Wednesday, July 26, 2017

√ Laporan Pendahuluan Kista Ovarium Lengkap, D0wnl0ad Dalam Bentuk Pdf Dan Doc

Masih wacana laporan pendahuluan, pada kesempatan kali ini akan kami bagikan laporan pendahuluan Kista Ovarium.

Laporan pendahuluan kista Ovarium ini kami buat selengkap mungkin untuk mempermudah teman - teman perawat dalam pembuatan tugas. Laporan pendahuluan ini juga kami sediakan dalam dua bentuk file yaitu doc dan pdf, yang sanggup anda d0wnl0ad secara gratis.

untuk mend0wnl0ad File LP Ca Ovarium Silahkan dibawah ini :

untuk melihat isi file laporan pendahuluan kista ovarium yang kami bagikan silahkan lihat dibawah ini :

Laporan Pendahuluan Kista Ovarium

Pengertian

Kista Ovarium ialah kista yang sanggup timbul lantaran jawaban pertumbuhan abdomen dan epitelium ovarium. (Brunner dan Suddarth. 2001).

Kista ovarium ialah kista retensi yang berasal dari korpus luteum dan bersifat non neoplastik ( Bagian obstetri dan genikologi FKUI Padjajaran. Bandung)

Kista ovarium ialah tumor yang terdapat di overium dan menjadi duduk perkara malignasi terbesar kedua pada organ reproduksi wanita. ( Daniella dan jene chrette. 1999)


Klasifikasi

Kista ovarium di bedakan menjadi beberapa karakteristik yaitu :

1. Folikel

Kista ini bersal dari folikel yangmenjadi besar semasa proses atresia foliculi.

2. Lutein

Kista ini sanggup terjadi pada kehamilan,lebih jarang dalam kehamilan. Kista lutein yang sebetulnya berasal dari corpus luteum hematoma.

3. Strein levanthal ovari

Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polikistik

4. Endometrial

Tumor ovarium ini biasanya bersamaan dengan adanya bukti endometriosis lain

5. Peradangan tuba ovarium

Tumor jinak dan kista tuba fallopi dan ligamentum latum

6. Inklusial germinal

Terjadi oleh lantaran infaginasi dari epitel germinal dari ovarium.


Etiologi

Asal kanker ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor penyebab yang menjadi penggagas kanker ovarium yaitu :

faktor predidposisi:
  • Genetik 
  • Penggunaan kontrasepsi mengandung hormonal 
  • Ovulasi yang terus berlangsung tanpa intervensi dalam waktu lama 
  • Terapi estrogen 
  • Menopause lambat 
  • Nulipara > 45 tahun/ kehamilan perttama lebih dari 30 tahun.

Patofisiologi

Kista ovarium sanggup disebabkan oleh adanya metastase dari Ca mamae, colon dan lambong serata faktor-faktor predisposisi diatas. Memang sulit nenimbulkan tanda-tanda gres sanggup dipalpasi bila sudah bermetastase. Sayangnya tidak ada tanda atau tanda-tanda yang spesifik dari kanker ovarium

Kanker ovarium sanggup bermetastase dari infasi lambong ke struktur yang berdekatan pada panggul dan panggul melalui cairan peritojiel ke rongga abdomen dan panggul. Jika tumor menembus kapsul maka timbul metastase metastase serosa di kavum douglas, di apendik dan didalam dinding perut depan. Omentum juga sering mendapatkan metastase. Mungkin bahkan sebelum ekspansi ini tumor sanggup mengadakan metastase limfoma, melalui pembuluh lumfe dan ligamentum latum yang mengikuti pembuluh darah ovarial hingga ginjal dan dan setelah itu gres kemedial masuk dalam kelenjar-kelanjar lmfe para aortal.

Asites sanggup terjadi dan cairan yang mengandung sel tumor melalui susukan limfe (limfogen) menuju pleura dan alhasil menimbulkan efusi pleura yang sering ditakutkan dan paling berbahaya dalam kehamilan ialah adanya putaran tungkai (torsi yang menimbulkan nekrosis dan abuh dengan gejala-gejala yang mendadak . Kista sanggup pecah lantaran trauma, contohnya penderita jatuh /akibat partus spontan. Apabila kista dalam panggul terkena oleh epala janin turun atau tindakan pengukiran partus, masa nifas lebih berbahaya lagi lantaran pengecilan rahim membesar kemungkinan akan terjadi pertukaran tungkai. Sebaliknya kanker ovarium yang cukup besar sanggup menimbulkan kelainan letak janin dalam rahim/ sanggup menghalangi masuknya kepala kedalam panggul. (C.J.H.Van de velde F.T Bosman.1996).

Fathway Kista Ovarium
Fathway Kista Ovarium
Tanda Dan Gejala

Sebagian besar kista ovarium tidak mengakibatkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berubah menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja lantaran mungkin gejalanya ibarat dengan keadaan lain ibarat endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap tanda-tanda atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui tanda-tanda mana yang serius.

Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda memiliki kista ovarium :
  • Perut terasa penuh, berat, kembung
  • Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
  • Haid tidak teratur
  • Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang sanggup menyebar ke punggung bawah dan paha.
  • Nyeri sanggama
  • Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara ibarat mirip pada ketika hamil.

Gejala-gejala berikut memperlihatkan petunjuk dibutuhkan penanganan kesehatan segera:
  • Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
  • Nyeri bersamaan dengan demam
  • Rasa ingin muntah

Pemeriksaan Penunjang

Untuk memastikan diagnosa biasanya akan dilakukan investigasi penunjang berikut ini :

1. Ultrasonografi (USG)

Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) dipakai untuk mengirim dan mendapatkan gelombang bunyi frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus potongan panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini sanggup dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan memilih apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan investigasi lebih lanjut.

2. Laparoskopi

Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter sanggup melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil materi percontoh untuk biopsi.

3. Hitung darah lengkap

Penurunan Hb sanggup memperlihatkan anemia kronis.


Penatalaksanaan

Pada dasarnya dalam kehamilam, tumor ovarium yang lebih besar dari pada telur bebek harus dikeluarkan. Hal itu didasarkan atas 3 pertimbangan:
  1. Kemungkinan keganasan
  2. Kemungkinan torsi dan abdomen akut
  3. Kemungkinan mengakibatkan komplikasi obstetrik

Maka tindakan yang sanggup dilakukan.

1. Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur bebek harus dikeluarkan

2. Waktu yang sempurna untuk operasi ialah antara kehamilan 16 – 20 minggu, harus diberikan substitusi progesteron
  • Beberapa hari sebelum operasi
  • Beberapa hari setelah operasi, lantaran ditakutkan korpus luteum terangkat bersama tumor yang sanggup menimbulkan ganas.

3. Operasi darurat apabila terjadi torsi dan abdomen akut

4. Bila tidak bisa persalinan di selesaikan dengan secio sesaria dan sekaligus tumor diangkat. (Rustam Mochtar. MPH)
  • Pada perempuan muda sanggup dilakukan kritektomi ovarium
  • Pada perempuan hamil usia 40 tahun keatas dengan salpingo ooforektomi bilateral dan histerektomi total
  • Non operasi : Clamiphone citrat (clanide) 50 mg selama 5 – 10 hari dan Gonodotropin 4500 IU selama 3 hari.

Komplikasi

1. Torsi

Komplikasi yang paling sering terjadi pada tumor dengan ukuran sedang. Adanya putaran menyebebkan gangguan peredaran darah yang disebabkan oleh torsi, ini terutama mengenai susunan vena saja. Torsi yang berlebihan menimbulkan kista terlepas sama sekali. Peristiwa torsi adakala disertai rasa nyeri yang hebat dan terus-menerus, terkadang rasa nyeri ini hanya sebentar.

2. Ruptur dari kista

Hal ini disertai tanda-tanda sakit, enek dan muntah. Bila ada pembuluh darah yang pecah sanggup disertai tanda-tanda syok

3. Supurasi dari kista

Peradangan kista sanggup terjadi setelah torsi/ bangun sindiri secara secara hematogen/ limfogen. Gejala peradangan ibarat sakit, nyeri tekan, perut tegang, demam dan terositis.

4. Perubahan keganasan

Dari suatu tumor kistik ovarium benigna sanggup terjadi keganasan

5. Partus lama/macet

Akibat dari tumor/kistoma ovarii yang cukup besar sanggup menimbulkan kelainan –kelainan letak janin dalam rahim yang menghalangi masuknya kepala janin kedalam panggul.

6. Infertilitas

Bagi pasien perempuan pre manopause dengan tindakan histerektomi

Konsep asuhan keperawatan Kista Ovarium

Pengkajian 

a. Demografi
  • Umur : 20 tahun keatas
  • Jenis kelamin : wanita

b. Riwayat Kesehatan
  • Keluhan utama
  • Riwayat penyakit sekarang
  • Riwayat penyakit dahulu
  • Riwayat penyakit keluarga

c. Pola fungsional Gordon
  • Nutrisi dan metabolik
Pasien merasa mual, muntah, jawaban adanya cairan dalam rongga abdomen sehingga pasien merasa kurang nafsu makan

  • Eliminasi
Feses : Terjadi obstipasi lantaran perut tegang sehingga terjadi penurunan mobilitas usus disamping itu kurang asupan nutrisi
Urine : BAK lebih sering lantaran adanya tekanan pada kandung kemih

  • Pola katifitas dan latihan
Kistoma dalam ovarium mendesak diafragma sehingga menimbulkan atelektasis, paru kurang optimal dan terjadi sesak napas sehingga pasien lebih cepat lelah dalam melaksanakan aktifitas dan latihan

  • Istirahat tidur
Adanya sesak napas menimbulkan gangguan pola tidur pasien

  • Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien mengeluh adanya nyeri pada abdomen

  • Pola reproduksi dan secual
Terjadi infektifitas jikalau dilakukan histerektomi total/ hipermenarche dan aminarche sanggup terjadi.


Pemeriksaan fisik

KU: Pasien tampak lelah

TTV : TD normal RR: meningkat N: Meningkat S: meningkat

Kepala:

Rambut :

Mata : Simetris, konjungtifa, sklera.

Hidung : kebersihan, sekret, napas cuping hidung.

Mulut : kebersihan, bau, karies.

Telinga : simetris, kebersihan, pendengaran, kelainan.

Dada :

Paru : simetris, vasikuler, sonor, taktil fremitus.

Jantung : ictus cordis, pekak, bunyi normal

Abdomen

Ekstermitas


Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium:

Hb rendah, Leukisit dan trombosit menurun

b. Pemeriksaan radiologi:
  • Laparoskopi
  • USG
  • Foto Rontgen
  • Parasintesis
  • Scanning Ultra Sound Abdomen
  • ekografi

Diagnosa keperawatan
  1. Tidak efektifnya pola napas berhubunagn dengan penurunan ekspresi paru
  2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan badan berafiliasi dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, imbas anastesi
  3. Gangguan rasa nyaman nyeri berafiliasi dengan syok abdomen
  4. Gangguan pola eliminasi BAB Berhubungan dengan pengutamaan rongga abdomen
  5. Intoleransi akativitas berafiliasi dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Rencana tindakan keperawatan

Diagnosa.1

Tidak efektifnya pola napas berhubunagn dengan penurunan ekspresi paru

Tujuan : pola naoas menjadi efektif

Kriteria Hasil :
  • Tidak terjadi sesak napas
  • Pernapasan kembali normal

Intervensi
  • Catat kecepatan dan kedalamam dari pernapasan
  • Auskultasi bunyi napas fisiologis
  • Berikan oksigen jikalau dibutuhkan

Diagnosa.2

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan badan berafiliasi dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, imbas anastesi

Tujuan : Nutrisi sanggup terpenuhi

Kriteria Hasil :
  • Nafsu makan meningkat
  • Tidak mual
  • BAB baik

Intervensi:
  • Pastikan penyebab penurunan BAB, timbang BB
  • Berikan masakan yang disukai dalam dalam batas toleran dengan kandungan TKTP
  • Makanan dalam porsi kecil tapi sering
  • Pertahankan kebersihan mulut
  • Identifikasi mual muntah, serta kontrol faktor lingkungan
  • Tinjau investigasi laborat
  • Kolaborasi anti emetik

Diagnosa.3

Gangguan rasa nyaman nyeri berafiliasi dengan syok abdomen

Tujuan : Nyeri sanggup berkurang atau menghilang

Kriteria Hasil :
  • Keluhan nyeri berkurang atau menghilang
  • Ekspresi wajah tampak tenang
  • TTV dalam batas normal

Intervensi:
  • Kaji karakteristik nyeri dan ketidak nyamanan (P,Q,R,S,T)
  • Kaji faktor lain yang menunjang timbulnya nyeri
  • Ajarkan taktik gres untuk meredakan nyeri
  • Beri posisi yang nyaman
  • Kolaborasi pemberian analgetik

Diagnosa.4

Gangguan pola eliminasi BAB Berhubungan dengan pengutamaan rongga abdomen

Tujuan : Konstipasi tidak berlanjut dan tidak terjadi konstipasi

Kriteria Hasil : Klien mesara rilek

Intervensi:
  • Observasi warna feses, frekuensi dan jumlah
  • Observasi masukan dan keluaran makanan/cairan, dorong masukan cairan 2500 – 3000 ml/hr
  • Hindari masakan yang mengandung gas
  • Kolaborasi dengan jago gizi dan dokter dalam pemberian laksatif

Diagnosa.5

Intoleransi akativitas berafiliasi dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Tujuan : Pasien sanggup beraktifitas tanpa pinjaman dari perawat

Kriteria Hasil : Bantuan minimal dari perawat

Pasien bisa melatih diri/ beraktifitas

Intervensi:
  • Kaji respon pasien terhadap aktifitas, dispnea, nyeri dada, keletihan, kelemahan, diaforesis dan pusing.
  • Anjurkan klien wacana tehnik relaksasi
  • Berikan dorongan untuk melaksanakan aktivitas/ perawatan diri sedikit demi sedikit jikalau sanggup ditoleransi
  • Berikan pinjaman sesuai kebutuhan.

Daftar Pustaka
  • Doenges,E.M. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; EGC.
  • Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. vol.2. Jakarta. EGC
  • Bagian Obstetri dan Genikologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984. Genekologi. Bandung
  • J.C.F. Under wood. 1999. Patologi. Jakarta; EGC.
  • Gale, Daniella dan jane Charette. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta; EGC.
  • Muchtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC.
  • Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta; salemba Medika.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com