Thursday, August 17, 2017

√ Download Laporan Pendahuluan / Lp Diabetes Mellitus (Dm) Lengkap Dalam Bentuk Pdf Dan Ms.Word

Untuk mend0wnl0ad Laporan pendahuluan / LP Diabetes Mellitus (DM) dalam bentuk PDF dan Ms.Word Silahkan klik dibawah ini :
Silahkan did0wnl0ad pada link diatas, atau bagi teman - teman yang ingin melihat dahulu laporan pendahuluan / LP diabetes Mellitus (DM) silahkan lihat dibawah


Laporan Pendahuluan Diabetes Mellitus (DM)

Pengertian

Diabetes Mellitus yakni keadaan hiperglikemi kronik disertai banyak sekali kelainan metabolik jawaban gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada pembuluh basalis dalam investigasi dengan mikroskop elektron.(Arif Mansyoer, 1997 : 580)

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.

Diabetes Mellitus digolongkan sebagai penyakit endokrin atau hormonal lantaran citra produksi atau penggunaan insulin (Barbara C. Long, 1996:4)

Diabetes Mellitus yakni sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin. Sindrom ini ditandai oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas, metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Abmormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal, okular, neurogenik dan kardiovaskuler (Hotma Rumoharba, Skp, 1997).

Diabetes Mellitus yakni penyakit herediter (diturunkan) secara genetis resesi berupa gangguan metabolisme KH yang disebabkan kekurangan insulin relatif atau diktatorial yang sanggup timbul pada banyak sekali usia dengan tanda-tanda hiperglikemia, glikosuria, poliuria, polidipsi, kelemahan umum dan penurunan berat badan.


Klasifikasi

Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Association (1997) sesuai tawaran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah:

1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut):

a. Autoimun
b. Idiopatik

2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama mayoritas resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif hingga terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin).

3. Diabetes tipe lain

a. Defek genetik fungsi sel beta:
Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3 2) DNA mitokondria

b. Defek genetik kerja insulin

c. Penyakit eksokrin pankreas
  • Pankreatitis 
  • Tumor / pankreatektomi 
  • Pankreatopati fibrotakalkus 
d. Endokrinopati: akromegali, sindrom cushing, feokromositoma, dan hipertiroidism.

e. Karena obat / zat kimia
  • Vacor, pentamidin, asam nikotinat 
  • Glukokortikoid, hormon tiroid 
  • Tiazid, dilantin, interferona, dll. 
f. Infeksi: rubela kongenital, sitomegalovirus

g. Penyebab imunologi yanng jarang : antibodi antiinsullin

h. Sindrom genetik lain yanng berkaitan dengan DM: sindrom down, sindrom kllinefelter, sindrom turner, dll.

4. Diabetes Mellitus Gestasional


Etiologi

Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ) atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin ( DMTI ) di sebabkan oleh destruksi sel beta pulau lengerhands jawaban proses autoimun. Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus ( NIDDM ) atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin ( DMTTI ) disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.


Patofisiologi

Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan kehamilan akan menimbulkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya insulin sehingga sehinga terjadi gangguan permeabilitas glukosa di dalam sel.

Di samping itu juga sanggup di sebabkan oleh lantaran keadaan akut kelebihan hormon tiroid, prolaktin dan hormon pertumbuhan sanggup menimbulkan peningkatan glukosa darah.peningkatan kadar hormon – hoormon tersebut dalam jangka panjang terutama hormon pertumbuhan di anggap diabetogenik ( menimbulkan diabet ). Hormon – hormon tersebut merangsang pengeluaran insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta pulau lengerhans paankreas, sehingga kesannya terjadi penurunan respon sel terhadap innsulin dan apabila hati mengalami gangguan dalam mengolah glukoosa menjadi glikogen atau proses glikogenesis maka kadar gula dalam darah akan meningkat.

Dan apabila ambang ginjal dilalui timbullah glukosuria yang menybebkan peningkatan volume urine, rasa haus tersimulasi dan pasien akan minum air dalam jumlah yang banyak ( polidipsi )karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi ekhilangan kalori dan starvasi seeluler, slera makan dan orang menjadi sering makan ( polifagi ).

Hiperglikemia menimbulkan kadar gula dalam keringat meningkat, keringat menguap, gula tertimbun di dalam kulit dan menimbulkan iritasi dan gatal – gatal. Akibat hiperglikemia terjadi penumpukan glukosa dalam sel yang yang merusak kapiler dan menimbulkan peningkaatan sarbitol yang akan menyebabkann gangguan fungsi endotel. Kebocoran sklerosis yang menimbulkan gangguan – ganguan pada arteri dan kepiler.

Akibat hiperglikemia terjadi penimbunan glikoprotein dan penebalan membran dasar sehingga kapiler terganggu yang akan menyebebkan gangguan perfusi jaringan turun yang mempengaruhi organ ginjal, mata, tungkai bawah, saraf. ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )

Pathway DM

Manifestasi Klinis
  1. Poliuria 
  2. Polidipsia 
  3. Polifagia 
  4. Penurunan berat badan 
  5. pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang dan kram otot, ( gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi aterosklerosis ). Gejala lain yangmungkin di dikeluhkan pada pasien yakni kesemutan, gatal-gatal, mata kabur dan impotaansi pada pria. ( Mansjoer, 1999 )

Gejala Kronik

Gejala Kronik Diabetes Mellitus Kadang-kadng pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus tidak memperlihatkan tanda-tanda akut ( mendadak ), tapi pasien tersebut memperlihatkan gajala setelah beberapa bulan atau beberapa bulan mengiap penyakit DM. tanda-tanda ini disebut tanda-tanda kronik atau menahun, adapun tanda-tanda kronik yang sering timbul yakni :
  • Kesemutan 
  • Kulit terasa panas ( medangen ) atau menyerupai terusuk jarum 
  • Rasa tebal di kulit sehingga seeehingga kalau berrjalan menyerupai di atas bantal atau kasur 
  • Kram 
  • Mudah mengntuk 
  • Capai 
  • Mata kabur, biasanya sering ganti beling mata 
  • Gatal sekitar kemaluan, terrutama pda wanita 
  • Gigi gampang lepas dan gampang goyah 
  • kemempuan secual menurun atau bahkan impoten 
  • terjadi kendala dalam pertumbuhan dalam bawah umur ( Tjokro Prawito, 1997 )

Adapun kelompok resiko tinggi yang memudahkan terkena penyakit diabetes melitus adalah:
  • kelompok usia cukup umur bau tanah (lebih dari 40 tahun) 
  • kegemukan 
  • tekanan darah tinggi 
  • riwayat keluarga DM 
  • riwayat DM pada kehamilan 
  • riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi 4 kg 
  • riwayat terkena penyakit nanah virus, misal virus morbili 
  • riwayat usang mengkonsumsi obat-obatan atau suntikan golongan kortikosteroid. ( Tjokro Prawito, 1997 )

Pemeriksaan Penunjang
  • Glukosa darah: meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih 
  • Aseton plasma (keton): positif secara menyolok 
  • Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat 
  • Osmolalitas serum: menngkat tetapi biasanya kurang dari 330 m Osm/l 
  • Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun Fosfor: lebih sering menurun. 
  • Hemoglobin glikosilat: kadarnya menngkat 2 – 4 kali lipat 
  • Gas darah arteri: biasanya memperlihatkan PH rendah dan penurunan pada HCO3 (Asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik. 
  • Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentraasi merupakan respon terhadap stress atau infeksi. 
  • Ureum/Kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal) 
  • Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab dari Diaabetes melitus (Diabetik ketoasidosis) 
  • Pemeriksaan fungsi ttiroid: peningkatan aktifitas hormon tiroid sanggup menongkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin 
  • Urin: gula dan asetan positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat. 
  • Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya nanah saaluran kemih, nanah pernafasan, dan nanah pada luka.

Penatalaksanaan Medis

Tujuan utama untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronis. Jika pasien berhasil mengatasi diabetesnya,ia akan terhindar dari hiperglikemia dan hipoglikemia.

Penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus tergantung pada ketepatan interaksi tiga faktor:
  1. Aktivitas fisik 
  2. Diet 
  3. Intervensi farmakologi dengan preparat hipoglikemik oral atau insulin. 
Intervensi yang direncanakan untuk diabetes harus individual, harus menurut pada tujuan, usia, gaya hidup, kebutuhan nutrisi, maturasi, tingkat aktivitas, pekerjaan, tipe diabetes pasien dan kemampuan untuk secara berdikari melaksanakan ketrampilan yang dibutuhkan oleh planning penatalaksanaan.

Tujuan awal untuk pasien yang gres didiagnosa diabetes atau pasien dengan kontrol jelek diabetes harus difokuskan pada yang berikut ini:
  1. Elminasi ketosis, kalau terdapat 
  2. Pencapaian berat tubuh yang diinginkan 
  3. Pencegahan manifestasi hiperglikemia 
  4. Pemeliharaan kesejahteraan psikososial 
  5. Pemeliharaan toleransi latihan 
  6. Pencegahan hipoglikemia
Pengelolaan Hipoglikemia:

a. Stadium permulaan (sadar):
  • Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirop/ permen gulamurni (bukan perhiasan pengganti gula atau gula diet/ gula diabetes) dan masakan yang pengandung hidrat arang 
  • Stop obat hipoglikemik sementara, periksa glukosa darah sewaktu 
b. Stadium lanjut (koma hipoglikemia):
  • Penanganan harus cepat 
  • Berikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon melalui vena setiap glukosa darah dalam nilai normal atau di atas normal disertai pemantauan glukosa darah 
  • Bila hipoglikemia belum teratasi, berikan anatagonis insulin seperti: adrenalin, kortison takaran tinggi, atau glukagon 1 mg intravena/ intramuskular 
  • Pemantauan kadar glukosa darah.

Komplikasi

a. Akut
  • Koma hipoglikemia 
  • Ketoasidosis 
  • Koma hiperosmolar nonketotik 
b. Kronik
  • Makroangiopati, menegnai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak 
  • Mikroangiopati, mengenaipembuluh darah kecil, retino diabetik, nefropati diabetik 
  • Neuropati diabetik 
  • Rentan infeksi, menyerupai tuberculosis paru, gingivitas, dan nanah akses kemih 
  • Kaki diabetik.

Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus

 Pengkajian

a. Riwayat

1. Informasi Umum:
  • Umur 
  • Sex 
  • BB sebelum dan setelah sakit 
  • TB 
2. Jika klien telah terdiagnosa
  • Gejala spesifik 
  • Kapan gejalan tersebut muncul 
  • Obat-obat diabetes: nama, berapa lama, cara penyuntikan RX. Obat 
  • Jenis stressor: pekerjaan, rumah atau keluarga,penyaakit lain 
  • Jenis monitoring: darah, urin 
  • Program latihan: jenis 
3. Riwayat kesehatan dan masa lalu

4. Riwayat keluarga: DM, penyakit jantung, stroke, obesitas, riwayat lahhir mati, kelahiran, dengan bayi 9 bulan

5. Riwayat kesehatan dikala ini:
  • Pandangan double kabur 
  • “Cramp” kaki pada dikala jalan dan dikala istirahat tidak nyaman 
  • Pada extrimitas terasa: baal, perubahan warna, dingin, kesemutan, nyeri. 
  • Jika terdapat diare: fekol inkontinensia, kapan terjadinya 
  • Adakah duduk kasus pemasukan 
  • Adakah duduk kasus pemasukan: urin tersisa di vesicaurinaria menimbulkan rasa penuh yang aba 
  • Concern klien dan keluarga: keinginan dan kebutuhhan khusus
b. Pemeriksaan Fisik
  • Tingkat kesadaran → orientasi klien respon terhadap stimulasi 
  • Tanda vital: N, S, TD, P, nafas anyir aseton 
  • Manifestasi komplikasi: tanda retinopati → ophtamoncopic 
  • Suhu kulit, nadi lemah (posterior tibial dan dorsalis pedia) 
  • Sensasi: tumpul dan tajam 
  • Reflex 
c. Psikososia
  • Gambaran klien ihwal dirinya sebelum terdiagnosa dan persepsi dikala ini. 
  • Kapan klien terhadap kemampuan untuk melaksanakan kiprah dan fungsi 
  • Interaksi klien dengan anggota keluarga yang lain dan orang dalam pekerjaan dan sekolah 
  • Kapan kien merasa lebih stress 
  • Suport dan pelayanan orang di sekitarnya 
  • Depresi merasa kehilangan fungsi, kebebasan dan kontrol. 
d. Laboratorium
  • Serum elektrolit (k dan Na) 
  • Glukosa darah 
  • BUN dan serum cretinin 
  • Microalbuminuria 
  • Glycosylated hemoglobin (HbA1c) 
  • Nilai PH dan PCO2

Diagnosa Keperawatan, Kriteria Hasil dan Intervensi

1. Kekurangan volume cairan Dapat berafiliasi dengan : Diuresis osmotik (dari hiperglikemia), kehilangan gastrik berlebihan, diare, muntah, masukan dibatasi, mual, kacau mental.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Peningkatan keluaran urine, urine encer. Kelemahan, haus, penurunan BB tiba-tiba, kulit /membran mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardi, pelambatan pengisian kapiler.

Hasil yang diharapkan/ Kriteria penilaian pasien akan : Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer sanggup diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,keluaran urine sempurna secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi
  • Pantau TTV, catat adanya perubahan tekanan darah ortostatik. Rasional : Hipovolemia sanggup dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. 
  • pantau Suhu, warna kulit, atau kelembabannya. Rasional : Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal yang umum terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi. 
  • Kaji adanya perubahan mental/ sensori Rasional : Perubahan mental sanggup berafiliasi dengan glukosa yang tinggi atau yang rendah (hiperglikemia), elektrolit yang abnormal, asidosis, penurunan perfusi serebral dan berkembangnya hipoksia.

2. Nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh. Dapat berafiliasi dengan : Ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan menimbulkan peningkatan metabolisme protein atau lemak). Peenurunan masukan oral: anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran. Status hipermetabolisme: pelepasan hormon stres (misal epinfrin, kortisol dan hormon pertumbuhan), proses infeksius.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Melaporkan masukan tidak adekuat, kurang minat pada makanan. Penurunan BB, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, diare.

Hasil yang diharapkan/ kriteria Evaluasi pasien akan : Mencerna jumlah kalori atau nutrien yang sempurna memperlihatkan tingkat energi. Mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya /yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal.

Intervensi
  • Tentukan acara diet dan contoh makan pasien dan bandingkan dengan masakan yang sanggup dihabiskan pasien. Rasional : Mengindentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapetik. 
  • Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan masakan yang belum sempat dicerna,pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi. Rasional : Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sanggup menurunkan mobilitas atau fungsi lambung (distensi atau ilius paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.
  • Identifikasi masakan yang disukai atau dikehendaki termasuk kebutuhan etnik atau kultur. Rasional : Jika masakan yang disukai pasien sanggup dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini sanggup diupayakan setelah pulang. 
  • Timbang BB setiap hari atau sesuai dengan indikasi. Rasional : Mengkaji pemasukan masakan yang adekuat (termasuk perembesan dan utilisasinya).

3. Infeksi,Resiko tinggi terhadap (Sepsis) Faktor resiko mencakup : kadar gula tinggi, penurunan fungsi leukosit, perrubahan pada sirkulasi, nanah pernafasan yang ada seebelumnya atau ISK.

Kemungkinan di buktikan oleh : ( tidak sanggup di terapkan : adanya tendaa-tanda dan tanda-tanda – tanda-tanda menciptakan diaknosa konkret )

Hasill yang di harapkan / kriteria Evaluasi pasien akan : mengidentifikasi intervensi untuk menceegah atau menurunkan resiko infeksi. Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi.

Intervensi
  • kolaborasi untuk lakukan investigasi kultur dan sensitifitas sesuai dengan indikasi.  Rasional : untuk mengidentifikasi organisme sehingga sanggup menentukan / memperlihatkan terapi anti biotik yang terbaik. 
  • kolaborasi untuk berikan anti biotik yang sesuai. Rasional : penanganan awal sanggup membantu mencegah timbulnya sepsis.

4. Kelelahan Dapat dihubungkan dengan : penurunan produksi energi metabolik, perubahan kimia darah : insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hieper metabolik / infeksi.

Kemungkinan di buktikan oleh : kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan untuk mempertahakan rutinitas biasanya, penutunan kinerja, kecenderungan untuk kecelakaan.

Hasil yang di harapkan / kriteria Evaluasi pasien akan : mengungkapkan peeningkatan tingkat energi, memperlihatkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang di inginkan.

Intervensi
  • Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan acara Rasional : pendidikan apat memperlihatkan motivasi untuk meninkatkan tingkat acara meskipun passien mungkin sangat lelah. 
  • Berikan acara alternatif dengan periode istirahat yang cukup / tanpa di ganggu. Rasional : mencegah kelelahan yang berlebihan. 
  • Pantau nadi, frekuensi pernapsan dan tekanan darah sebelum atua setelah melaksanakan aktivitas. Rasional : mengindikasikan tingkat aktivitass yang sanggup di toleransi secara fisiologis. 
  • Tingkatkan partisipasi pasien dalam melaksanakan acara sehari-hari sesuai degnan yang sanggup di toleransi Rasional : meningkatkan kepercayaan diri / harga diri yang positif sesuai tingkat aktifitas yang sanggup di toleransi pasien.

5. Kurang Pengetahuan ( Kebutuhan Beljar ) Mengenal Penyakit, Proknosis, dan Kebutuhan Pengobatan. Dapat di hubungkan dengan : kurang pemajanan / mengingat kesalahan interpretasi informasi.

Kemungkinan di buktikan oleh : pertanyaan atau meminta informasi, mengungkapkan masalah.ketidakakuratan mengikuti isyarat terjadinya komplikasi yang sanggup di cegah.

Hasil yang di harapkan / kriteria Evaluasi pasien akan : mengungkapkan pemahaman ihwal penyakit. Mengidentifikasi hubungan tanda atau tanda-tanda degnan proses penyakit dn menghubungkan tanda-tanda dengan faktor penyebab. Dengan benar melaksanakan mekanisme yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan. Melakukan perubahan gaya hidup dan beraprtisipassi dalaam acara pengobatan.

Intervensi
  • Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada untuk pasien. Rasional : memperhatikan dan menanggapi perlu perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil kepingan dalam proses belajar. 
  • Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan berguru yang dibutuhkan Rasional : pertisipasi dalaam perencanaan meningkatkan antusias dan bekerja sama dengan pasien dengan prinsip-prinsip yang di pelajari. 
  • Diskusikan ihwal planning diit, penggunaan masakan tinggi serta dan cara untuk melaksanakan makan di luar rumah. Rasional : kesadaran ihwal pentingnya kontrrol diit akan membantu pasien dalam emrancanakan makan atau menaati program. 
  • Tinjau ulang imbas rokok pada penggunaan insulin, anjurkan pasien untuk menghentikan merokok. Rasional : nikotin mengkonstriksi pembuluh darah kecil daan absorbsi insulin di perlambat selama pembuluh darah ini mengalami konstriksi.
  • Identifikasi sumber – sumber yang ada di masyarakat, bila ada. Rasional : derma kontinue biassanya penting untuk menumpang perubahan gaya hidup dan meningkatkan penerimaan atas diri sendiri.

Daftar Pustaka 

  • Petunjuk Mudah Pengelolaan Diabetes Mellsitus tipe 2. PB Perkeni, 2002. 
  • Diabetes Mellitus klasifikasi, diagnosis, dan terapi. Askandar Tjokroprawito. PT Gramedia Pustaka Utama, 1989. 
  • Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Barbara Engram. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1994.
Diatas merupakan Laporan pendahuluan / LP Diabetes Mellitus (DM) silahkan did0wnl0ad pada link yang telah kami sediakan. biar sanggup membantu teman sejawat sekalian. terima kasih

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com