Tuesday, May 8, 2018

√ Pola Frasa Nominal, Verbal, Dan Endosentris Lengkap

Contoh Frasa Nominal, Verbal, dan Endosentris Lengkap – Pada susunan kalimat Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat adanya campuran kata yang mempunyai makna. secara definitif pernyataan tersebut disebut dengan istilah frasa. Secara lebih jelasnya frasa yakni campuran dari dua kata atau lebih yang terintegrasi menjadi satuan bahasa yang mempunyai makna. Berdasarkan bentuknya frasa berbeda dengan kalimat alasannya yakni tidak dilengkapi dengan pola pembentuk kalimat ibarat subyek, predikat, dan obyek.


Adapaun karakteristik atau ciri dari frasa yakni sebagai berikut :


a. Frasa terdiri atas dua kata atau lebih yang bermakna

b. Frasa bersifat nonkalimat alasannya yakni pada hakikatnya frasa bukanlah kalimat

c. Frasa mempunyai kedudukan tertentu secara gramatikal dalam kalimat


Frasa sanggup diklasifikasikan menjadi beberapa macam jikalau didasarkan pada bentuknya. Penjelasan dan penjabarannya yakni sebagai berikut :


1. Frasa Nominal


Frasa nominal ialah dua kata atau lebih kata bermakna yang pada unsur pada dasarnya berupa kata benda. Frasa nominal dalam kalimat bisa berkedudukan sebagai subyek dan juga obyek.


Contoh:


– Ayah membeli sepatu pantovel. (frasa nominal pada unsur obyek)

– Kakak membeli bola voli.

– Gunung betung sangatlah indah pemandangan alamnya. (frasa nominal pada unsur subyek)

– Rambut ikal Jery terpaksa harus dipotong alasannya yakni sudah terlihat tidak beraturan. (frasa nominal pada unsur subyek)

– Ramzy sangat menyukai nasi uduk. (frasa nominal pada unsur obyek)

– Joni sangat suka memainkan alat musik seruling bambu. (frasa nominal pada unsur obyek)

– Adik merengek minta dibelikan sepatu roda. (frasa nominal pada unsur obyek)

– Nasi Goreng yakni masakan favorit ayah. (frasa nominal pada unsur subyek)


2. Frasa Verbal


Frasa ekspresi yakni frasa yang pada unsur pada dasarnya berupa kata kerja. Frasa ekspresi bisa berkedudukan sebagai predikat atau adverb dalam kalimat.


Contoh :


– Aku turut berduka atas meninggalnya ayahmu.

– Ninda ikut serta dalam perjalanan kami hari ini.

– Gina tidur nyenyak malam ini.

– Vina ikut makan pada ketika orang-orang sedang menikmati hidangan.

– Kami tidur bersama di dalam tenda pada ketika berkemah.

– Setelah makan malam akan ada pertunjukkan khusus dari group grup band noah di ruangan ini.

– Apa kita sudah boleh mengambil makan siang sekarang?


3. Frasa Endosentris


Frasa endosentris yakni frasa yang tersusun atas dua buah kata ataupun lebih. Frasa tersebut membentuk sebuah pola pertanda diterangkan (MD) atau diterangkan pertanda (DM).


Farsa endosentris sanggup diklasifikan menjadi beberapa macam diantaranya ialah :


a. Frasa Endosentris Atributif


Frasa ini memakai pola Menerangkan Diterangkan (MD) atau Diterangkan Menerangkan (DM) pada kalimat.


Contoh :


– Buku Latihan (DM)


Jangan lupa untuk membawa buku latihan masing-masing pada ketika kerja kelompok nanti.


– Sepeda motor (DM)


Contoh kalimat :


Joni membeli sepeda motor baru.


– Buku catatan (DM)


Contoh kalimat :


Aku menemukan buku catatan milikmu di laci mejaku.


– Gunting kuku (DM)


Contoh kalimat :


Bolehkah saya meminjam gunting kuku milikmu sebentar saja?


– Buku gambar (DM)


Contoh kalimat :


Adik menangis alasannya yakni buku gambar miliknya berair akhir kehujanan.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


– Sedang sakit (MD)


Contoh kalimat :


Pak Arman tidak mengajar hari ini alasannya yakni dirinya sedang sakit.


– Kecil hati (DM)


Nanik berkecil hati alasannya yakni ia tak mendapatkan peringkat sepuluh besar di kelasnya.


– Besar hati (DM)


Nina mencoba berbesar hati mendapatkan kekalahannya.


– Lapang dada (DM)


Kita harus selalu bisa berlapang dada dengan segala kemungkinan terburuk yang terjadi.


– Tinggi hati (DM)


Semenjak dirinya menjadi orang terpandang, ia berkembang menjadi tinggi hati.


– Murah senyum (DM)


Gadis itu sudahlah cantik, murah senyum pula.


b. Frasa Apositif


Frasa apositif yakni frasa endosentris yang pada salah satu unsur penyusunnya bersifat “diterangkan” yang sanggup digantikan sebagai unsur utamanya yakni unsur “menerangkan.”


Contoh :


– Rusdi (D), sang raja jalanan (M) kini telah menjalani hidup sebagai orang yang baik.

– Boris (D), sang sarjana muda (M) yang masih menganggur sampai kini.

– Firman (D), sang guru mengaji itu kini telah bisa membiayai perjalan umroh kedua orang tuanya.

– Pak Risky, si pengusaha tahu (M) itu kini telah menegmbangkan bisnisnya sampai ke mancanegara.


c. Frasa Endosentris Koordinatif


Frasa ini mempunyai kesamaan atau kesetaraan pada tiap-tiap unsurnya. unsur yang setara tersebut terkadang membutuhkan sisipan kata “atau” diantara keduanya.


Contoh :


– Ayah atau ibu


Contoh kalimat :


Tidak ada pilihan antara ayah atau ibu, keduanya saya sangat menghormati dan menyayanginya.


– Kakek atau nenek


Di kampung nanti saya akan bermain dengan kakek atau nenek dulu ya?


– Kaya atau miskin


Baik kaya ataupun miskin, semuanya sama dihadapan Tuhan.


– Merah atau putih


Warna bendera pusaka Indonesia yakni merah putih.


– Bagus atau jelek


Contoh kalimat :


Pak guru tidak menilai dari bagus atau buruk hasil ujianmu, melainkan dari perjuangan dan kerja keras yang kita lakukan.


– Baik atau buruk


Contoh kalimat


Semua perbuatan kita baik atau buruk semua akan mendapatkan balasannya.


– Suka atau duka


Contoh kalimat :


Segala hal baik suka atau sedih telah kita lalui bersama.


Sumber :

http://www.kelasindonesia.com/2015/05/contoh-frasa-nominal-verbal-dan-endosentris-lengkap.html


 


Baca Juga:


 


Pengertian dan Contoh Singkatan Bahasa Indonesia

Catatan Kaki: Pengertian, Fungsi, Cara Menulis, & Contoh

4 Contoh Teks Anekdot Pendidikan Lucu



Sumber https://ruangseni.com