Diluar kegembiraan menyambut Lebaran, ada satu hal yang sering menciptakan saya sedih. Banyak keluarga yang menghadapi persoalan keuangan sesudah keriaan Idulfitri usai. Tidak pandang bulu, mulai dari ajun rumah tangga hingga teman di kantor, semuanya pernah mengalami. Padahal, ada banyak kiat untuk Mengelola Keuangan Keluarga yang gampang dilakukan.
Simak tips mengelola keuangan keluarga selama Lebaran.
Masalah Keuangan Keluarga
Saya pernah menghadapi persoalan klasik. Klasik sebab persoalan ini selalu berulang setiap selesai Lebaran. Pengalaman menghadapi keuangan yang tidak sehat.
Pendapatan naik dua kali lipat sebab ada THR. Tidak jarang ada pemanis honor dari santunan anak sekolah yang dibayarkan di bulan Juni atau Juli. Namun, tiap habis Lebaran, selalu saja uang habis.
Bahkan, saya pernah terpaksa menggerogoti simpanan karena uang THR dan honor sudah tandas sementara kebutuhan masih saja ada.
Banyak teman di kantor mengalami hal yang sama. Tidak jarang ada yang hingga harus berhutang kartu kredit. Idulfitri sudah usai, dampak keuangannya masih berlanjut.
Padahal, mereka punya honor yang lebih dari cukup.
Kenapa?
Diluar semua alasan yang sering dikemukakan, contohnya pengeluaran naik berlipat, harga – harga pada naik dan ritual pulang kampung yang mustahil dilewatkan, saya melihat penyebabnya berujung pada satu hal.
Tidak ada prioritas dan tidak ada keberanian memotong konsumsi yang bergotong-royong tidak perlu dalam mengelola keuangan keluarga.
Akibatnya, pengeluaran menjadi lebih besar dari pendapatan.
Memang dikala puasa dan memuncak di hari Lebaran, pengeluaran naik tinggi. Harus bayar pemanis honor untuk THR ajun rumah tangga (ART). Lebih sering jajan di luar rumah dibandingkan bulan – bulan biasa. Belum lagi, pesta dikala hari raya tiba dan fasilitas bagi yang mudik.
Ini semua menciptakan kita maklum dan sanggup mendapatkan bahwa pendapatan, yang bergotong-royong sudah naik dengan adanya THR (semua sanggup THR, kan?), menjadi tidak pernah cukup dikala Lebaran.
Padahal, bila dihitung, dan saya pernah menghitungnya dalam beberapa kesempatan, pendapatan plus THR itu cukup kok untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Makara seharusnya tidak harus berhutang.
Bagaimana caranya? Ada empat langkah yang sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
- Menyusun rencana pengeluaran selama Lebaran
- Membuat prioritas pengeluaran
- Memutuskan anggaran Lebaran
- Mengeksekusi anggaran yang sudah disusun
Mari kita lihat lebih detil masing – masing langkah tersebut.
1. Menyusun Pengeluaran
Buat daftar semua pengeluaran dengan dana yang diharapkan untuk masing – masing pengeluaran tersebut.
Sebisa mungkin, semua pengeluaran dicatat, jangan hingga ada yang kelewat, terutama pengeluaran utama yang menghabiskan biaya besar.
Semakin detil dan komprehensif catatan kita, semakin baik. Jadinya lebih akurat menggambarkan rujukan pengeluaran.
2. Prioritas Pengeluaran
Tidak semua pengeluaran penting. Ada yang penting tapi banyak pula yang sekunder atau bahkan tersier. Pisahkan yang utama dan penting dengan yang nice to have dan paling gampang dikurangi ketika situasi keuangan menuntut.
Nah, yang paling tahu soal prioritas ini ya kita sendiri. Atau keluarga kita. Jangan hingga menentukan prioritas dipengaruhi atau bahkan di drive oleh orang lain. Itu akan menyulitkan kita nantinya.
Sebaiknya punya alasan yang berpengaruh dalam menentukan prioritas sebuah pengaluran. Sehingga, dikala nanti ‘digoyang’ oleh tuntutan situasi, kita cukup berpengaruh mempertahankan prioritas yang sudah dibuat.
Baca Juga: Kredit Emas: Risiko dan Karakteristik Wajib Dipahami
3. Anggaran Lebaran
Berdasarkan rencana pengeluaran yang sudah dibuat, kita membandingkan rencana pengeluaran dengan pendapatan. Cukup tidak, pendapatan untuk membiayai rencana pengeluaran yang sudah disusun.
Jika pendapatan cukup, itu sangat menyenangkan. Tidak perlu memangkas apa – apa.
Yang jadi soal, pendapatan seringkali tidak cukup. Rencana pengeluaran biasanya jauh lebih besar dibandingkan pendapatan. Ada gap antara impian dan kenyataan. Kalau begitu, perlu memangkas pengeluaran.
Memangkas pengeluaran dilakukan menurut prioritas yang sudah dibentuk diawal.
Alhasil, kita sudah menciptakan anggaran atau rencana pengeluaran yang diadaptasi dengan pendapatan. Diatas kertas, sudah ada rencana anggaran yang secara keuangan sehat (tidak lebih besar pengeluaran dari pendapatan) dan dibentuk menurut prioritas yang mencerminkan kepentingan dan urgensi kita.
4. Mengeksekusi Anggaran
Ini yang paling sulit. Ketika Lebaran datang, kita harus memangkas pengeluaran dan disipilin dengan anggaran yang sudah dibuat. Banyak yang gagal disini sebab memang tidak gampang mengubah gaya hidup. Ribuan alasan dibentuk untuk menjustifikasi pengeluaran yang ada.
Saya pun beberapa kali gagal. Tidak sanggup mematuhi anggaran yang sudah dibuat.
Kuncinya apa? Kuncinya terletak di bagaimana kita setuju dengan prioritas yang sudah dibuat. Makanya, dikala menyusun prioritas harus melibatkan anggota keluarga. Sehingga, dikala pengeluaran dikurangi, anggota keluarga paham alasannya dan sebab itu mensupport.
Banyak yang tidak pernah melaksanakan exercise ini dikala menghadapi Lebaran. Tidak pernah menghitung berapa bergotong-royong pengeluaran, tidak tahu bagaimana rujukan pengeluaran, dan tidak menentukan mana yang penting dan mana yang tidak penting.
Yang terjadi, pokoknya mumpung Lebaran, konsumsi digenjot habis. Ketika kebutuhan datang, semuanya dinikmati dan tidak dipilah dulu mana yang utama dan mana yang sekunder. Akibatnya, sangat wajar, pendapatan menjadi tidak cukup.
Baca juga: masalah di aplikasi Mandiri Online
Semoga anda sanggup mengelola keuangan keluarga dengan lebih baik, salah satunya, dengan melaksanakan langkah – langkah ini sehingga tidak menghadapi persoalan keuangan sesudah hari raya berakhir.
Baca artikel mengenai Bagaimana Mengelola Keuangan Keluarga dengan Baik dan Strategi Investasi Dana Pendidikan Terbaik.
GRATIS Konsultasi Premi Asuransi
Sumber https://duwitmu.com