Monday, September 18, 2017

√ Askep Kebutuhan Oksigenasi


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar insan yang paling fundamental yang dipakai untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas aneka macam organ sel tubuh.
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami ihwal apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang mengalami duduk kasus atau gangguan oksigenasi.

B.     TUJUAN
  1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini ialah biar mahasiswa khususnya mahasiswa S1 keperawatan ekstensi, bisa mengingat kembali (review) mengenai konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatanyang bisa diimplementasikan pada klien yang mengalami gangguan oksigenasi

  1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penyusunan makalah ini ialah biar mahasiswa lebih memahami :
·         Pengertian Oksigenasi
·         Tujuan sumbangan oksigenasi
·         Anatomi sistem pernafasan
·         Fisiologi sistem pernafasan
·         Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen
·         Perubahan Fungsi pernapasan


BAB II
KONSEP DASAR
A.                Pengertian
Oksigen ialah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari lima menit akan mengakibatkan kerusakan sel-sel otak. Selain itu oksigen dipakai oleh sel badan untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan dipakai dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel badan biar berfungsi secara optimal.

Oksigenasi ialah memenuhi kebutuhan oksigen dalam badan dengan cara melancarkan terusan masuknya oksigen atau memperlihatkan pedoman gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi ialah memperlihatkan pedoman gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

B.                 Tujuan sumbangan oksigenasi
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen sanggup dilakukan dengan sumbangan oksigen dengan memakai kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir (suction)
Tujuan :
1.    Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2.    Untuk menurunkan kerja paru-paru
3.    Untuk menurunkan kerja jantung
Penyampaian oksigen ke jaringan badan ditentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

C.                Anatomi Sistem Pernapasan
1.                  Saluran Nafas Atas
a.       Hidung
1)        Terdiri atas kepingan eksternal dan internal
2)        Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
3)        Bagian internal hidung ialah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
4)        Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
5)        Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
6)        Hidung berfungsi sebagai terusan untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
7)        Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
8)        Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) lantaran reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan pertambahan usia.

2.         Faring
a.         Faring atau tenggorok merupakan struktur ibarat tuba yang menghubungkan hidung dan rongga verbal ke laring
b.        Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
c.         Fungsi faring ialah untuk menyediakan terusan pada traktus respiratorius dan digestif

3.          Laring
a.         Laring atau organ bunyi merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
b.        Laring sering disebut sebagai kotak bunyi dan terdiri atas:
1)             Epiglotis
daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
2)             Glotis
ostium antara pita bunyi dalam laring
3)             Kartilago tiroid
kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
4)             Kartilago krikoid
satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
5)             Kartilago aritenoid
digunakan dalam gerakan pita bunyi dengan kartilago tiroid
6)             Pita bunyi
ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi bunyi (pita bunyi menempel pada lumen laring)
c.         Fungsi utama laring ialah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
d.        Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu


4.          Trakea
a.         Disebut juga batang tenggorok
b.        Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

2.      Saluran Nafas Bawah
1.      Bronkus
a.         Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
b.        Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
c.         Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
d.        Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang mempunyai : arteri, limfatik dan saraf

2.      Bronkiolus
a.         Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
b.        Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi kepingan dalam jalan napas

3.       Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4.      Bronkiolus respiratori
a.         Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
b.        Bronkiolus respiratori dianggap sebagai terusan transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5.      Duktus alveolar dan Sakus alveolar
a.         Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
b.        Dan kemudian menjadi alveoli

6.      Alveoli
a.       Merupakan daerah pertukaran O2 dan CO2
b.      Terdapat sekitar 300 juta yang kalau bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
c.       Terdiri atas 3 tipe :
1)        Sel-sel alveolar tipe I : ialah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
2)        Sel-sel alveolar tipe II : ialah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar biar tidak kolaps)
3)        Sel-sel alveolar tipe III : ialah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai prosedur pertahanan

7.      Paru-paru
a.         Merupakan organ yang lentur berbentuk kerucut
b.        Terletak dalam rongga dada atau toraks
c.         Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar
d.        Setiap paru mempunyai apeks dan basis
e.          Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
f.         Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
g.        Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya

8.      Pleura
a.       Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
b.      Terbagi mejadi 2 :
1)      Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
2)      Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
c.       Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
d.      Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

D.                Fisiologi Sistem Pernapasan
Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per menit.

Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.        Ventilasi
yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a.       Tekanan udara atmosfir
b.      Jalan nafas yang bersih
c.       Pengembangan paru yang adekuat

2.        Difusi
yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a.       Luas permukaan paru
b.      Tebal membran respirasi
c.       Jumlah darah
d.      Keadaan/jumlah kapiler dara
e.       Afinitas
f.       Waktu adanya udara di alveoli

3.        Transpor
yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan badan dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan badan ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
1.      Curah jantung (cardiac Output / CO)
2.      Jumlah sel darah merah
3.      Hematokrit darah
4.      Latihan (exercise)
5.      Keadaan pembuluh darah
Penyampaian oksigen ke jaringan badan ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.
·           Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.

·           Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.

E.                 Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen.
1.       Faktor Fisiologi
a.    Menurunnya kapasitas pengingatan O2 ibarat pada anemia.
b.    Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi ibarat pada obstruksi terusan napas kepingan atas.
c.     Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
d.   Meningkatnya metabolisme ibarat adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.
e.    Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada ibarat pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik ibarat TBC paru.
2.       Faktor Perkembangan
a.    Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b.    Bayi dan toddler adanya risiko infeksi terusan pernapasan akut.
c.    Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi terusan pernapasan dan merokok.
d.   Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e.    Dewasa bau tanah : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, perluasan paru menurun.
3.      Faktor Perilaku
a.    Nutrisi : contohnya pada obesitas mengakibatkan penurunan perluasan paru, gizi yang jelek menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
b.    Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c.    Merokok : nikotin mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
d.   Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : mengakibatkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, mengakibatkan depresi pusat pernapasan.
e.    Kecemasan : mengakibatkan metabolism meningkat
4.      Faktor Lingkungan
a.    Tempat kerja
b.    Suhu lingkungan
c.    Ketinggian daerah dan permukaan laut.

·         Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :
1.       Gangguan kondiksi ibarat distritmia (takikardia/bradikardia).
2.      Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan.
3.       Kerusakan fungsi katup ibarat pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4.      Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium.

F.                 Perubahan Fungsi pernapasan
1.      Hiperventilasi
Merupakan upaya badan dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru biar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi sanggup disebabkan lantaran :
a.        Kecemasan
b.      Infeksi/sepsis
c.       Keracunan obat-obatan
d.       Ketidakseimbangan asam basa ibarat pada asidosis metabolic.

Tanda-tanda dan tanda-tanda hiperventilasi ialah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.

2.      Hipoventilasi
Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 badan atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).

Tanda-tanda dan tanda-tanda pada keadaan hipoventilasi ialah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.

3.      Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akhir dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia sanggup disebabkan oleh :
a.       Menurunnya hemoglobin
b.      Berkurangnya konsentrasi O2 kalau berada di puncak gunung.
c.       Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 ibarat pada keracunan sianida.
d.      Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah ibarat pneumonia.
e.       Menurunnya perfusi jaringan ibarat pada syok.
f.       Kerusakan/gangguan ventilasi.

Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing.



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN


A.    Pengkajian Keperawatan
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data ihwal :
1.      Biodata pasien (umur, sec, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa memperlihatkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui kekerabatan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan sanggup kuat terhadap pengetahuan klien ihwal masalahnya/penyakitnya.
2.      Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama ialah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada ketika perawat mengkaji, dan pengkajian ihwal riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3.      Riwayat perkembangan
a.       Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b.      Bayi : 44 x/mnt
c.       Anak : 20 - 25 x/mnt
d.      Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e.       Dewasa bau tanah : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4.      Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami duduk kasus / penyakit yang sama.
5.      Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, contohnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.

6.      Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui ihwal :
1.      Perilaku / jawaban klien terhadap masalahnya/penyakitnya
2.      Pengaruh sakit terhadap cara hidup
3.      Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
4.      Perilaku / jawaban keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
7.      Riwayat spiritual
8.      Pemeriksaan fisik
a.       Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b.      Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c.       Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada kepingan bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea sanggup diketahui.
d.      Thoraks
Inspeksi :
·      Postur, bervariasi contohnya pasien dengan duduk kasus pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
·      Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang remaja perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal ialah 1 : 2


Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya :
1)        Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan.
2)        Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.

Kelainan tulang belakang diantaranya :
a.       Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang.
b.      Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung.
c.       Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.

·      Pola napas
a.       eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, membisu dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya,
b.      tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt
c.        apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.

·      Kaji volume pernapasan
a.       hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang
b.      hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang lambat.
·      Kaji sifat pernapasan apakah klien memakai pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.
·      Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal ialah reguler atau irreguler,
-            cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea.
-            kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.
·      Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri
·      Perlu juga dikaji bunyi napas
-            stertor/mendengkur yang terjadi lantaran adanya obstruksi jalan napas kepingan atas
-            stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar ketika inspirasi
-            wheezing yaitu bunyi napas ibarat orang bersiul,
-            rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar ketika inspirasi
-            ronchi yaitu bunyi napas yang berangasan dan kering serta di dengar ketika ekspirasi.
·      Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami
-            batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi,
-            non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi
-            hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah
·      Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji  heart rate/denyut nadi
-            takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
-            bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
Juga perlu dikaji tekanan darah
-             hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi
-             hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
·      Juga perlu dikaji ihwal oksigenasi pasien apakah
-             anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang
-            hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang
-            hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akhir kelainan internal atau eksternal
-            cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akhir deoksigenasi yang berlebihan dari Hb
-            clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akhir kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.

Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan perluasan dan taktil vremitus.
Taktil vremitus ialah vibrasi yang sanggup dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara.  Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan lantaran bronkhus kanan lebih besar. Pada laki-laki lebih gampang terasa lantaran bunyi laki-laki besar.

B.  Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya ialah :
1.        Bersihan jalan nafas tidak efektif
2.        Pola napas tidak efektif
3.        Gangguan pertukaran gas
4.        Penurunan kardiak output
5.        Rasa berduka
6.        Koping tidak efektif
7.        Perubahan rasa nyaman
8.        Potensial/resiko infeksi
9.        Interaksi sosial terganggu
10.    Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien

1.      Bersihan jalan napas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada terusan napas.
Tanda-tandanya :
·      Bunyi napas yang abnormal
·      Batuk produktif atau non produktif
·      Cianosis
·      Dispnea
·      Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan

Kemungkinan faktor penyebab :
·      Sekresi yang kental atau benda asing yang mengakibatkan obstruksi
·      Kecelakaan atau stress berat (trakheostomi)
·      Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
·      Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
·      Hilangnya kesadaran akhir anasthesi
·      Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran
·      Immobilisasi
·      Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2.      Pola napas tidak efektif
Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat
Tanda-tandanya :
·      Dispnea
·      Peningkatan kecepatan pernapasan
·      Napas dangkal atau lambat
·      Retraksi dada
·      Pembesaran jari (clubbing finger)
·      Pernapasan melalui mulut
·      Penambahan diameter antero-posterior
·      Cianosis, flail chest, ortopnea
·      Vomitus
·      Ekspansi paru tidak simetris

Kemungkinan faktor penyebab :
·      Tidak adekuatnya pengembangan paru akhir immobilisasi, obesitas, nyeri
·       Gangguan neuromuskuler ibarat : tetraplegia, stress berat kepala, keracunan obat anasthesi
·      Gangguan muskuloskeletal ibarat : fraktur dada, stress berat yang mengakibatkan kolaps paru
·      CPPO ibarat : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
·      Hipoventilasi akhir kecemasan yang tinggi
·      Obstruksi jalan napas ibarat : infeksi akut atau alergi yang mengakibatkan spasme bronchial atau oedema
·      Penimbunan CO2 akhir penyakit paru

3.      Gangguan pertukaran gas
Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.
Tanda-tandanya :
·      Dispnea,
·      Abnormal gas darah arteri
·      Hipoksia
·      Gelisah
·      Takikardia
·      Sianosis
·      Hipoksemia
·      Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal

Kemungkinan penyebab :
·      Penumpukan cairan dalam paru
·       Gangguan pasokan oksigen
·      Obstruksi terusan pernapasan
·      Bronkhospasme
·      Edema paru
·      Pembedahan paru

Kemungkinan penyebab :
·      Disfungsi kardiak output akhir penyakit arteri koroner, penyakit jantung
·      Berkurangnya volume darah akhir perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan jantung
·      Cardiak arrest akhir gangguan elektrolit
·      Ketidakseimbangan elektrolit ibarat kelebihan potassiom dalam darah

C.       Rencana Keperawatan
1.      Bersihan jalan napas tidak efektif
Inter vensi:
a.    Auskultasi dada kepingan anterior dan posterior
Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau  tidaknya ventilasi dan bunyi tambahan.
b.    Lakukan pengisapan jalan napas bila diperlukan
Rasional : Merangsang terjadinya batuk atau pencucian jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu batuk secara efektif dan penurunan kesadaran
c.    Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.
Rasional : memobilisasi keluarnya sputum
d.   Instruksikan untuk batuk efektif & teknis napas dalam untuk memudahkan keluarnya sekresi.
Rasional : memudahkan perluasan maksimal paru atau jalan napas lebih kecil dan membantu silia untuk mempermudah jalan napas
e.    Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik
Rasional : Untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.
f.         Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :mukolitik, ekspektoran, bronkodilator.
Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret
g.        Kolaborasi dengan bantu mengawasi imbas pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain mis : spiromerti iasentif, perkusi, drainase postural.
Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuangan secret.
2.         Pola napas tidak efektif
a.         Tinggikan kepala daerah tidur, letakkan pada posisi semi fowler
Rasional : Merangsang fungsi pernapasan atau ekspansi paru
b.        Bantu klien untuk melaksanakan batuk efektif & napas dalam
Rasional : Meningkatkan gerakan sekret ke jalan napas, sehingga gampang untuk dikeluarkan
c.         Berikan komplemen oksigen masker/ oksigen nasal sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi.
d.        Berkolaborasi dengan dokter dalam sumbangan ekspektoran
Rasional : Membantu mengencerkan secret, sehingga gampang untuk dikeluarkan
3.         Gangguan pertukaran gas
a.         Berikan O2  sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan sanggup memperbaiki hipoksemia jaringan
b.        Pantau GDA Pasien
Rasional : Nilai GDA yang normal membuktikan pertukaran gas semakin membaik
c.         Pantau pernapasan
Rasional : Untuk penilaian distress pernapasan

4.      Penurunan kardiak output
a. Palpasi nadi perifer
Rasional : Penurunan curah jantung sanggup menunjukan menurunnya nadi radial,popliteal,dorsalis pedis & pastibial
b.Observasi kuliat terhadap pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukan menurunnya perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung, vasokontriksi & anemia.
c. Pantau TTV
Rasional : TTV dalam batas normal menunjukan kerja jantung normal
d.    Kolaborasi sumbangan O2
Rasional : Meningkatkan asupan oksigen dan mencegah hipoksia


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah insiden menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam badan serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan badan ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.

B.     Saran
Disadari oleh kelompok bahwa makalah yang telah disusun oleh kelompok yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi” masih jauh dari kesempurnaan. Oleh lantaran itu, kelompok mengharapkan saran terhadap makalah yang bersifat membangun biar makalah yang dibentuk sanggup menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain masyarakat pada umumnya.

DOWNLOAD ASKEP KEBUTUHAN OKSIGENASI FREE : HERE


Sumber http://macrofag.blogspot.com