Rene Descartes (1596-1650) seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Pelopor Filsafat Modern, juga sebagai Bapak Matematika (kalkulus) Modern. Pemikirannya menciptakan sebuah revolusi filsafat di Eropa alasannya pendakatan pemikirannya, bahwa semua tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Ini juga menunjukan keterbatasan insan dalam berpikir dan mengakui sesuatu yang di luar kemampuan pedoman manusia. Pada akhirnya, kita mengakui eksistensi kita alasannya adanya alam pikiran. Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum."Aku berpikir maka saya ada”. I think, so I am.
Misi filsafatnya yakni berusaha mendapat pengetahuan yang tidak sanggup diragukan. Metodenya ialah dengan mewaspadai semua pengetahuan yang ada. Pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga cuilan yang sanggup diragukan.
1.Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi sanggup diragukan, salah satu contoh kita memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok. Tejadi pada bencana pembiasan.
2.Fakta umum perihal dunia, semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga sanggup diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jikalau kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari situ kita mendapat pengetahuan umum tersebut.
3.Logika dan Matematika prinsip-prinsip budi dan matematika juga ia ragukan. Ia menyatakan bagaimana jikalau ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan delusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.
Ragukan Segalanya
Rene Descartes berpikir biar mencapai kebenaran, beliau harus memulai segalanya dari nol. Dengan demikian, beliau memulai dengan mewaspadai segala hal tanpa melihat adanya kebenaran yang mutlak sedikitpun. Semua hal yang diajarkan oleh gurunya, semua kepercayaan yang selama ini dianutnya, semua pedoman yang tampak masuk akal, bahkan eksistensi dirinya sendiri, semua diragukan oleh Rene Descartes.
Dari keraguan tersebut, Descrates hendak mencari pengetahuan apa yang tidak sanggup diragukan. Yang risikonya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka saya ada). Baginya eksistensi pikiran insan yakni sesuatu yang otoriter dan tidak sanggup diragukan. Sebab meskipun pemikirannya perihal sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu matriks, ia ragu akan segalanya, tidak sanggup diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada.
Percobaan Ilmiah Versus Takhayul
Descartes terbiasa melaksanakan riset ilmiah untuk menunjukan sustu hal, dan ia percaya bahwa penerapan-penarapan mudah dari riset ini memberi manfaat lebih baik bagi masyarakat. Ia mengatakan, Para ilmuwan musti menghindari pandangan yang tidak rasional, dan harus mencoba menggambarkan dunia melalui persamaan-persamaan matematika.
Descartes percaya bahwa seluruh dunia, kecuali Tuhan dan jiwa manusia, beroperasi secara mekanik. Karena itulah ia percaya semua bencana sanggup dijelaskan melalui percobaan-percobaan ilmiah, sehingga ia menolak banyak sekali bentuk sihir, astrologi, dan takhayul lainnya.
————————-
By: Emris Abe