Kita tentu mengetahui bahwa rotasi bumi menyebabkan terjadinya perubahan waktu di planet bumi dan berdampak pada pembagian waktu di dunia. Pembagian waktu di Indonesia dan dunia selain disebabkan oleh rotasi bumi, juga disebabkan oleh adanya garis bujur. Kita mengenal bumi dibagi memakai garis khayal, yaitu garis bujur dan garis lintang. Pembagian waktu di dunia secara teori kalau dibagi memakai garis bujur akan menjadi 24 zona waktu yang berbeda, lantaran bumi mempunyai 360 derajat dan setiap 15 derajat yakni 1 jam, namun pada kenyataannya pembagian waktu di dunia sampai ketika ini dibagi menjadi 41 zona waktu yang berbeda. Berikut ini yakni klarifikasi mengenai pembagian waktu di dunia beserta penjelasannya.
Sejarah pembagian waktu di dunia dimulai sebelum final kurun ke-19 ketika pencatatan waktu pada ketika itu sudah menjadi fenomena lokal. Kota-kota di dunia mengatur sistem jam yang didasarkan pada gerakan matahari sehari-hari. Sistem pencatatan waktu dilakukan dengan menugaskan para pembuat jam untuk mengkalibrasikan jam kota mengikuti gerakan matahari. Jam kota tersebut merupakan waktu resmi yang mewakili pada ketika itu.
Sistem pembagian waktu lalu berkembang pada pertengahan kurun ke-19. Hingga kesudahannya pada tahun 1878 di Kanada, seorang berjulukan Sir Sanford Fleming mencanangkan sistem zona waktu sebagai patokan pembagian waktu di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan sistem pembagian waktu di dunia. Pada ketika itu, Sir Sanford Fleming mengusulkan semoga pembagian waktu di dunia dibagi menjadi 24 zona waktu. Hal ini didasarkan pada bumi berputar pada porosnya selama 24 jam dan terdapat 360 derajat bujur di bumi, maka setiap 15 derajat bujur merupakan 1 jam rotasi bumi.
Sistem pembagian waktu di dunia secara resmi ditetapkan pada tahun 1884 ketika diadakan Konferensi Waktu Dunia Internasional di Washington DC. Konferensi tersebut dihadiri oleh 27 negara partisipan. Hasil dari konferensi tersebut yakni ditentukan sistem yang mengadopsi metode standarisasi waktu yang diusulkan oleh Sir Sanford Fleming dan memilih lokasi titik pangkal 0 derajat bujur atau yang dikenal Prime Meridian. Pada ketika itu, negara-negara anggota konferensi menyepakati nol derajat bujur berada pada kota Greenwich, Inggris dan membagi zona waktu menjadi 24 zona waktu relatif terhadap Prime Meridian. Pembagian waktu di dunia ketika itu dibentuk relatif terhadap pengukuran astronomi di Royal Observatory di Greenwich. Standar waktu di dunia tersebut dikenal dengan istilah Greenwich Mean Time (GMT).
Pembagian waktu di dunia mengalami perkembangan pada tahun 1972, ketika banyak negara beroperasi pada variasi dari 24 zona waktu awal yang disarankan oleh Sir Sanford Fleming. Pembagian waktu di dunia ketika ini diukur relatif menurut standarisasi Universal Time Coordinated (UTC) di Prime Meridian dan menjadi contoh aturan standar waktu di seluruh dunia. Sistem UTC di dunia didasarkan pada enam jam atom primer yang dikoordinasikan oleh Biro Internasional Berat dan Ukuran (BIPM) di Perancis. Hingga ketika ini pembagian waktu di dunia dibagi menjadi 41 zona waktu. Berikut yakni daftar zona waktu menurut Coordinated Universal Time (UTC):
UTC-12
- Kepulauan Luar Minor Amerika Serikat
- Pulau Baker
- Pulau Howland
UTC-11
- Samoa Amerika
- Kepulauan Luar Minor Amerika Serikat
- Pulau Jarvis
UTC-10
- Kepulauan Cook
- Polinesia Perancis
- Kepulauan Society termasuk Tahiti,
UTC-9:30
- Polinesia Perancis
- Kepulauan Marquesas
UTC-9
- Polinesia Perancis
- Kepulauan Gambier
- Amerika Serikat
UTC-8
- Kanada
- British Columbia
- Meksiko
UTC-7
- Kanada (MT—Zona Waktu Pegunungan)
- Regional District of East Kootenay,
- Arizona
- Kansas
- New Mexico
UTC-6
- Belize
- Kanada (CT—Zona Waktu Tengah)
- Chili
UTC-5
- Kanada (ET—Zona Waktu Timur)
- Kolombia
- Ekuador
- Haiti
UTC-4:30
- Venezuela
UTC-4
- Antartika
- Barbados (ECT – Waktu Karibia Timur)
- Bolivia
- Brasil
UTC-3:30
- Kanada (NST—Zona Waktu Standar Newfoundland)
- Labrador (tenggara)
- Newfoundland
UTC-3
- Antartika
- Semenanjung Antarktik
- Argentina
- Brasil – waktu resmi
UTC-2
- Brasil – Kepulauan Ocean
- Fernando de Noronha, Trindade dan Martim Vaz
- Kepulauan Georgia Selatan dan Sandwich Selatan
UTC-1
- Greenland (Denmark)
- Portugal
UTC
- Greenwich
- Irlandia
- Spanyol
- Senegal
UTC+1
- Belgia
- Denmark
- Perancis
- Jerman
- Italia
- Belanda
UTC+2
- Bulgaria
- Siprus
- Finlandia
- Turki
- Belarus
- Israel
- Syria
- Afrika Selatan (SAST—Waktu Standar Afrika Selatan)
UTC+3
- Bahrain
- Irak
- Qatar
UTC+3:30
- Iran
UTC+4
- Armenia
- Azerbaijan
- Georgia
UTC+4:30
- Afganistan
UTC+5
- Teritori Selatan Perancis
- Kazakhstan (Barat)
- Kyrgyzstan
- Pakistan (PST—Waktu Standar Pakistan)
- Rusia
UTC+5:30
- India
- Sri Lanka
UTC+5:45
- Nepal
UTC+6
- Bangladesh
- Bhutan
- Kazakhstan (Timur)
- Rusia
UTC+6:30
- Kepulauan Cocos
- Myanmar
UTC+7
- Kamboja
- Pulau Christmas (Australia)
- Waktu Indonesia cuilan Barat (WIB)
- Laos
- Mongolia (Khovd, Uvs, dan Bayan-Ölgii)
- Rusia
- Thailand
- Vietnam
UTC+8
- Australia
- Brunei
- China
- Hong Kong dan Makau SAR
- Taiwan
- Waktu Indonesia cuilan Tengah (WITA)
- Malaysia
- Filipina
- Rusia
- Singapura
UTC+8:45
- Australia
- Australia Barat
UTC+9
- Waktu Indonesia cuilan Timur (WIT)
- Jepang
- Korea Utara
- Korea Selatan
- Rusia
- Timor-Leste
UTC+9:30
- Australia
- New South Wales
- Northern Territory,
UTC+10
- Australia
- New South Wales
- Queensland,
- Papua Nugini
- Rusia
UTC+10:30
- Australia
- New South Wales
UTC+11
- Persatuan Negara Mikronesia
- Kaledonia Baru
- Rusia
- Kepulauan Solomon
UTC+11:30
- Pulau Norfolk
UTC+12
- Antarctica
- Fiji
- Kiribati
- Selandia Baru
- Rusia
UTC+12:45
- Selandia Baru
- Kepulauan Chatham
UTC+13
- Kiribati
- Samoa
- Tonga
UTC+14
- Kiribati
- Kepulauan Line
- Selandia Baru
Nah, itulah pembahasan mengenai pembagian waktu di dunia beserta penjelasannya. Semoga artikel ini bermanfaat.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com