh kalimat :
– Setelah mengalami kecelakaan yang kendaraan beroda empat yang melukai matanya, sekarang Heru harus mendapatkan kelanjutan hidupnya sebagai seorang penyandang buta.
Penggunaan kata “buta” pada kalimat di atas dirasa kurang santun untuk dilisankan dan juga didengar. Lain halnya kalau kata “buta” diganti menjadi “tuna netra” maka kesan yang akan ditimbulkan oleh kalimat akan terasa sangat berbeda. Kata pada kalimat di atas kalau diganti dengan kata dengan makna ameliorasi akan menjadi ibarat berikut ini :
– Setelah mengalami kecelakaan yang kendaraan beroda empat yang melukai matanya, sekarang Heru harus mendapatkan kelanjutan hidupnya sebagai seorang penyandang tuna netra.
2. Bui menjadi Lembaga Pemasyarakatan
Kata “bui” terdengar tidak santun untuk diucapkan ataupun di dengar. Setelah mengalami perubahan makna ameliorasi, kata “bui” menjelma “lembaga pemasyarakatan.” Makna kata “bui” dan “lembaga pemasyarakatan” ialah sebuah lingkungan yang difungsikan sebagai sarana membina para tahanan nara pidana. Perubahan makna kata ameliorasi akan lebih gampang dipahami kalau diterapkan dalam kalimat. Perhatikan dua pola kalimat berikut ini :
– Setelah menjalani eksekusi dan bebas dari bui, ia menjelma eksklusif yang santun dan rajin berbadah.
– Setelah menjalani eksekusi dan bebas dari forum pemasyarakatan, ia menjelma eksklusif yang santun dan rajin berbadah.
Jika diperhatikan dari kedua kalimat di atas sanggup dipastikan kalimat kedua yang memuat kata “lembaga pemasyarakatan” dirasa lebih santun dari pada kalimat pertama yang memuat kata “bui” meskipun keduanya mempunyai makna yang sama.
3. Pembantu menjadi Asisten Rumah Tangga
Kata “pembantu” ialah seseorang yang membantu acara rumah tangga. Kata tersebut kurang mempunyai kesantunan kalau dibandingkan dengan “asisten rumah tangga” yang merupakan hasil dari perubahan makna ameliorasi. Perbedaan dari kedua kata tersebut akan lebih terperinci kalau diterapkan dalam kalimat sebagai berikut :
– Ibunya bekerja di rumahku sebagai pembantu.
– Ibunya bekerja di rumahku sebagai ajudan rumah tangga.
Perhatikan kedua pola kalimat di atas! Kalimat pertama memuat kata “pembantu.” Sedangkan kalimat kedua memuat “asisten rumah tangga.” Meski mempunyai makna yang sama akan tetapi pada kalimat kedua yang memuat kata “asisten rumah tangga” dirasa lebih santun kalau dibandingkan dengan kalimat pertama dengan kata “pembantu.” Makna ameliorasi sanggup dirasakan dengan adanya perbandingan kedua kalimat tersebut.
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
4. Pelacur Menjadi Wanita Tuna Susila
Kata “pelacur” mempunyai makna yang sama dengan “wanita tuna susila.” akan tetapi kalau ditinjau dari segi pemaknaan perubahan makna ameliorasi, makna kata “pelacur” bergeser menjadi “wanita tuna susila” yang mempunyai perbedaan dalam konteks pergeseran makna ini. perhatikan dua pola kalimat berikut :
– Ia terpaksa menjadi pelacur biar sanggup memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan adik-adiknya.
– Ia terpaksa menjadi perempuan tuna susila biar sanggup memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan adik-adiknya.
5. Napi menjadi warga binaan
Kata “napi” atau nara pidana ialah sebutan bagi orang-orang yang sedang menjalani eksekusi alasannya ialah tindak pidana yang ia lakukan di forum pemasyarakatan (LP). Setelah mengalami pergeseran makna ameliorasi, maka kata “napi” sekarang lebih sering disebut dengan “warga binaan.” Meskipun sekilas mempunyai makna yang sama, namun dalam konteks kalimat, perbedaan antara kedua istilah tersebut akan sanggup diidentifikasikan dengan mudah. Perhatikan pola kalimat berikut :
– Tono telah mendekam di forum pemasyarakatan Pondok Durian sebagai napi selama hampir lima tahun.
– Tono telah mendekam di forum pemasyarakatan Pondok Durian sebagai warga binaan selama hampir lima tahun.
Kalimat pertama yang memakai kata “napi” terkesan garang dan tak yummy diucapkan secara ekspresi ataupun di dengar. Sedangkan kalimat kedua yang memakai istilah “warga binaan” dirasa lebih santun dibandingkan dengan kalimat pertama. Prosesi perubahan makna membaik yang terjadi pada kata “napi” menjadi “warga binaan” ialah pola dari pergeseran makna ameliorasi.
6. Gelandangan menjadi Tuna Wisma
Kata “gelandangan” ialah sebutan bagi seseorang yang mempunyai duduk masalah kesejahteraan sosial yang mengacu pada ketidakmampuan untuk mempunyai kawasan tinggal. Pergeseran makna kata ameliorasi pada kata tersebut sekarang disebut dengan istilah “tunawisma.” Untuk sanggup memahami perbedaan makna dari kedua kata tersebut, perhatikan pola kalimat berikut :
– Kita harus bisa lebih memperhatikan para gelandangan itu.
– Kita harus bisa lebih memperhatikan para tuna wisma itu.
Pada kalimat pertama yang memuat kata “gelandangan,” terdengan sedikit garang dan kurang santun. Kata tersebut juga sekarang tak banyak dipakai dalam penulisan karya non fiksi. Sedangkan kalimat kedua yang memuat kata “tuna wisma” ialah istilah yang telah mengalami pergeseran makna ameliorasi sehingga terkesan lebih santun dan halus.
Baca Juga:
Definisi, Ciri, Contoh Kalimat Baku & Tidak Baku
Definisi serta Daftar Kata Baku dan Tidak Baku
Contoh Pidato Bahasa Indonesia perihal Pendidikan Karakter
Sumber https://ruangseni.com