Pendidikan utamanya bertujuan untuk memperlihatkan bekal kemampuan dasar kepada akseptor didik untuk menyebarkan potensi kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota masyarakat dunia. Rendahnya mutu pendidikan secara umum disebabkan oleh banyak sekali faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal mencakup kualitas proses berguru mengajar ( kurangnya sarana, kualitas dan jumlah guru, metode mengajar, kurikulum serta pengelolaan sekolah), sedangkan faktor eksternal lebih disebabkan oleh tugas orang renta dan masyarakat dalam mendukung pembangunan pendidikan yang berkualitas.
Keberhasilan pendidikan tidak hanya menjadi tanggungjawab forum pendidikan ataupun pemerintah. Melainkan seluruh komponen dalam pendidikan, yaitu forum pendidikan, anak didik dan orang tua. Ketiga komponen ini harus bisa bersinergi dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pelaksanaan pendidikan. Demokratisasi pendidikan diartikan sebagai hak setiap warga negara atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk menikmati pendidikan. Dalam hal ini kesempatan setiap warga negara dalam mengikuti pendidikan juga tidak didasarkan atas diskriminasi tertentu. Wujud demokratisasi pendidikan ialah dengan adanya Komite Sekolah. Komite Sekolah ini diperlukan bisa menjadi media semua komponen pendisikan dalam menciptakan perencanaan dan juga mengadakan monitoring evaluasi. Dari sinilah maka, komite sanggup berfungsi sebagai wahana penyambung aspirasi seluruh komponen dalam pendidikan.
Demokratisasi pendidikan bukan hanya sekedar prosedur, tetapi juga nilai-nilai legalisasi dalam kehormatan dan martabat manusia. Dalam hal ini melalui upaya demokratisasi pendidikan diperlukan bisa mendorong munculnya individu yang kreatif, kritis, dan produktif tanpa harus mengorbankan martabat dan dirinya.
contoh-contoh demokratisasi pendidikan :
wajib berguru 9 tahun, sekolah gratis, dana BOS, beasiswa pendidikan bagi siswa berprestasi, jadwal derma sekolah inpers, subsidi pendidikan