Wednesday, August 16, 2017

√ Laporan Pendahuluan / Lp Anemia Lengkap, D0wnl0ad Pdf Dan Ms.Word

Untuk mend0wnl0ad Laporan Pendahuluan / LP Anemia Lengkap dalam bentuk Ms.Word dan PDF silahkan klik dibawah ini.
pada kesempatan kali ini kami coba bagikan Laporan pendahuluan / LP anemia lengkap dalam dua pilihan yaitu dalam bentuk Ms.Word dan PDF silahkan did0wnl0ad pada link yang telah kami sediakan bagi yang membutuhkan.

untuk Laporan Pendahuluan / LP anemia lengkap bisa dibaca dibawah ini


LAPORAN PENDAHULUAN / LP ANEMIA

A. PENGERTIAN

Anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari normal.

Anemia yaitu berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah.

Anemia yaitu suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga mengakibatkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)

Anemia yaitu penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka laki-laki tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, perempuan yang mempunyai kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka perempuan itu dikatakan anemia.

Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akhir gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb hingga di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.

 Anemia yaitu tanda-tanda dari kondisi yang mendasari, menyerupai kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang diharapkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan bermacam-macam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)

Anemia yaitu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)


B. PENYEBAB ANEMIA

Anemia sanggup dibedakan berdasarkan prosedur kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya.

Penyebab anemia antara lain sebagai berikut:

  1. Anemia pasca perdarahan : akhir perdarahan massif menyerupai kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun:cacingan. 
  2. Anemia defisiensi: kekurangan materi baku pembuat sel darah. Bisa lantaran intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah. 
  3. Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, bisul –malaria, reaksi hemolitik transfusi darah. 
  4. Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum tulang).

C. TANDA DAN GEJALA

1. Tanda-tanda umum anemia:
  • pucat, 
  • tacicardi, 
  • bising sistolik anorganik, 
  • bising karotis, 
  • pembesaran jantung. 
2. Manifestasi khusus pada anemia:
  • Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, bisul bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi. 
  • Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat bermain atau kegiatan bermain. Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar bising sistolik yang fungsional. 
  • Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.

D. PATOFISIOLOGI

Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) sanggup terjadi akhir kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah sanggup hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini yaitu bilirubin yang akan memasuki fatwa darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya sanggup diperoleh dengan dasar:

  1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 
  2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, menyerupai yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia

Pathway
Pathway Anemia
Download Pathway Anemia format Doc DISINI

E. KOMPLIKASI 

Komplikasi umum akhir anemia adalah:
  1. gagal jantung, 
  2. kejang.
  3. Perkembangan otot jelek ( jangka panjang )
  4. Daya konsentrasi menurun
  5. Kemampuan mengolah info yang didengar menurun

F. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
  1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. 
  2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum 
  3. Pemeriksaan diagnostic untuk memilih adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
  • Transplantasi sumsum tulang 
  • Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG) 
2. Anemia pada penyakit ginjal
  • Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat 
  • Ketersediaan eritropoetin rekombinan 
3. Anemia pada penyakit kronis Kebanyakan pasien tidak menawarkan tanda-tanda dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk menciptakan darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi
  • Dicari penyebab defisiensi besi 
  • Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus. 
5. Anemia megaloblastik
  • Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik sanggup diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
  • Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak sanggup dikoreksi. 
  • Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Lakukan pengkajian fisik

2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet

3. Observasi adanya manifestasi anemia

a. Manifestasi umum
  • Kelemahan otot 
  • Mudah lelah 
  • Kulit pucat 
b. Manifestasi system saraf pusat
  • Sakit kepala 
  • Pusing 
  • Kunang-kunang Peka rangsang 
  • Proses berpikir lambat 
  • Penurunan lapang pandang 
  • Apatis 
  • Depresi 
c. Syok (anemia kehilangan darah)
  • Perfusi perifer buruk
  • Kulit lembab dan dingin 
  • Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral 
  • Peningkatan frekwensi jatung

DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Perubahan perfusi jaringan berafiliasi dengan berkurangnya komparten seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel. 
  2. Tidak toleransi terhadap kegiatan berafiliasi dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen. 
  3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan kurangnya selera makan.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1.

Perubahan perfusi jaringan berafiliasi dengan berkurangnya komparten seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel.

Intervensi
  • Memonitor tanda tanda vital, pengisian kapiler, wama kulit, membran mukosa. 
  • Meninggikan posisi kepala di daerah tidur 
  • Memeriksa dan mendokumentasikan adanya rasa nyeri. 
  • Observasi adanya keterlambatan respon verbal, kebingungan, atau gelisah 
  • Mengobservasi dan mendokumentasikan adanya rasa dingin. 
  • Mempertahankan suhu lingkungan biar tetap hangat sesuai kebu-tuhan tubuh. 
  • Memberikan oksigen sesuai kebutuhan. 

Diagnosa. 2.

Tidak toleransi terhadap kegiatan berafiliasi dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen.

Intervensi
  • Menilai kemampuan pasien dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan kondisi fisik 
  • Memonitor tanda tanda vital selama dan sehabis melaksanakan aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap kegiatan (peningkatan denyut jantung peningkatan tekanan darah, atau nafas cepat). 
  • Memberikan info kepada pasien atau keluarga untuk berhenti melaksanakan kegiatan jikalau teladi tanda-tanda gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing atau kelelahan). 
  • Berikan proteksi kepada pasien untuk melaksanakan kegiatan sehari - hari sesuai dengan kemampuan pasien

Diagnosa. 3. 

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan kurangnya selera makan.

Intervensi
  • rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada dikala selera makan pasien meningkat. 
  • Berikan masakan yang disertai dengan pemanis nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. 
  • Mengijinkan pasien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan 
  • Mengevaluasi berat tubuh pasien setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC. 
  2. Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.  
  3. Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC. 
  4. ACS. (2003). What is Anemia ?. Available (online) http: // www // yahoo / nurse / leucemia / htm.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com