Saturday, November 4, 2017

5 Ciri-Ciri Tanah Tercemar

Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Pemanfaatannya telah usang diperuntukkan bagi kesejahteraan manusia. Misalnya sebagai kawasan mendirikan bangunan rumah, kantor, gedung, bahkan candi. Tanah juga sangat berperan penting dalam tumbuh kembangnya tumbuhan lantaran menyediakan unsur hara beserta kandungan lain yang bermanfaat bagi perkembangan flora itu sendiri. Selain itu tanah juga diperuntukkan dalam industri, ibarat referensi dalam menciptakan kerikil bata, genting, tembikar, dan gerabah, sehingga mempunyai nilai hemat yang sangat tinggi. Maka, tidak mengherankan jikalau tanah semakin tahun semakin mahal harganya. Pemanfaatan tanah yang sangat penting dalam kehidupan insan ini seiring dengan perkembangan industri yang semakin cepat usang kelamaan mengalami kontaminasi atau pencemaran sehingga menurunkan derajat kesuburannya dan tentu saja mengurangi pemanfaatannya. Dalam pembahasan berikut akan memaparkan mengenai ciri-ciri tanah terkotori secara terperinci dan menjelaskan mengenai pencemaran tanah itu sendiri.


Dalam bidang ilmu tanah, tanah merupakan belahan terluar dari lapisan penyusun planet Bumi yang berisi sejumlah mineral dan materi organik lainnya. Dalam proses pembentukannya, tanah terbentuk dari proses pelapukan kimiawi dan fisik dari sejumlah material yang ada di permukaan bumi. Seperti, pelapukana batuan yang disebabkan oleh faktor iklim, organisme, dan topografi yang erjadi selama bertahun-tahun lamanya. Lebih lanjut, tanah juga dihasilkan dari penguraian flora yang telah layu dan lapuk yang kemudian terurai menjadi tanah, serta letusan dari gunung berapi yang memuntahkan material padatan ibarat pasir dan debu vulkanis yang kemudian menyusun pembentukan tanah. Untuk mengetahui lebih detail mengenai pengertian tanah, berikut ini klarifikasi tanah oleh beberapa ahli. Tanah merupakan sekumpulan material padat yang mendiri antara satu unsur dengan unsur lainnya dan berisikan gas dan air diantara sela-sela belahan tersebut (Verhoef, 1994). Tanah merupakan keseluruhan mineral yang mempunyai ikatan kimiawi yang lemah lantaran dihasilkan dari pelapukan batuan (Craig, 1991). Selanjutnya, tanah yaitu bahan-bahan yang terdiri dari sekumpulan mineral padat yang mempunyai ikatan kimiawi yang sangat longgar dan terisi oleh udara dan air di rongga-rongga diantara partikelnya (Das, 1995). Tanah merupakan percampuran dari partikel padat yang meliputi potongan batuan yang besar, sedang, dan kecil, pasir, lempung dan koloid (Bowles, 1984). Dengan demikian tanah yaitu gabungan dari banyak sekali jenis material padat yang mengalami pelapukan secara kimiawi dan mempunyai kandungan mineral, udara, dan air diantara rongga-rongga antar partikel penyusunnya.


Dari klarifikasi di atas, tanah sanggup diketahui mempunyai kualitas baik atau jelek dari sejumlah faktor-faktor dari kondisi fisik dan kimiawi dari tanah tersebut, yaitu dari sifat, ciri khusus, proses fisika dan kimia, dan biologinya. Dari sejumlah faktor tersebut, kualitas tanah harus memperlihatkan proses yang terjadi dengan ekosistemnya, gabungan antara proses fisika, kimia, dan biologi tanah, mempunyai kemampuan yang layak untuk dipergunakan dan dimanfaatkan, mempunyai sensitifitas terhadap perubahan iklim dan pemanfaatan tanah, sanggup diamati melalui data permukaan tanahnya (Doran & Parkin, 1994). Faktor-faktor yang memilih kualitas tanah ini selanjutnya sanggup diketahui dari unsur-unsur yang ada di dalam setiap faktor tersebut. Hal ini sanggup dilihat dalam penejlasan berikut ini,



  • Sifat fisika tanah


Kondisi fisik dari tanah meliputi tekstur tanah, struktur tanah, kerapatan massa tanah, porositas tanah, drainase antar pori yang cepat, dan tingkat permeabilitas tanah.



  •  Sifat kimia tanah


Kondisi kimia dari tanah meliputi derajat pH tanah, kapasitas pertukaran Kation, komponen C-organik, unsur total N, kandungan fosfor, kalsium,  magnesium, dan kalium.



  • Sifa biologi tanah


Kondisi biologis dari tanah terdiri dari total mikroorganisme yang hidup di dalam tanah, jumlah kuman pelarut fosfor, jumlah jamur tanah, dan total respirasi tanah.


Setelah mengetahui kondisi secara umum dari tanah, maka pembahasan selanjutnya akan mengulas mengenai pencemaran tanah dan ciri-ciri tanah terkotori yang sanggup diketahui dalam kehidupan sehari-hari.


Pencemaran tanah (baca: jenis pencemaran tanah dan penjelasannya) merupakan kondisi dimana suatu tanah mengalami kontaminasi zat atau senyawa atau energi yang sanggup merusak susunan struktur tanah dan menyebabkan terganggunya ekosistem tanah. Hal ini disebabkan oleh beberapa polutan atau zat pencemar yang dihasilkan dari sejumlah penyebab. Polutan ini sanggup mencemari suatu tanah apabila jumlahnya melebihi ambang batas normal, dan melaksanakan penetrasi pada waktu dan kawasan yang tidak tepat. Sehingga, polutan ini sanggup mengganggu tanah dalam jangka waktu yang lama.


Beberapa polutan yang sanggup menyebabkan pencemaran tanah hampir semuanya berasal dari aktifitas insan dan industri. Diantaranya yaitu kebocoran limbah cair atau kimia dari suatu pabrik atau akomodasi publik lainnya, penggunaan pestisida yang serampangan, limbah cair rumah tangga yang berasal dari aktifitas mandi, mencuci, dan lainnya, limbah sampah organik dan anorganik, limbah yang mengandung logam berat, zat radioaktif, dan limbah yang berasal dari sisa pupuk dan dari rumah sakit (baca: penyebab terjadinya pencemaran tanah dan penjelasannya (paling lengkap)).


Berdasarkan pemaparan di atas, maka ciri-ciri tanah terkotori sanggup diketahui dari beberapa hal sebagaimana berikut ini, antara lain:



  1. Tingginya derajat keasaman atau pH tanah. Hal ini menyebabkan tanah tidak sanggup menjadi media tanam sejumlah tumbuhan yang bermanfaat bagi insan dan mahkluk hidup lainnya;

  2. Hilangnya unsur hara dari tanah. Unsur hara merupakan belahan terpenting dari tanah lantaran unsur hara ini memungkinkan adanya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan mikroorganisme dan mikroba dalam tanah. Penyebabnya sanggup berasal dari kontaminasi pestisida, limbah cair dari rumah tangga dan industri, dan adanya logam berat dalam tanah;

  3. Tidak adanya gejala pertumbuhan jamur atau mikroorganisme lain. Tanah yang terkotori tentunya tidak sanggup lagi memperlihatkan pendukung kehidupan bagi mahkluk hidup yang tinggal di dalamnya atau di atas permukaan tanah.

  4. Minimnya kandungan mineral. Kandungan mineral yang terdiri dari C-Organik, Nitrogen, Kalium, Fosfor, Kalsium, Magnesium, dan Oksigen akan berkurang dari struktur tanah apabila sejumlah polutan yang melaksanakan penetrasi kedalam tanah melebihi ambang batas normal sehingga polutan tersebut akan mengambil alih atau merusak kandungan mineral dalam tanah.

  5. Mengandung plastik dan bahan-bahan yang tidak sanggup diurai. Semakin banyak sampah plastik yang tertimbun di dalam tanah, maka semakin jelek kondisi tanah tersebut lantaran plastik dan materi yang tidak sanggup terurai akan menyebabkan kontaminasi tanah dalam jangka waktu yang lama.


Demikianlah pemaparan tercemarnya suatu tanah yang diakibatkan oleh sejumlah zat polutan yang membahayakan bagi kelangsungan hidup tanah dan mengganggu pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari (baca: efek pencemaran tanah terhadap lingkungan).



Sumber aciknadzirah.blogspot.com