Friday, March 10, 2017

√ Menghitung Denda Keterlambatan Pajak Tahunan Kendaraan Bermotor

Setiap orang yang mempunyai kendaraan, baik motor maupun kendaraan beroda empat tentu tidak aneh lagi dengan pajak kendaraan bermotor yang harus dibayar tiap tahun sesuai dengan masa berlaku pajak yang tertera di Surat Ketetapan Pajak Daerah PKB/BBNKBdan SWDKLLJ dan PNB. Besaran pajak kendaraan bermotor bervariasi tergantung jenis kendaraan dan tahun registrasi kendaraan. Makin muda umur kendaraan makin mahal pajaknya.

Idealnya pajak dibayar sebelum masa berlaku berakhir supaya tidak terkena denda alasannya yaitu melewati batas masa berlaku pajak. Namun  kadang ada saja pemilik kendaraan yang terlambat membayar pajak kendaraan bermotornya. Alasannya bermacam-macam, mungkin saja dikala jatuh tempo pajak si pemilik kendaraan sedang tidak punya uang sama sekali, atau pemilik kendaraan tidak mempunyai kesempatan untuk membayar pajak alasannya yaitu saking sibuknya, atau si pemilik sengaja tak membayar pajak alasannya yaitu kendaraan masih atas nama orang lain dan sulit meminjam KTP pemilik pertama, dan banyak lagi alasan. Alasan terakhir yang menjadi penyebab seseorang terlambat membayar pajak yaitu lupa. 

Apapun alasannya, pajak harus dibayar meskipun terlambat. Selain alasannya yaitu itu memang sudah menjadi kewajiban kita sebagai pemilik kendaraan bermotor, ada alasan lain yaitu ketenangan. Bagaimanapun membawa kendaraan bermotor yang tidak dibayar pajaknya hati sangat tidak tenang. Melihat polisi yang bangun di pingir jalan saja serasa hati berdebar-debar takut ditilang. Padahal berdasarkan peraturan bergotong-royong polisi tak berhak menilang kendaraan yang terlambat pajaknya. Kaprikornus daripada hati tidak damai lebih baik bayar pajak meskipun terlambat.

Kadang orang berkata ah....denda pajak satu bulan itu sama saja dengan satu tahun, jadi nanti saja habiskan satu tahun gres bayar pajak. Padahal bergotong-royong tidak ibarat itu. Menurut peraturan yang berlaku, denda keterlambatan pajak dalam satu tahun yaitu 25% dari nilai pokok PKB. Bila keterlambatan pajak gres satu bulan maka perhitungannya yaitu "Nilai Pokok PKB X 25%X 1/12. Angka merah yaitu menerangkan hitungan bulan keterlambatan bayar pajak. Bila terlambat 2 bulan angka pengalinya yaitu 2/12, bila 3 bulan angka pengalinga 3/12 dan seterusnya.  Jadi terperinci tidak sama denda pajak 1 tahun dengan denda pajak satu bulan. Sedangkan nilai denda untuk SWDKLJJ yaitu Rp. 32.000 untuk satu tahun tanpa memperhitungkan bulan (terlambat 1 bulan atau dua bulan tetap dianggap terlambat satu tahun)

Untuk lebih jelasnya perhatikan klarifikasi di bawah ini berdasarkan pengalaman faktual saya membayar denda pajak yang terlambat 2 bulan:

Istri saya mempunyai sebuah motor yang masa berlaku pajaknya hingga tanggal 25 Oktober 2015. Karena lupa , istri saya gres membayar pajaknya tanggal 14 Desember 2015. Artinya pajak motor  telah terlambat 2 bulan. Nilai pokok PKB Rp 210.000 dan SWDKLJJ Rp. 35.000. Perhitungannya yaitu sebagai berikut:

1. Nilai pokok PKB                                                                   Rp. 210.000
2. SWDKLJJ                                                                              Rp.   35.000
3. Denda PKB ( 210.000 x 25% X 2/12)                                   RP.     8.750
4. Denda SWDKLJJ                                                                  Rp.    32.000
    Jumlah                                                                                           285.750
Catatan: ternyata ada selisih sekitar 350 antara hitungan simulasi  di atas dengan kenyataan yang tertera di PKB, entah orang samsat salah hitung atau mungkin ada sedikit diskon.

Nah, bila asumsi biaya pajaknya sudah dihitung, tinggal pergi ke Kantor Samsat untuk bayar pajak. Lebih baik jangan menunda-nunda pembayaran pajak alasannya yaitu biasanya jika ditunda- tunda akan terasa semakin berat. Adapun syarat yang harus dibawa dikala membayar pajak kendaraan bermotor tahunan  adalah :

1. STNK orisinil beserta faktur pajaknya   (difotocopy  rangkap 1)
2. KTP orisinil sesuai STNK (difotocopy rangkap 1)
3. Uang orisinil secukupnya, tak perlu difotocopy...he..he.he.




Sumber http://selalusiapbelajar.blogspot.com