Konservasi tanah ialah upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah erosi dan memperbaiki tanah yang rusak sebab erosi. Tanah merupakan elemen yang digunakan untuk banyak hal di bumi sehingga perlu dijaga kelestariannya. Adapun beberapa fungsi tanah diantaranya adalah:
1. Digunakan sebagai tempat tinggal dan melaksanakan aneka macam acara oleh manusia.
2. Digunakan sebagai tempat tumbuhnya vegetasi yang mempunyai manfaat bagi manusia.
3. Mengandung materi yang bisa digali dan diolah oleh manusia.
Dari fungsi-fungsi tersebut sudah seharusnya elemen ini selalu dijaga sebab merupakan elemen penting bagi kehidupan.
Erosi yang merusak tanah biasa juga dijelaskan sebagai perubahan tanah secara kimiawi atau biologi. Hal tersebut terjadi sebagai akhir dari penggunaan yang berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau juga terjadi kontaminasi yang lain. Upaya-upaya yang biasa digunakan dalam konservasi tanah, yaitu:
1. Membuat terasering
Hal ini dilakukan dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun adonan daun-daun dan ranting pohon yang jatuh. Kemudian membentuk penahan ajaran air, menyerupai menciptakan teras-teras di perbukitan dan pertanian yang berkontur. Dalam melaksanakan konservasi tanah, terasering dikenal dengan istilah pembuatan teras demi teras menyerupai tangga pada lahan yang miring. Terasering dilakukan biar kalau terjadi hujan, air tidak akan pribadi hanyut begitu saja. Terasering menyebabkan peluang terjadinya pengikisan tanah menjadi jauh lebih minimal.
Gambar bentuk terasering tanah. |
2. Membuat tanggul pasangan
Setiap lahan miring yang berkontur sangat perlu dibuatkan tanggul yang searah dan sejajar dengan kontur tanah. Hal ini biar air hujan sanggup ditampung dan pribadi menyerap kedalam tanah. Tujuannya ialah biar sanggup mengurangi terjadinya ajaran permukaan atau run off. Pada tanggul yang telah dibentuk juga sebaiknya ditanami tumbuhan menyerupai jagung yang mempunyai batang yang tinggi. Hal tersebut bisa menjadi solusi biar air tidak tergenang terlalu usang di dalam tanggul.
3. Melakukan rotasi tanam atau crop rotation
Penanaman tumbuhan yang berkala termasuk salah satu konservasi tanah untuk melestarikan unsur hara yang terdapat dalam tanah. Melakukan rotasi tanam menciptakan zat yang mempunyai kegunaan bagi kesuburan tanah tidak habis diserap oleh satu jenis tumbuhan saja. Jika unsur hara tanah habis, maka akan sangat rentan terjadi pengikisan pada lapisan tanah potongan atas. Oleh sebab itu, perlu untuk melaksanakan crop rotation biar bisa menjaga keseimbangan zat kimiawi tanah.
4. Mengatur kadar garam atau salinitas
Kadar garam yang terdapat di dalam tanah secara signifikan bisa memengaruhi sebagian besar metabolisme tanaman. Kadar garam yang tinggi biasanya terdapat pada kawasan kering akhir irigasi yang berlebihan. Penggunaan humus bisa mencegah salinisasi yang semakin berlebihan. Dengan memakai pertukaran anion dan kation bisa menyebabkan pH stabil serta mengeliminasi kelebihannya dari area perakaran tanaman. Salinitas yang tinggi harus segera dinormalisasikan biar vegetasi yang akan ditanam lagi bisa hidup dan berkembang dengan cepat.
5. Mengendalikan keasaman
Bentuk upaya konservasi tanah selanjutnya ialah mengendalikan keasaman. Selain mengatur kadar garam, tingkat keasaman tanah juga perlu dikendalikan. Jika tingkat keasaman tanah terlalu tinggi, maka vegetasi akan sulit untuk tumbuh. Tingkat pH tanah bisa terjadi secara alami di beberapa wilayah. Hal ini bisa pula terjadi secara non alami sebab hujan asam dan kontaminasi tanah. Adapun tugas yang dimiliki oleh pH tanah yaitu untuk mengendalikan adanya nutrisi bagi vegetasi yang tumbuh diatasnya. Salah satu caranya ialah melaksanakan pengapuran pada tanah yang terlalu asam biar pH tanah kembali normal atau sekitar 6,5.
6. Melestarikan organisme tanah yang menguntungkan
Konservasi tanah selanjutnya yaitu melestarikan organisme yang menguntungkan tanah. Organisme yang dimaksud menguntungkan ialah organisme penyubur tanah menyerupai cacing tanah dan mikroorganisme renik lain. Hal ini dilakukan biar sanggup mempercepat kembalinya fungsi tanah ke bentuk semula. Keuntungan dari cacing tanah yaitu menawarkan aerasi tanah dan menyediakan nutrisi makro bagi tanah. Saat cacing tersebut mengekskresikan feses dalam bentuk padatan, mineral dan nutrisi yang diharapkan tumbuhan telah diseleksi oleh cacing.
Kemudian diabsorpsi oleh akar tanaman. Feses dari cacing tanah ini mempunyai nitrogen 5 kali lebih banyak dari tanah biasa. Lalu mengandung fosfat 7 kali lebih banyak dan kalium 11 kali lebih banyak. Aktivitas organisme tanah yang terus menggali ke dalam tanah ini menawarkan porositas bagi tanah. Selain itu juga menawarkan aerasi yang cukup dan meningkatkan kemampuan drainase tanah.
7. Melakukan mineralisasi
Mineralisasi yang aktif ialah hal yang penting dilakukan biar tumbuhan mendapat nutrisi yang diharapkan bagi perkembangannya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menawarkan remahan watu yang mempunyai kandungan mineral yang dibutuhkan tanaman. Selain itu, bisa juga memakai komplemen kimia tanah. Mineralisasi dilakukan dengan tujuan untuk mencegah hilangnya mineral makro maupun mikro yang terdapat di dalam tanah. Hal ini termasuk potongan dari upaya penting dalam konservasi tanah. Sumber http://www.geologinesia.com