Tuesday, May 30, 2017

√ Laporan Pendahuluan / Lp Fraktur Femur / Patah Tulang Paha Lengkap, Download Doc Dan Pdf

Pada postingan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / lp fraktur femur yaitu sebuah kiprah keperawatan yang berbentuk makalah membahas wacana suatu keadaan patah tulang pada tempat paha.

Laporan pendahuluan fraktur femur yang kami bagikan ini telah kami susun dengan lengkap mulai dari tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan berdasarkan refferensi terpercaya yang telah kami list dalam daftar pustaka diakhir artikel.

Bertujuan membantu teman-teman sejawat sekalian dimanapun berada dalam pembuatan kiprah keperawatan baik askep, lp maupun makalah. Laporan pendahuluan / LP fraktur femur ini kami sediakan dalam dua format berbeda yaitu pdf dan doc yang sanggup did0wnl0ad memakai link unduhan yang kami letakkan diakhir artikel ini.

Laporan pendahuluan fraktur femur

Pengertian

Fraktur ialah gangguan pada kontinuitas tulang normal yang terjadi lantaran adanya tekanan yang besar, dimana tulang tidak sanggup menahan tekanan tersebut dan disertai dengan perlukaan jaringan sekitarnya (Brunner dan Suddrat).

Fraktur ialah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cedera (Masjoer 2000)

Fraktur femur ialah terputusnya kontinuitas batang femur yang bias terjadi akhir stress berat langsung  (kecelakaan dll) dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki laki dewasa. Patah pada tempat ini menimbulkan perdarahan yang cukup banyak menimbulkan penderitaan (FKUI,1995 : 543)

Fraktur femur ialah Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang sanggup disebabkan oleh stress berat langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu ibarat degenerasi tulang / osteoporosis.


Anatomi Fisiologi

Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum cuilan dari femur, terdiri dari : kepala, leher, cuilan terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, cuilan terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi berdasarkan usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju tempat tronkhanter dan cuilan bawah dari leher femur.


Klasifikasi 

Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan Melalui kepala femur (capital fraktur)
  • Hanya di bawah kepala femur
  • Melalui leher dari femur
2. Fraktur Ekstrakapsuler; 
  • Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada tempat intertrokhanter.
  • Terjadi di cuilan distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di  bawah trokhanter kecil. 

Etiologi

Fraktur femur atau lainnya sanggup disebabkan oleh tiga macam hal berikut :

a. Fraktur akhir insiden trauma

Sebagian fraktur disebabkanoleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang sanggup berupa pemukulan, penghancuran, perubahan tempat. Bila tekanan kekuatan langsungan, tulang sanggup pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga niscaya akan ikut rusak serta kerusakan pada kulit.

b. Fraktur Akibat kelelahan atau tekanan.
Retak sanggup terjadi pada tulang ibarat halnya pada logam dan benda lain akhir tekanan berulang. Hal ini sering terjadi pada atlet, penari atau calon tentara yang berbaris atau berjalan dalam jarak jauh.

c. Fraktur patologik lantaran kelemahan pada tulang
Fraktur sanggup terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang sangat rapuh.


Patofisiologi

Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh stress berat gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan menjadikan pendarahan, maka volume darah menurun. COP menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh.

Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang sanggup menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri. Selain itu sanggup mengenai tulang dan sanggup terjadi revral vaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka sanggup mengenai jaringan lunak yang kemungkinan sanggup terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan menjadikan kerusakan integritas kulit.

Fraktur ialah patah tulang, biasanya disebabkan oleh stress berat gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang sanggup menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu sanggup mengenai tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka sanggup mengenai jaringan lunak yang kemungkinan sanggup terjadi infeksi tercemar dengan udara luar.

Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya hingga sembuh. (Sylvia, 1995 : 1183).

Pathway fraktur femur


Untuk mend0wnl0ad pathway fraktur femur doc, DISINI


Tanda Dan Gejala 

Adapun tanda dan tanda-tanda fraktur femur ialah sebagai berikut :
  • Nyeri andal di tempat fraktur 
  • Tak bisa menggerakkan ekstremitas bawah 
  • Rotasi luar dari kaki lebih pendek
  • Diikuti tanda tanda-tanda fraktur secara umum, ibarat : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

Komplikasi

Komplikasi fraktur yang terpenting ialah :

a. Komplikasi awal
  • Syok, sanggup berakibat fatal dalam beberapa jam sesudah edema
  • Emboli lemak, sanggup terjadi 24-72 jam
  • Sindrom kompartemen, perfusi jaringan dalam otot kurang dari kebutuhan
  • Infeksi dan tromboemboli
  • Koagulopati intravaskular diseminata
b. Komplikasi lanjutan
  • Mal-union/ non union
  • Nekrosis avaskular tulang
  • Reaksi terhadap alat fiksasi interna ( Suratun, 2008: 151).

Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan fisik fokus

Kaji kronologi dari prosedur stress berat pada paha. Sering didapatkan keluhan nyeri pada luka terbuka.
  • Look : pada fraktur femur terbuka terlihat adanya luka terbuka pada paha dengan deformitas yang jelas. Kaji seberapa luas kerusakan jaringan lunak yang terlibat. Kaji apakah pada luka terbuka ada fragmen tulang yang keluar dan apakah terdapatnya kerusakan pada jaringan beresiko meningkat respon syok hipovolemik. Pada fase awal stress berat kecelakaan kemudian lintas darat yang mengantarkan pada resiko tinggi infeks. Pada fraktur femur tertutup sering ditemukan kehilangan fungsi,deformitas, pemendekan ekstremitas atas lantaran kontraksi otot, kripitasi, pembengkakan, dan perubahan warna lokal pada  kulit terjadi akhir stress berat dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini sanggup terjadi sesudah beberapa jam atau beberapa sesudah cedera.
  • Feel : adanya keluhan nyeri tekan dan adanya kripitasi
  • Move : tempat tungkai yang patah dilarang digerakan, lantaran akan memberika respon stress berat pada jaringan lunak disekitar ujung fragmen tulang yang patah (Muttaqin, 2009: 303).

Pemeriksaan Penunjang

Adapun beberapa investigasi penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnose fraktur femur ialah sebagai berikut.
  • Pemeriksaan rontgen : menetukan lokasi/luasnya fraktur/trauma
  • Scan tulang, scan CT/MRI: memperlihatkan fraktur, juga sanggup dipakai untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
  • Arteriogram : dilakukan jika kerusakan vaskuler dicurigai.
  • Hitung darah lengkap: HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur) perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada stress berat multipel.
  • Kreatinin : stress berat otot meningkatkan beeban kreatinin untuk klirens ginjal.
  • Profil koagulasi : perubahan sanggup terjadi pada kehilangan darah, transfusi multipel, atau cidera hati ( Doenges dalam Jitowiyono, 2010:21).

Penatalaksanaan
a.  Penatalaksanaan kedaruratan
Segera sesudah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari adanya fraktur, dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah. Maka jika dicurigai adanya fraktur, penting untuk mengimobilisasi cuilan tubuh segera sebelum pasien dipindahkan. Bila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum sanggup dilakukan pembidaian, ektremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat patah untuk mencegah gerakan rotasi dan angulasi. Gerakan angulasi patahan tulang sanggup menimbulkan nyeri, kerusakan jaringan lunak, dan perdarahan lebih lanjut.
Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan alas yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. Pada cedera ekstremitas atas  lengan sanggup dibebat dengan dada, atau lengan yang cedera dibebat dengan sling. Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut higienis (steril) untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam.
b.  Prinsip penanganan fraktur
Prinsip penanganan fraktur mencakup reduksi, imobilisasi, dan pengambilan fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi.
1. Reduksi fraktur
Reduksi fraktur (setting tulang) berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis.
  • Reduksi tertutup : pada kebanyakan kasus, reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan  fragmen tulang keposisinya ( ujung-ujungnya saling bekerjasama ) dengan manipulasin atau traksi manual.
  • Traksi : sanggup dipakai untuk mendapat efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi diadaptasi dengan spasme otot yang terjadi.
  • Redusi terbuka : pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Dengan pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna sanggup berupa pin, kawat, skrup, plat, paku atau batangan logam sanggup dipakai untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya hingga penyembuhan tulang yang solid terjadi.
2. Imobilisasi fraktur
Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar hingga terjadi penyatuan. Imobilisasi sanggup dilakukan dengan fiksasi eksterna dan interna. Metode fiksasi eksterna mencakup pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips, atau fiksator eksterna.

3. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi : segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan.

4. Faktor yang menghipnotis penyembuhan fraktur: dibutuhkan berminggu-minggu hingga berbulan–bulan untuk kebanyakan fraktur untuk mengalami penyembuhan. Adapun faktor yang mempercepat penyembuhan fraktur adalah:
  • Imobilisasi fragmen tulang
  • Kontak fragmen tulang maksimal
  • Asupan darah yang memadai
  • Nutrisi yang baik
  • Latihan pembebanan berat tubuh untuk tulang panjang
  • Hormon– hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik
  • Potensial listrik pada patahan tulang
Faktor – faktor yang memperhambat penyembuhan tulang
  • Trauma lokal ekstensif
  • Kehilangan tulang
  • Imobilisasi tak memadai
  • Rongga atau jaringan diantara fragmen tulang
  • Infeksi
  • Penyakit tulang metabolik
  • Nekrosis avaskuler
  • Usia (lansia sembuh lebih lama)  (Smeltzer & Bare, 2002 : 2359)

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Riwayat keperawatan

a. Riwayat Perjalanan penyakit
  • Keluhan utama klien tiba ke RS atau pelayanan kesehatan
  • Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma
  • Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bisul dll
  • Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan
  • Kehilangan fungsi
  • Apakah klien memiliki riwayat penyakit osteoporosis
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
  • Apakan klien pernah mendapat pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka waktu lama
  • Apakah klien pernah memakai obat-obat hormonal, terutama pada wanita
  • Berapa usang klien mendapat pengobatan tersebut
  • Kapan klien mendapat pengobatan terakhir
  • Proses pinjaman pertama yang dilakukan
  • Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan
  • Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema
2. Pemeriksaan fisik

a. Mengidentifikasi tipe fraktur 

b. Inspeksi tempat mana yang terkena
  • Deformitas yang nampak jelas
  • Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera
  • Laserasi
  • Perubahan warna kulit
  • Kehilangan fungsi tempat yang cidera
c. Palpasi
  • Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran
  • Krepitasi
  • Nadi, dingin
  • Observasi spasme otot sekitar tempat fraktur

Diagnosa Keperawatan
  1. Potensial terjadinya syok bekerjasama dengan perdarahan yg banyak
  2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri  s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas
  3. Potensial infeksi bekerjasama dengan luka terbuka
  4. Gangguan kegiatan bekerjasama dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.
  5. Kurangnya pengetahuan wacana kondisi, prognosa, dan pengobatan bekerjasama dengan kesalahan dalam penafsiran, tidak familier dengan sumber informasi

Intervensi Keperawatan

Untuk Intervensi Keperawatan fraktur femur silahkan lihat DISINI


Daftar Pustaka
  • Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.
  • Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedahdari Brunner &Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta.
  • FKUI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara : Jakarta
  • Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
  • Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
  • Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
  • Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
  • Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
  • Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
  • Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
  • Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,EGC, Jakarta.
Untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan / LP fraktur femur / patah tulang paha pdf dan doc dibawah :
Link alternatif
Demikian laporan pendahuluan / LP fraktur femur / patah tulang paha lengkap, Download doc dan pdf kami bagikan. silahkan did0wnl0ad bagi yang membutuhkan. Terima kasih.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com