Tuesday, November 28, 2017

√ Pola Kiprah Ajuan Perjuangan Ikan Lele

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Usaha budidaya ikan lele merupakan usaha yang gampang dijalankan, dalam merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana  ingin membudidayakan ikan lele di sekitar rumah saya (hadi) yang berada di jalan usaha 3, lantaran mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat kolam, serta semoga sanggup mengawasi perkembangan ikan dengan baik. Jenis ikan lele yang kami budidaya ialah jenis ikan lele sangkuriang. Jenis Lele sangkuriang ialah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Lele disukai konsumen lantaran berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan mempunyai masa tunggu panen yang singkat. Peluang usaha budidaya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup  diperhitungkan ketika ini. Apabila perhatikan banyak terdapat  penjual pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan  ikan tersebut menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele relatif  lebih gampang apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya menyerupai ikan mas atau mujair lantaran lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan. dalam usaha ternak atau budidaya lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan berharap meraih kesuksesan dalam usaha ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi dari beberapa media ihwal peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan lantaran pasarnya yang luas dan ajakan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan belakangan ini telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi ekspor, dikarenakan ada beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan ikan lele. Oleh lantaran itu kami berkeinginan untuk membudidayakan ikan lele tersebut.
1.2  Rumusan masalah
1.      Bagaimana cara melakukan budidaya ikan lele yang baik?
2.      Bagaimana cara kita semoga bisa bersaing dengan para pembisnis budidaya ikan lele?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara budidaya ikan lele dengan baik
2.      Untuk sanggup mengetahui cara bersaing dan unggul diantara pebisnis lain



BAB II
TIM MANAJEMEN
2.1 Pengorganisasian
Dalam perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami tidak melaksanakan perekrutan tenaga kerja, kami sanggup bekerja sama dengan kelompok untuk menjalankan bisnis budidaya ikan lele tersebut. Baik dari pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam dan penggalan pemasaran. Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan lele, kami akan menerapkan sistem Analisis SWOT. Sebelum kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-aspek yang sanggup mempengaruhi usaha kita. Dengan keinginan supaya usaha kita sanggup lancer dan sukses. Yaitu dengan melaksanakan analisis sebagai berikut:
1.      Straight
a.       Dengan akal baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.
b.      Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak menyerupai ikan yang lainya.
2.      Weaknes
a.       Bagi anda yang tak mempunyai lahan yang cukup anda bisa membudidayakan ikan
lele dengan memakai kolam dari terpal
3.      Opportunities
a.       Peluang usaha yang tidak pernah mati ialah usaha perikanan. Sebab setiap hari masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat.
b.      Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang lebih 3 bulan membuat banyak yang menentukan ikan lele untuk di budidayakan. 
4.      Threat
a.       Dalam usaha ikan lele ini harus teliti lantaran ikan tidak tahan dengan cuaca yang tidak setabil.
b.      Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan hingga kurang dari 70cm lantaran itu akan menghambat pertumbuhan ikan.
2.2 Gambaran secara umum ihwal cara budidaya ikan lele
1.      Sistem Budidaya
Kami memakai 2 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1.      Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2.      Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
2.      Tahap Proses Budidaya
A.    Pembuatan Kolam
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu kolam dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya diubahsuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe kolam maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
a.       Kolam tandon. Mendapatkan masukan air pribadi dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
b.      Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
c.       Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, kerikil bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat korelasi induk jantan dan betina.
d.      Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut lantaran anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih memakai cadangan kuning telur induk dalam kanal pencernaannya.
B.     Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
1.      Tulang kepala berbentuk pipih
2.      Warna lebih gelap
3.      Gerakannya lebih lincah
4.      Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
5.      Alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
1.      Tulang kepala berbentuk cembung
2.      Warna badan lebih cerah
3.      Gerakan lamban
4.      Perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.
C.    Persiapan Lahan
A.    Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
1.      Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan banyak sekali bibit penyakit.
2.      Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit takaran 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
3.      Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan banyak sekali racun dan gas berbahaya hasil pembusukan materi organik sisa budidaya sebelumnya dengan takaran 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk sangkar juga sanggup dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
4.      Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
B.     Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang sanggup dilakukan ialah :
1.      Pembersihan kolam dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
2.      Penjemuran kolam semoga kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat pribadi penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan takaran sama
D.    Pemijahan
Pemijahan ialah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi melekat pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
E.     Pemindahan
Cara pemindahan :
1.      Mengurangi air di sarang pemijahan hingga tinggi air 10-20 cm.
2.      Menyiapkan tempat penampungan dengan bejana atau ember yang diisi dengan air di sarang.
3.      Menyamakan suhu pada kedua kolam
4.      Memindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
5.      Memindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, lantaran masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F.     Pendederan
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau epilog dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang mengakibatkan lele gampang stress. Pemberian pakan mulai dilakukan semenjak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
a.      Manajemen Pakan
Pakan anakan lele berupa :
1.      Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
2.      Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
3.      Untuk menambah nutrisi pakan, setiap dukungan pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan takaran 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh lantaran mengandung banyak sekali unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
b.       Manajemen Air
Ukuran kualitas air sanggup dinilai secara fisik :
1.      Air harus bersih
2.      Berwarna hijau cerah
3.      Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
1.      Bebas senyawa beracun menyerupai amoniak
2.      Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air semoga selalu dalam keadaan yang optimal, dukungan pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat bisa menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan membuat ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada ketika oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air gres atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON ialah 25 g/100m2.
c.        Manajemen Kesehatan
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit kalau mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang buruk sangat mendorong tumbuhnya banyak sekali bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, kuman dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan ialah penjagaan kondisi air dan dukungan nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terjangkit penyakit, dianjurkan untuk melaksanakan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh benjol protozoa, kuman dan jamur sanggup diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan takaran yang dipakai juga harus sesuai.




BAB III
RENCANA KEUANGAN

3.1 Penghitungan Biaya
·         BIAYA TETAP
Rincian biaya tetap ialah sebagai berikut:
1.      Pembuatan 3 kolam ukuran 5x4 m      = Rp 7.000.000
2.      Disel + selang                                      = Rp 2.000.000
3.      Sumur bor                                           = Rp    500.000
4.      Jaring                                                   = Rp      50.000
Jumlah                                                 = Rp9.550.000
·         BIAYA VARIABEL
Rincian biaya variabel dalah sebagai berikut:
1.      Bibit ikan lele Rp120@2000 ekor                  = Rp   240.000
2.      Bibi indukan dan pejantan 7000@20 ekor     = Rp   140.000
3.      Haraga TON Rp32.000@5botol                     = Rp   160.000
4.      Harga  POC NASA Rp23.000@5botol         = Rp   115.000
5.      Pelet ikan Rp200.000@15 karung                  = Rp3.000.000
Jumlah                                                             = Rp3.655.000           
Jadi modal yang akan kami keluarkan untuk memulai budidaya ikan lele tersebut berkisar Rp15.000.000 – ( biaya tetap + biaya variabel ) atau Rp15.000.000 – Rp13.205.000= Rp1.795.000, hasil dari pengurangan modal dengan biaya tetap dan biaya variabel, merupakan biaya untuk  tak terduga.
3.2 ANALISIS PENDAPATAN
Di perkirakan kalau hasil 1 kali panen/3 bulan sebanyak 1500 ekor, Harga per/kg ikan lele Rp9.000 ( Rp9.000@1500= Rp13.500.000 )
Pendapatan dalam 1 tahun Rp13.500.000 x 4 = Rp54.000.000
Laba higienis yang didapat selama 1 tahun adalah
pendapatan panen/th – (( biaya variabel x 4) + biaya tetap ) =
Rp54.000.000 – (( Rp9.550.000x4) + Rp3.655.000 )=
Rp54.000.000 – ( Rp38.200.000 + Rp3.655.000 )=
Rp54.000.000 – Rp41.855.000 = Rp12.145.000
Jadi pendapatan sehabis modal kembali ialah Rp12.145.000
3.3 PENGHITUNGAN BEP ( Break Even Point )
Dik : FC = Rp9.550.000                P = Rp9.000
             VC = Rp3.655.000
hasilnya adalah: 2,6
Dibulatkan menjadi 3 unit.
Artinya kami perlu menjual 3 unit ikan lele semoga terjadi BEP ( break even point ).
Artinya  uang penjualan yang harus diterima semoga terjadi BEP ( break even point ) ialah Rp23.580




BAB IV
RENCANA PEMASARAN
Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat penting, demikian juga halnya dalam pemasaran lele, namun sangat disayangkan kalau kegagalan pemasaran produksi lele terjadi lantaran faktor usaha pemasaran yang kurang atau memang belum menjalankan taktik pemasaran lele secara maksimal, Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar slogan atau propaganda, telah banyak survey dan riset-riset pemasaran  dilakukan oleh orang-orang yang memang mahir dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi memang semakin meningkat, Sebelum membahas tata cara pemasaran lele, yang pertama kita lakukan ialah mengetahui sasaran atau sasaran pasar ikan lele konsumsi, mungkin telah banyak diinformasikan bahwa terdapat beberapa sasaran pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya ialah ; warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan resto-resto yang sudah mulai memperlihatkan sajian special ikan lele, ditambah lagi belakangan ini semakin banyak berkembang tempat-tempat usaha yang mengelola daging ikan lele atau yang lebih dikenal dengan istilah lele olahan, mulai dari baso lele hingga dengan lele presto, ini gres sasaran pemasaran lele secara umum, namun untuk orang-orang yang ingin melaksanakan pemasaran lele hal ini jangan dianggap remeh, dari tempat-tempat inilah sesungguhnya daya serap kebutuhan lele sangat tinggi.
Sebagai teladan yang gampang untuk sasaran pemasaran lele ialah warung pecel lele yang kian menjamur dimana-mana. Analogikan saja kalau di sekitar kita ada sekitar 50 warung pecel lele, ini ialah perumpamaan standart dan mungkin dalam wilayah yang radiusnya tidak terlalu luas, menurut survey dilapangan, kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung pecel lele ialah 2 s/d 3 kg/hari pada hari biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa meningkat hingga 5 kg atau lebih perharinya, kalau dikalikan saja dengan angka yang terendah yaitu 2 kg/hari x 50 warung pecel lele, maka kebutuhan lele konsumsi di tempat kita ialah 100 kg/hari atau 3 ton/bulan. Dari analogi tersebut terbukti bahwa pemasaran lele di tempat sekitar kita saja sudah merupakan peluang yang sangat besar, itu gres dari warung pecel lele saja, bagaimana dengan peluang pemasaran lele pada usaha pengelolaan daging lele yang lainnya, pastinya akan lebih banyak lagi peluang pemasaran lele yang akan didapatkan. Bahkan ada beberapa pengalaman dari para peternak lele skala rumah tangga, mereka hanya mempunyai kolam di halaman rumah, ketika akan panen mereka memasang plang di depan rumah, jadinya seluruh produksi lelenya laku terjual.
Langkah lain dalam pemasaran lele ialah dengan memakai jasa para pengepul, hal ini bisa dilakukan jika  ingin perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul biasanya akan membeli lele dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil panen secara keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding kita harus menjualnya sendiri. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di tempat sendiri, biasanya dengan sendirinya usaha ternak lele  akan berkembang seiring dengan semakin banyaknya ajakan dan kekerabatan yang terus bertambah.



BAB V
ANALISIS LOKASI
Dalam  merencanakan bisnis     budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan ikan lele di sekitar rumah lantaran mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat kolam, lantaran lokasi untuk kolam harus berafiliasi pribadi atau bersahabat dengan sumber air dan tidak bersahabat dengan jalan raya. Dan juga lokasi kolam berada di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya gampang rontok. kami mendirikan di sekitar rumah lantaran semoga sanggup mengawasi perkembangan ikan dengan baik.
Selain itu kami mendirikan budidaya ikan lele di rumah  lantaran lokasainya sanggat strategis. Karena di sepanjang jalan perjuanagn banyak sekali warung - warung pecel, warteg dan rumah makan lainy, sehingga memudahkan kami untuk mendistribusikannya.



BAB VI
KESIMPULAN

A.        Kesimpulan

Budi daya ikan lele ialah salah satu usaha yang menggiurkan, kalau sudah berjalan dengan baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan ikan lele ini pun juga tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya,
Dari asumsi yang saya lakukan pada sub penggalan perencanaan keuangan di penggalan sebelumnya memperlihatkan Pendapatkan keuntungan Rp
12.145.000 bagaimana bila usaha ikan lele ini sudah dijalankan dalam jumlah yang lebih besar, tentu keuntungan yang didapat juga akan jauh lebih besar.

Sumber http://risalridwan.blogspot.com