Monday, September 18, 2017

√ Laporan Pendahuluan Dhf

Untuk laporan pendahuluan DHF atau lebih sering di singkat LP DHF silahkan d0wnl0ad dibawah.


Salam teman sejawat sekalian. bagi seorang perawat pastinya tidak ajaib lagi dengan yang nama nya laporan pendahuluan, lantaran sebagai seorang perawat khususnya yang sedang mengenyam pendidikan di akademik pastilah sering bergelut dengan yang namanya laporan pendahuluan, terutama pada dikala mulai praktikum dirumah sakit dan juga bagi yang sedang menjalani kegiatan profesi ners.

bermaksud membantu teman sejawat yang sedang membutuhkan laporan pendahuluan sebagai kiprah pada dikala praktik di rumah sakit. kali ini admin coba membagikan laporan pendahuluan (LP) Dengue Hemoragic Fever (DHF)


 bagi seorang perawat pastinya tidak ajaib lagi dengan yang nama nya √ Laporan Pendahuluan DHF
Lp DHF


A. PENGERTIAN DHF 


Dengue Hemoragic Fever atau DHF yaitu suatu nanah arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan remaja yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).


B. ETIOLOGI DHF

serotipe 1,2,3,4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti


C. KLASIFIKASI DHF WHO, 1986

WHO mengklasifikasikan DHF berdasarkan derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :

  • Derajat I 
Demam disertai tanda-tanda klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.

  • Derajat II 
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan impulsif ibarat petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.

  • Derajat III 
Ditandai oleh tanda-tanda kegagalan peredaran darah ibarat nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( <120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 --> 120/100 ---> 120/110 --> 90/70 --> 80/70 --> 80/0 --> 0/0 ) Derajat IV Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung >140x/mnt ) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.


D. TANDA DAN GEJALA DHF

Tanda dan tanda-tanda bervariasi berdasarkan umur dan dari penderita.

Pada bayi dan anak kecil (muda) penyakit ini mungkin tidak terdiferensiasi atau ditandai oleh demam 1-5 hari, radang faring, rhinitis dan batuk ringan. Pada wabah sebagian besar yang terinfeksi yaitu anak yang lebih tua.

Sesudah masa inkubasi 1-7 hari, ada demam yang dimulai mendadak, yang ringan cepat naik hingga 39,4-41,10C, biasanya disertai dengan nyeri frontal. Kadang-kadang, nyeri punggung mendahului demam. Ruam sementara, menyeluruh yang memucat pada penitikberatan sanggup dilihat selama 24-48 jam pertama demam. Frekuensi nadi mungkin lambat relatif terhadap tingkat demam. Dari demam hari 2-6, limfadenopati menyeluruh, hiperanestesia kulit, penyimpangan rasa, mual dan muntah dan anoreksia yang menonjol terjadi.

Epistaksis, petekie dan lesi purpura tidak biasa tetapi sanggup terjadi pada setiap stadium. Darah yang tertelan dari epistaksis dimuntahkan atau lewat melalui rektum, mungkin secara salah diinterpretasi sebagai perdarahan jalan masuk cerna.


Klinis
  1. Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari. 
  2. Manifestasi perdarahan termasuk setidak-tidaknya bendungan konkret dan bentuk lain (petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis atau melena. 
  3. Pembesaran hati. 
  4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun, TD menurun disertai kulit yang teraba cuek dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

E. MANISFESTASI KLINIS DHF

  • Demam
Demam biasanya terjadi dengan cara yang mendadak berlangsung dalam waktu 2 – 7 hari kemudian kembali turun menuju suhu yg normal atau sanggup lebih rendah. Diikuti dengan berlangsung demam, beberapa tanda-tanda klinik yang tidak spesifik sanggup muncul contohnya anoreksia, adanya nyeri punggung , nyeri tulang dan pula nyeri persediaan, nyeri kepala serta rasa lemah juga sanggup menyertainya.

  • Perdarahan 
Perdarahan umumnya sanggup terjadi pada hari ke 2 disaat demam & umumnya terjadi pada kulit & sanggup di dukung dengan hasil uji tocniquet yg konkret gampang terjadi adanya perdarahan pada vena, purpura dan petekia.

  • Hepatomegali 
Ketika demam pertama kalinya muncul biasanya hati sudah sanggup teraba, meski pada anak yg kurang gizi hati juga sudah diraba. apabila terjadi peningkatan dari hepatomegali & hati telah teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan adanya tejadi sebuah renjatan pada penderita.

  • Renjatan (Syok) 
Syok umumnya sanggup terjadi pada hari ke 3, dimulai dengan beberapa tanda kegagalan sirkulasi yakni kulit terasa lembab, merasa cuek pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta adanya sianosis disekitar mulut. Apabila stress berat terjadi ketika masa demam maka biasanya akan membuktikan prognosis yang amat buruk.


F. PATOFISIOLOGI DHF

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan tanda-tanda lantaran viremia, ibarat demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial ibarat pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan lantaran kongesti pembuluh darah dibawah kulit.

Fenomena patofisiologi utama yang memilih berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler lantaran pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.

Adanya kebocoran plasma ke kawasan ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai jawaban kehilangan plasma, jikalau tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain simpulan hidup pada DHF yaitu perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.

Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.

Pathway DHF
Pathway DHF

Download Pathway DHF, DISINI

G. KOMPLIKASI

Ada beberapa komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
  • Perdarahan yang luas. 
  • Mengalami shock atau renjatan. 
  • Mengalami effusi pleura 
  • Mengalami penurunan tingkat kesadaran.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • Trombositopeni ( < 100.000/mm3) 
  • Hb dan PCV meningkat ( >20% ) 
  • Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis ) 
  • Isolasi virus 
  • Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder 
  • Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.

I. PENATALAKSANAAN

Indikasi rawat inap pada dugaan nanah virus dengue :
  • Panas 1-2 hari disertai kehilangan cairan tubuh ( lantaran panas, muntah, masukan kurang ) atau kejang-kejang. 
  • Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet konkret / negatif, kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat. 
  • Panas disertai perdarahan 
  • Panas disertai renjatan.

Belum atau tanpa renjatan:

Grade I dan II :
  1. Oral ad libitum atau 
  2. Infus cairan Ringer Laktat dengan takaran 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bantu-membantu diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya. 
  3. Untuk kasus yang menunjukkan tanda-tanda kehilangan cairan tubuh disarankan minum sebanyak-banyaknya dan sesering mungkin. 
  4. Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut : 
  • 100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg 
  • 75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg • 60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg 
  • 50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg 
  • Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada nanah lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

Dengan Renjatan ;

Grade III

a. Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang digunakan untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut :
  • 100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg 
  • 75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat tubuh 26-30 Kg. 
  • 60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg. 
  • 50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.
b. Apabila satu jam sehabis pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral cuek maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan sanggup diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu sehabis sanggup mengatasi renjatan.

c. Apabila satu jam sehabis proteksi cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral cuek maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau lainnya ) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan sanggup diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.


J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Identitas DHF merupakan penyakit kawasan tropis yang sering menjadikan simpulan hidup anak, remaja dan remaja ( Effendy, 1995 )


Wawancara
  1. Keluhan Utama Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun. 
  2. Riwayat penyakit kini Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun. 
  3. Riwayat penyakit terdahulu Tidak ada penyakit yang diderita secara specific. 
  4. Riwayat penyakit keluarga Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, lantaran penyakit DHF yaitu penyakit yang sanggup ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty. 
  5. Riwayat Kesehatan Lingkungan Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air higienis ibarat kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, kolam mandi jarang dibersihkan. 
  6. Riwayat Tumbuh Kembang 

Pemeriksaan fisik / Pengkajian Per Sistem
  1. Sistem Pernapasan Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles. 
  2. Sistem Persyarafan Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV sanggup trjadi DSS 
  3. Sistem Cardiovaskuler Pada grde I sanggup terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III sanggup terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak sanggup diukur. 
  4. Sistem Pencernaan Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri dikala menelan, sanggup hematemesis, melena. 
  5. Sistem perkemihan Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah. 
  6. Sistem Integumen. Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat konkret pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III sanggup terjadi perdarahan impulsif pada kulit.



Daftar Pustaka
  • Doenges marilynn E, dkk, 2000. penerapan Proses Keperawatan dan diagnosa Keperawatan Jakarta : EGC
  • Hendrayanto, 2004. Ilmu Penyakit dalam, Jilid 1, Jakarta : FKUIM
  • Mansjoer, Arif dkk : 2000 Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta
  • Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare, 2002 Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah Edisi 8. Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran : EGC
  • Soegijarto, Soegeng, 2006, Demam Berdarah Dengue, edisi 2. Surabaya Aerlangga
  • Widyaastuti, Palupi, 2004, Pencegahan Dengue Dan Demam Berdarah Jakarta : EGC.

Diatas merupakan Laporan Pendahuluan DHF, terima kasih telah berkunjung dan supaya sanggup membantu.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com