Siklus Batuan - Jika mempelajari bumi lebih dalam, Anda akan tahu kalau bumi ini terdiri dari substansi geologi dan kimia yang jumlahnya terbatas. Substansi-substansi ini tidaklah diciptakan ataupun dimusnahkan. Substansi ini terus berubah melalui sebuah siklus atau daur yang terjadi terus menerus. Salah satu misalnya yang paling gampang dijumpai yakni siklus air. Namun selain itu ada juga siklus batuan yang merupakan siklus terbentuknya batuan yang ada di permukaan bumi. Batuan di bumi yang bervariasi jenisnya juga tercipta alasannya yakni adanya situs ini. Lalu bagaimana siklusnya? Berikut penjelasannya.
Terjadinya siklus batuan berawal dari magma, yaitu adonan yang terdiri dari batuan semi cair dan batuan cair yang berada di bawah perut bumi. Magma ini terletak diantara lapisan mantel bumi dan kerak bumi dengan suhu yang sangat tinggi antara 700°-1300°C.
Karena suhunya inilah magma ini bersifat cair dan dinamis. Magma ini juga mengalami pergerakan sehingga kemudian membuat transformasi. Untuk lebih jelasnya, proses siklus terjadinya batuan sanggup dijelaskan dalam beberapa tahap berikut.
Gambar siklus terbentuknya batuan. |
1. Kristalisasi Magma
Berawal dari magma yang sifatnya dinamis dan terus bergerak ke daerah dengan suhu lebih rendah. Di daerah inilah magma ini akan mengkristal dan membentuk batuan beku. Ada batuan beku yang terkristal di bawah permukaan bumi yang disebut batuan beku intrusif ada pula yang mengalami kristalisasi di atas permukaan bumi yang dikenal dengan batuan beku ekstrusif (lihat tentang: Intrusi Magma).
2. Pelapukan Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku yang ada di permukaan bumi usang kelamaan akan mengalami pelapukan dan mengendap alasannya yakni erosi. Endapan inilah yang kemudian membentuk batuan sedimen. Untuk batuan beku yang tidak sanggup mencapai permukaan bumi akan terus terpendam di dalam bumi dan mendapatkan tekanan dari luar sehingga terus terpendam semakin dalam. Sisa batuan sedimen yang terbentuk dari pelapukan batuan beku akan terus bergerak ke dalam inti bumi dan terbentuk lapisan sedimen yang baru. Batuan sedimen gres ini terus bergerak ke dalam bumi sehingga tekanan dan suhu yang mengenainya juga akan semakin besar. Sehingga kemudian batuan ini bermetamorfosis batuan malihan.
3. Tekanan dan Suhu Membentuk Batuan Metamorf
Batuan beku intrusif tidak mencapai permukaan bumi namun alhasil tetap terkubur di dalam bumi bahkan akan terkubur semakin dalam akhir adanya telanan dari permukaan bumi. Karena posisinya yang semakin dalam membuat suhu dan tekanannya juga semakin tinggi alhasil membuat batuan beku ini bermetamorfosis batuan metamorf
4. Batu Metamorf Meleleh Karena Tekanan dan Suhu yang Semakin Tinggi
Batuan metamorf nantinya juga akan mengalami proses pelapukan dan sama menyerupai proses sebelumnya. Struktur batuan metamorf baik dari struktur kimia maupun fisiknya yang berbeda dengan batuan beku maupun batuan sedimen kemudian akan kembali meleleh menjadi magma. Setelah meleleh menjadi magma, maka siklus akan kembali ke tahap awal lagi.
Berdasarkan klarifikasi di atas, sanggup siklus pembentukan batuan ini sanggup digambarkan dalam sebuah tabel menyerupai berikut ini:
Penyebab Terjadinya Proses | Jenis Batuan yang Dihasilkan |
---|---|
Suhu bumi yang sangat rendah (kristalisasi) | Batuan beku |
Cuaca dan suhu atmosfer bumi (pelapukan), dilanjutkan dengan erosi | Material sedimen |
Pengendapan | Batuan sedimen |
Paparan suhu dari dalam bumi | Batuan metamorf |
Batuan metamorf terus mengalami peningkatan suhu | Batuan metamorf bermetamorfosis magma kembali |
Sama menyerupai siklus lainnya, siklus terbentuknya batuan ini juga berlangsung terus menerus. Seperti yang terlihat dalam tabel, prosesnya berlangsung secara siklis, yang artinya akan berlangsung secara terus menerus. Tercatat, siklus batuan ini bahkan sudah berlangsung semenjak jutaan tahun yang lalu. Karena adanya siklus ini jugalah, proses ini masih akan berlangsung sampai ke depannya. Sumber http://www.geologinesia.com