Kami bagikan laporan pendahuluan tonsilitis kronis pdf dan doc.
Kalau sebelumnya telah kami bagikan laporan pendahuluan dengan banyak sekali judul, pada postingan kali ini kami akan bagikan laporan pendahuluan tonsilitis kronis.
Laporan pendahuluan tonsilitis kronis biasanya menjadi kiprah yang dibentuk seorang perawat yang sedang menjalani parktek keprofesian stage medical bedah, untuk membantu hal tersebut disini kami sajikan laporan pendahuluan tonsilitis kronis yang telah kami susun selengkap mungkin dan juga kami sediakan dalam dua format yaitu pdf dan doc sehingga memudahkan teman-teman perawat dalam pemgeditan.
Untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan tonsilitis kronis pdf dan doc ini, telah kami sediakan link tautan untuk mengunduh file diakhir artikel ini.
Laporan Pendahuluan Tonsilitis Kronis
Pengertian
Tonsilitis kronis yaitu tonsil yang sanggup mengalami peradangan menahun. (M.A. Handerson, Ilmu Bedah untuk Perawat, 1989)
Tonsilitis Kronis yaitu tonsilitis jawaban dari peradangan, faktor predisposisi ; rangsangan kronik (rokok dan makanan), imbas cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygien lisan yang tidak baik/buruk.
Etiologi
Penyebab tonsillitis kronik sama dengan tonsillitis akut yaitu kuman golongan atreptococcus hemolyticus viridans dan streptococcus pyogenes, tetapi adakala kuman bermetamorfosis kuman golongan gram negatif.
Faktor predisposisi timbulnya radang kronik ini ialah yang menahun (misalnya : makanan), imbas cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat, serta hygiene yang buruk.
Patofisiologi
Pada tonsilitis kronik terdapat dua bentuk yaitu hipertroil dan aerotnsil alasannya proses berulang, maka selain epitel mukosa terkikis, jaringan limfoik diganti oleh jaringan parut. Jaringan parut ini sesuai dengan sifatnya akan mengalami pengerutan. Kelompok jaringan limfoid mengerut, sehingga ruang antara kelompok melebar. Hal ini secara klinik tampak sebagai pelebaran kriptus dan kriptus ini diisi oleh defritus. Proses berjalan terus, sehingga menembus kapsul dan hasilnya timbul perlekatan dengan jaringan disekitar fosa tonsillitis. Pada belum dewasa proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe sub mandibula.
Pathway tonsilitis kronis
Untuk mend0wnl0ad Pathway Tonsilitis Kronis format doc, DISINI
Gambaran Klinis
- Gambaran klinis dari tonsillitis yaitu tonsil membesar dengan adanya hipertropi dan jaringan parut.
- Sebagian kripta tampak mengalami stenosis, tapi eksudat yang sering kali purulen.
- Gambaran klinis lain yang sering yaitu dari tonsil yang kecil biasanya menciptakan lekukan.
- Biakan tonsilia dengan penyakit kronis biasanya menerangkan beberapa organisme yang virulensinya relatif rendah.
Gejala tonsillitis kronik sebagai brikut
- Keluhan sakit menelan, liur banyak.
- Panas, sakit kepala, rasa sakit ditelinga
- Tonsil warna merah dan membengkak.
- Tonsil tampak bercak kecil dan sumbatan pada kripta (angila lakrimalis) pada tonsillitis folio kuralis bercaknya besar.
- Bercak tampak bergabung menjadi satu meluas hingga ke arkus varing.
- Oedem pada arkus varing dan mungkin hingga palatum mole.
- Sakit tekan pada limforadi.
- Bercak sanggup meluas keseluruh jaringan limfe dilingkaran welldeyer.
Komplikasi
Tonsillitis yang tidak segera ditangani/diterapi sanggup berkembang menjadi penyakit yang berbahaya.
Komplikasi ke kawasan sekitar tonsil berupa
- Rinitis kronis
- Sirositis
Komplikasi ke organ yang jauh dari tonsil seperti
- Indokarditis
- Artritis
- Miositis
- Nefritis, ufeisis
- Iridoksitis
- Dermatitis
- Pruritis
- Utikaria
- Furun kilosis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang berdasarkan Firman S (2006), yaitu :
1. Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini dipakai untuk memilih apakah kuman yang ada dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, alasannya grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.
2. Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan
Penatalaksanaan
Pengobatan dan perawatan yang diberikan pada pasien tonsillitis kronik adalah:
a. Tonsilektomi
Indikasi tonsilektomi yang penting sanggup diterima belum dewasa yaitu sebagai berikut :
- Serangan tonsillitis berulang yang tercatat (walaupun telah diberikan penatalaksanaan medis yang adekuat)
- Tonsilitis bekerjasama dengan streptococcus menetap dan patogenik (keadaan karier)
- Hiperplasia dan obstruksi yang menetap 6 bulan sehabis infeksi mononucleosis (biasanya pada sampaumur muda)
- Hiperplasia tonsil yang obstruksi
Kontra indikasi
- Infeksi pernafasan kepingan atas yang berulang
- Infeksi sistemik
- Asma
- Tonus otot yang melemah
- sinositus
b. Antibiotika, analgetika/anti panas
c. Makan-makanan yang lembut
d. Makanan yang pedas dan panas dilarang
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenali problem klien, supaya sanggup memperlihatkan arah pada tindakan keperawatan.
Pengkajian data merupakan kegiatan dalam menghimpun isu data-data dari klien yang mencakup biopsikososial spiritual yang komprehensif. Data sanggup dikumpulkan dari banyak sekali sumber.
Data utama yaitu pasien. Data-data suplemen yang dibutuhkan sanggup diperoleh dari sumber lain, missal : keluarga, tenaga kesehatan lain, catatan-catatan oleh tenaga kesehatan yang tercatat dalam dokumentasi medis pasien dan hasil investigasi penunjang.
Adapun data yang diperoleh dari pasien tonsillitis :
1. Data Subyektif
- Keluhan sakit menelan
- Sakit kepala
- Pasien sakit di telinga
- Pasien sakit tekan di limfoid
2. Data Obyektif
- Panas
- Liur banyak
- Tonsil tampak memerah
- Tonsil bengkak
- Oedema pada arkus faring
Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang sanggup ditemukan pada klien dengan pre atau post operasi tonsillitis antara lain :
- Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang bekerjasama dengan penurunan masukan cairan sekunder terhadap nyeri ketika menelan.
- Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang bekerjasama dengan penurunan masukan sekunder terhadap nyeri ketika menelan.
- Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan hukum terapeutik yang bekerjasama dengan ketidakcukupan pengetahuan perihal komplikasi, penatalaksanaan nyeri, pengaturan posisi dan pembatasan aktivitas.
- Nyeri bekerjasama dengan pembedahan
- Kurang perawatan diri bekerjasama dengan keterbatasan mobilitas fisik terhadap pembedahan.
- Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah bekerjasama dengan kurangya pengetahuan perihal perawatan diri ketika pasien pulang.
- Ansietas bekerjasama dengan kurang pengetahuan perihal kejadian pra operasi dan post operasi takut perihal beberapa aspek pembedahan.
- Resiko tinggi terhadap komplikasi, infeksi bekerjasama dengan factor pembedahan
Perencanaan / Intervensi Keperawatan
Merupakan prioritas, hasil yang diharapkan dari pasien dengan kegiatan keperawatan yang spesifik.
Beberapa diagnosa yang menjadi focus intervensinya yaitu :
Diagnosa Keperawatan. 1
Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang bekerjasama dengan penurunan masukan cairan sekunder terhadap nyeri ketika menelan.
Tujuan : Klien sanggup meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml
Rencana tindakan
- Kaji perubahan tanda vital, pola peningkatan suhu tubuh
- Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa.
Diagnosa. 2
Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang bekerjasama dengan penurunan masukan sekunder nyeri ketika menelan.
Tujuan : Klien menerangkan nafsu makan
Rencana tindakan
- Beri masakan porsi kecil dan sering atau masakan yang menarik untuk pasien.
Diagnosa. 3
Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan hukum terapeutik yang bekerjasama dengan ketidakcukupan pengetahuan perihal komplikasi, penatalaksanaan nyeri, pengaturan posisi dan pembatasan aktivitas.
tujuan : Klien sanggup menggambarkan proses penyakit, penyebab-penyebab dan factor penunjang pada tanda-tanda dan hukum untuk penyakit atau kontrol gejala.
Rencana tindakan
- Diskusikan aspek ketidalmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan keinginan kesembuhan.
Diagnosa. 4
Nyeri bekerjasama dengan pembedahan.
Tujuan : Klien menyatakan nyeri hilang/terkontrol
Rencana tindakan
- Pantau tanda-tanda vital
- Berikan tindakan nyaman missal perubahan posisi, musik, relaksasi.
Diagnosa. 5
Kurang perawatan diri bekerjasama dengan keterbatasan mobilitas fisik terhadap pembedahan.
Tujuan : Klien berpartisipasi secara fisik dan atau verbal dalam aktivitas.
Rencana Tindakan
- tentukan tingkat pemberian yang diperlukan.
Diagnosa. 6
Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah bekerjasama dengan kurangnya pengetahuan perihal perawatan diri ketika pasien pulang.
tujuan : Klien menyatakan mrngerti perihal instruksi, melaksanakan dengan sempurna ketrampilan perawatan diri yang diperlukan, mengidentifikasi bagian-bagian yang memerlukan perawatan.
Rencana tindakan
- Ajarkan dan biarkan pasien merawat luka kalau penggantian perlu dilakukan di rumah.
Diagnosa. 7
Ansietas bekerjasama dengan kurang pengetahuan perihal kejadian pra operasi dan post operasi, takut perihal beberapa aspek pembedahan.
tujuan : Mengungkapkan pemahaman perihal kejadian pra operasi dan pasca operasi, melaporkan berkurangnya perasaan cemas atau gugup, ekspresi wajah rileks, kurang bicara.
Rencana tindakan
- Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi dan pasca operasi termasuk tes laboratorium pra operasi, ganjal an status puasa.
Diagnosa. 8
Resiko tinggi terhadap komplikasi, infeksi bekerjasama dengan factor pembedahan.
tujuan
- Tidak ada infeksi
- Tidak ada komplikasi
Rencana tindakan
- Pantau suhu tubuh tiap 4 jam, keadaan luka ketika melaksanakan perawatan.
Implementasi
Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat terhadap pasien.
Beberapa petunjuk pada implementasi yaitu sebagai berikut :
- Implementasi dilakukan sesuai dengan planning sehabis dilakukan validasi.
- Dokumentasi intervensi dan respon klien.
Evaluasi
Merupakan tahap final dalam proses keperawatan dan memilih sejauh mana tujuan sanggup dicapai.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan criteria evaluasi, dengan melibatkan klien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain.
Evaluasi dikatakan berhasil apabila problem sudah sanggup diatasi dengan kata lain tujuan sudah tercapai sesuai dengan planning tujuan yang telah ditetapkan.
Kesimpulan
- Tonsilitis kronik yaitu tonsil yang sanggup mengalami peradangan menahun.
- Kasus tonsillitis kronik tanpa diragukan merupakan penyakit yang paling sering dari srmua penyakit tenggorokan berulang.
- Tonsiliyis kronik sering ditemukan pada anak-anak.
- Pengobatan pada klien tonsillitis kronik yaitu berupa tindakan tonsilektomi dan pemberian antibiotik serta anti piretik.
Untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan tonsilitis kronis pdf dan doc, dibawah :
- Laporan pendahuluan tonsilitis kronis pdf, (Ambil File)
- Laporan pendahuluan tonilitis kronis doc, (Ambil File)
Link Alternatif
Demikian Laporan pendahuluan tonsilitis kronis, d0wnl0ad pdf dan doc ini kami bagikan, semoga bisa membantu sahabat sejawat sekalian dalam menuntaskan kiprah keperawatan, askep, makalah, ataupun laporan pendahuluan itu sendiri, terima kasih.