Pengertian Termostat (Thermostat) dan Prinsip Kerja Termostat – Termostat yaitu suatu perangkat yang sanggup tetapkan dan menyambungkan arus listrik pada ketika mendeteksi perubahan suhu di lingkungan sekitarnya sesuai dengan pengaturan suhu yang ditentukan. Pada umumnya, Termostat yang dipakai ketika ini sanggup kita bedakan menjadi dua jenis utama yaitu Termostat Mekanikal dan Termostat Elektronik. Termostat Mekanikal intinya merupakan jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor) yang memakai prinsip Electro-Mechanical sedangkan Termostat Elektronik memakai komponen-komponen elektronik untuk mendeteksi perubahan suhunya.
Termostat yang bahasa Inggrisnya ditulis menjadi Thermostat ini berasal dari istilah bahasa Yunani kuno yaitu Thermo yang artinya yaitu Panas dan Statos yang mempunyai arti sebagai status quo atau tetap sama. Jika Kedua kata tersebut disatukan maka akan menjadi arti sebagai “menjaga panas tetap sama”. Makara pada ketika terlalu dingin, maka termostat akan menyalakan pemanasnya sehingga suhu menjadi tetap hangat. Perangkat pendeteksi suhu ini banyak dipakai di perangkat-perangkat listrik ibarat Oven, Kulkas, Air Conditioner (AC), pengendalian suhu mesin di kendaraan beroda empat dan Seterika.
Termostat pertama yang ditemukan oleh seorang inovator Belanda yang berjulukan Cornelis Drebbel di Inggris pada kala ke-17 yaitu Termostat Merkuri yang dipakai untuk mengatur suhu inkubator ayam. Termostat Modern pertama yang memakai Bi-Metallic ditemukan oleh spesialis kimia Skotlandia yang berjulukan Andrew Ure pada tahun 1830 untuk mengendalikan suhu di mesin produksi pabrik tekstil.
Prinsip Kerja Termostat Strip Bimetal (Bimetallic Strips Thermostat)
Sebuah Termostat mekanikal terdiri dari dua jenis logam yang berbeda dan ditempel bersama sehingga menjadi bentuk yang disebut dengan Bi-Metallic strip (atau Bi-Metal Strip). Dua Strip tersebut akan berfungsi menjadi jembatan untuk menghantarkan atau tetapkan arus listrik ke rangkaian sistem pemanas atau pendinginnya.
Pada ketika Normal, Strip yang berfungsi sebagai jembatan tersebut akan selalu dalam kondisi terhubung dan mengaliri arus listrik, rangkaian yang terhubungnya akan dalam kondisi ON juga. Ketika Strip tersebut menjadi panas, salah satu logam diantaranya akan mengembang dan merubah bentuk menjadi sedikit melekuk dan akan semakin melekuk seiring dengan semakin panasnya strip tersebut yang pada risikonya akan memisahkan hubungan strip dengan rangkaiannya sehingga ajaran listrik ke rangkaian sistem pemanas atau pendingin juga menjadi terputus atau menjadi kondisi OFF. Termostat kemudian berkembang menjadi kondisi OFF (Switch OFF) atau terjadi pemutusan arus listrik ke sistem pemanas atau pendingin yang terhubung ke Termostat tersebut..
Pada ketika kondisi OFF, tidak ada arus listrik yang mengalir melewat strip Bimetal tersebut. Secara sedikit demi sedikit Strip Bimetal tersebut akan kembali menjadi dingin. Logam yang melekuk tadi akan mulai berubah bentuk menjadi bentuk semula sehingga terhubung kembali dan arus listrik mulai mengalir melewati strip bimetal lagi. Kondisi Termostat menjadi ON kembali dan rangkaian sistem pemanas ataupun pendingin menjadi ON lagi.
Termostat Elektronik (Electronic Thermostat)
Selain Termostat Strip Bimetal yang memakai prinsip elektro-mekanikal, terdapat pula Termostat yang memakai komponen-komponen elektronik untuk mendeteksi perubahaan suhu dan sistem pemutusan dan penyambungan ajaran listriknya juga memakai sistem elektronika, Termostat tersebut yaitu Termostat Elektronik.
Prinsip Kerja Termostat Elektronik ini sedikit berbeda dengan Prinsip Kerja Termostat Bi-Metal yang memakai konsep Elektro-Mekanikal . Termostat Elektronik intinya berbentuk rangkaian elektronik yang terdiri dari aneka macam komponen-komponen elektronika. Komponen utama untuk mendeteksi perubahan suhu yaitu Thermistor yaitu resistor yang nilai hambatannya sanggup dipengaruhi oleh suhu (Temperature) sekitarnya. Thermistor terbagi menjadi dua jenis yaitu Thermistor PTC dan Thermistor NTC.
Baca juga : Pengertian Thermistor (PTC dan NTC) beserta Karakteristiknya.
Pada ketika Thermistor mendeteksi adanya suhu tinggi, resistansi atau kendala Thermistor juga akan berubah sehingga rangkaian elektronikanya akan tetapkan hubungan listrik ke sistem pemanas ataupun pendingin yang terhubung tersebut. Pada ketika Thermistor menjadi masbodoh kembali, resistansi pada thermistor tersebut juga akan berkembang menjadi normal kembali sehingga rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai pengendali tersebut akan kembali menyambung ajaran arus listrik ke sistem pemanas dan pendingin sehingga menjadi ON kembali.
Kelebihan dari Termostat Digital atau Elektronik ini yaitu lebih irit energi dan mencegah pemborosan pada penggunaan listrik. Termostat jenis ini sanggup diprogram sehingga kita sanggup melaksanakan pengaturan suhu sesuai dengan periode yang kita inginkan.
Sumber https://teknikelektronika.com/