Thursday, December 21, 2017

Persebaran Tanah Aluvial Di Indonesia Dan Manfaatnya

Sepanjang ajaran sungai Brantas di wilayah Jawa Timur Persebaran Tanah Aluvial Di Indonesia Dan ManfaatnyaBerdasarkan klasifikasi persebaran tanah aluvial di Indonesia, tanah aluvial atau endapan merupakan salah satu dari jenis-jenis tanah  yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di daerah dataran rendah yang memiliki tingkat kesuburan yang baik dan cocok untuk lahan pertanian.


Tanah ini belum memiliki profil yang stabil karena usia jenis tanah ini masih muda sehingga belum memiliki struktur tanah yang solid. Jika terjadi banjir yang sangat hebat, jenis tanah ini akan hanyut dan larut dalam air yang kemudian akan mengalami proses pengendapan yang bercampur dengan lumpur.


Menurut sejumlah penelitian jenis tanah aluvial atau endapan terletak di berbagai daerah yang posisi pastinya terletak di beberapa ajaran sungai baik yang berarus rendah, sedang, dan besar. Secara umum persebaran tanah aluvial atau endapan dapat dinyatakan pada sejumlah daerah berikut ini:



  • Sepanjang aliran sungai Bengawan Solo di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai memiliki panjang sekitar 548 km yang membelah beberapa wilayah di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai ini bermuara di Laut Jawa.

  • Sepanjang ajaran sungai Opak, Oyo, Gajah Wong, dan Glagah di wilayah DI. Yogyakarta.

  • Sepanjang ajaran sungai Brantas di wilayah Jawa Timur.

  • Sepanjang ajaran sungai Serayu di wilayah Jawa Tengah.

  • Sepanjang aliran sungai Kapuas di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. Sungai ini memiliki panjang sekitar 1.143 km dan merupakan aliran sungai terpanjang di Indonesia.

  • Sepanjang ajaran sungai Mahakam di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Sungai ini mempunyai panjang 920 km.

  • Sepanjang ajaran sungai Barito di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dengan panjang sekitar 900 km.

  • Sepanjang ajaran sungai Batanghari di wilayah Sumatera yang mempunyai panjang 800 km dan menjadi sungai terpanjang di Pulau Sumatera.

  • Sepanjang ajaran sungai Musi di wilayah Palembang, Propinsi Sumatera Selatan yang mempunyai panjang sekitar 750 km.

  • Sepanjang ajaran sungai Memberamo di wilayah Propinsi Papu Barat dengan panjang sekitar 670 km dan menjadi sungai terpanjang di wilayah Papua Barat.

  • Sepanjang ajaran sungai Asahan di wilayah Propinsi Sumatera Utara.

  • Sepanjang ajaran sungai Wampu dan Deli di wilayah Propinsi Sumatera Utara.


Dari penjabaran di atas maka tanah aluvial atau endapan terdapat di banyak sekali jenis sungai. Selain terdapat di sepanjang aliran sungai di Indonesia, persebaran tanah aluvial atau endapan dapat ditemukan juga di seluruh wilayah lain di penjuru dunia. Hal terpenting adalah bahwa persebaran tanah endapan ini hanya ditemukan pada daerah yang dialiri aliran sungai.


Berdasarkan penjelasan di atas, persebaran tanah endapan atau aluvial dapat diketahui dari lokasinya yang kebanyakan berada di sepanjang aliran sungai. Tanah endapan atau aluvial ini juga merupakan salah satu ekosistem sungai yang didasarkan pada lokasinya tersebut.


Lebih lanjut, tanah endapan atau aluvial ini seringkali dimanfaatkan oleh para petani setelah terjadinya banjir atau pada saat musim kemarau datang untuk ditanami sayur-sayuran, seperti sayuran kangkung. Pada saat musim kemarau, kebanyakan debit aliran sungai akan menyusut sehingga lapisan tanah aluvial atau endapan dapat terlihat jelas. Selain itu, tanah endapan atau aluvial yang berada di aliran sungai yang dekat pertambangan seringkali digunakan untuk penambang tradisional untuk mendulang emas atau mencari butiran emas dengan cara mengayak lapisan tanah endapan tersebut.


Tanah endapan atau aluvial melakukan interaksi pertukaran energid an bahan secara tetap dengan lingkungan sekitarnya, yaitu sungai. Melalui permukaan tanah endapan ini pertukaran antara air dan atmosfer terjadi secara langsung, yaitu melalui evaporasi dan hujan, dan secara tidak langsung, yaitu melalui perantara vegetasi (transpirasi dan hujan).


Sehingga tanah endapan ini seringkali mengalami erosi yang hebat saat terjadinya banjir dengan debit air yang sangat berlimpah dan biasanya lapisan tanah ini akan terbawa dari hulu hingga hilir sungai. Sebagai contohnya, lapisan tanah endapan di sepanjang aliran Sungai Asahan yang berhulu di Danau Toba, sepanjang aliran Sungai Deli yang berhulu di kompleks Gunung Sibayak dan sepanjang aliran Sungai Wampu yang berhulu di dataran tinggi Simalungun dan dataran tinggi Karo.


Tanah aluvial atau endapan selalu berasal dari dataran tinggi menuju ke dataran rendah. Pada ketika tanah yang berasal dari dataran tinggi terbawa oleh air dan mengendap di dasar lereng sehingga terbentuk semacam onggokan yang berbaris-baris, maka tanah ini disebut dengan colluvium atau endapan. Sedangkan pada ketika tanah pergerakan air yang mengalir secara merata dan tipis di atas permukaan tanah dan mencari celah-celah bukit dan berkumpul membentuk alur air yang kecil dan beberapa alur berkumpul di bab bawah akan membentuk parit-parit yang membentuk jaringan ajaran air atau sungai kecil. Pada ketika tanah yang diangkut oleh gerakan air ersebut hingga ke salurang sungai dan diendapkan selama beberapa waktu maka timbullah lapisan tanah yang dinamakan alluvium atau tanah endapan.


Jadi, persebaran tanah endapan akan terjadi selama adanya pengangkutan tanah dari dataran tinggi (baca: pengertian dataran tinggi) ke dataran rendah melalui proses pergerakan aliran sungai atau salju yang meleleh di suatu tempat. Maka, persebaran tanah endapan atau aluvial ini juga dapat dikatakan tergantung pada perubahan iklim Indonesia dan pembagian musim di Indonesia yang terjadi sepanjang waktunya. Tanah endapan akan mengalami proses pengangkutan dan pengendapan terus menerus oleh ajaran sungai dan angin.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com